masukkan script iklan disini
Pupuk kaltim |
Potret Pertanian - Pemupukan MerupakanPemupukan menurut pengertian khusus ialah pemberian bahan
yang dimaksudkan untuk menyediakan hara bagi tanaman. Umumnya pupuk
diberikan dalam bentuk padat atau cair melalui tanah dan diserap oleh
akar tanaman. Namun pupuk dapat juga diberikan lewat permukaan tanaman,
terutama daun. Pemberian bahan yang dimaksudkan untuk memperbaiki suasana tanah, baik
fisik, kimia atau biologis disebut pembenahan tanah (amendement) yang
berarti perbaikan (reparation) atau penggantian (restitution).
Bahan-bahan tersebut termasuk mulsa (pengawet lengas tanah, penyangga
temperatur), pembenah tanah (soil conditioner, untuk memperbaiki
struktur tanah), kapur pertanian (untuk menaikkan pH tanah yang terlalu
rendah, atau untuk mengatasi keracunan Al dan Fe), tepung belerang
(untuk menurunkan pH tanah yang semula tinggi) dan gipsum (untuk
menurunkan kegaraman tanah). Rabuk kandang dan hijauan legum diberikan
ke dalam tanah dengan maksud sebagai pupuk maupun pembenah tanah.
Pemupukan merupakan salah satu usaha pengelolaan kesuburan tanah. Dengan mengandalkan sediaan hara dari tanah asli saja, tanpa penambahan hara, produk pertanian akan semakin merosot. Hal ini disebabkan ketimpangan antara pasokan hara dan kebutuhan tanaman. Hara dalam tanah secara berangsur-angsur akan berkurang karena terangkut bersama hasil panen, pelindian, air limpasan permukaan, erosi atau penguapan. Pengelolaan hara terpadu antara pemberian pupuk dan pembenah akan meningkatkan efektivitas penyediaan hara, serta menjaga mutu tanah agar tetap berfungsi secara lestari.
Tujuan utama pemupukan adalah menjamin ketersediaan hara secara optimum untuk mendukung pertumbuhan tanaman sehingga diperoleh peningkatan hasil panen. Penggunaan pupuk yang efisien pada dasarnya adalah memberikan pupuk bentuk dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, dengan cara yang tepat dan pada saat yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pertumbuhan tanaman tersebut. Tanaman dapat menggunakan pupuk hanya pada perakaran aktif, tetapi sukar menyerap hara dari lapisan tanah yang kering atau mampat. Efisiensi pemupukan dapat ditaksir berdasarkan kenaikan bobot kering atau serapan hara terhadap satuan hara yang ditambahkan dalam pupuk tersebut.
Contoh permasalahan pada tanaman cabai banyak yang rontok di saat fase pembungaan. hal tersebut dikarenakan pemakaian unsur nitrogen yang berlebihan tanpa memperhatikan keseimbangan dalam melakukan pemupukan, nah gejala tersebut tentunya akan merugikan bagi sipelaku budidaya cabai tersebut, baik itu waktu dan dosis nya adalah hal yang sangat penting.
Contoh selanjutnya adalah pemakaian Unsur Posfat yang berlebihan pada fase pembuahan pada tanaman cabai, yang akan membuat tanaman cabai tidak bisa berumur panjang ! karena pada dasarnya tanaman cabai mempunyai hal yang unik, nah baca di sini Tips Membuat Tanaman Cabe Berumur Panjang , mudah-mudahan artikel singkat ini dapat memberikan pemahaman tentang dinamika dalam pemupukan.
dikutip dari www.belajartani.com " Entah tepatnya sejak kapan, kegiatan pemupukan pertama oleh manusia dilakukan. Menurut beberapa literatur, petani kita sudah akrab dengan pupuk bahkan sejak zaman penjajahan dulu kala. Petani mengadopsi teknik yang mereka peroleh saat bekerja di perkebunan besar yang dikelola oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Pada saat itu pemupukan dilakukan bukan untuk menyuburkan tanah (karena kondisi tanah pada saat itu masih sangat subur) tapi bertujuan untuk melipatgandakan hasil panen.
Berdasarkan history singkat di atas, membicarakan tentang pupuk atau pemupukan sebenarnya bukanlah hal yang baru. Pupuk itu identik dengan petani dan telah menjadi bagian dari petani sejak beberapa abad silam. Oleh karena itu, semestinya petani telah mengetahui dan memahami dinamika pupuk dan pemupukan.
Pupuk bagi kebanyakan petani seolah menjadi jaminan agar tanaman mereka subur dan bisa panen melimpah. Jangan sampai yang namanya pupuk ini, petani kehabisan. kebanyakan petani bahkan sudah membeli pupuk meski waktu tanamnya masih lama. Mungkin termasuk anda salah satunya? Ya kan..? hehe
Lantas muncul pertanyaan, bagaimana teknik pemupukan yang benar? Hal ini lah yang sangat penting untuk diketahui, difahami dan dikuasai oleh petani, mengingat harga pupuk terutama pupuk non susidi cukup mahal. Akan rugi jika sudah membeli pupuk dengan harga mahal namun tidak efektif dan efisien (terbuang sia-sia).
Idealnya biaya untuk membeli pupuk yang mahal seharusnya terbayar dengan performa tanaman yang baik, tumbuh maksimal dan berproduktivitas tinggi.
Namun fakta yang ditemukan di lapangan ternyata masih banyak petani kita yang masih salah saat aplikasi pupuk. Misalnya masih banyak petani kita yang memberi urea pada tanaman padinya melebihi dosis yang diajurkan (300 kg/ha). Sekali lagi, hal ini bisa jadi karena petani masih belum benar-benar memahami teknik dalam pemupukan yang benar.
Memang tanaman yang diberikan N lebih tinggi dari dosis yang dianjurkan akan nampak jauh lebih hijau dan segar daunnya. Tapi pemberian urea berlebihan tanpa diimbangi pupuk yang mengandung unsur hara lain menyebabkan tanaman mudah roboh dan rentan terhadap serangan penyakit.
Ada teman petani melon yang cukup berpengalaman, pernah berkata:
“Kalau pakai N lebih dari dosis, buah melon saya kualitasnya tidak bagus, kurang manis dan daya simpannya tidak lama, mas. saya lebih suka pake pupuk NPK karena komposisi unsur haranya sudah lengkap dan imbang”
Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan selain boros biaya, juga dapat merusak struktur tanah, tanah akan menjadi tidak subur. Sebenarnya di dalam tanah unsur hara N, P, K telah tersedia, hanya saja dalam bentuk yang tidak dapat diserap tanaman. Beberapa mikroorganisme sperti Trichoderma sp (Baca juga :3 Cara Aplikasi Agens Hayati Trichoderma Sp pada Tanaman Cabai), dapat membantu mengurai sehingga dapat diserap oleh akar tanaman.
Kalau dicermati lagi, saat ini petani kita sudah sangat tergantung dengan pupuk kimia dan sangat sedikit yang masih percaya dengan kemampuan pupuk organik. Efeknya permintaan pupuk kimia naik, di saat yang sama produksinya jauh dari kebutuhan.
Ketergantungan petani terhadap pupuk kimia ini menyebabkan petani berada pada posisi yang tidak menguntungkan. Terlihat saat pupuk kimia mulai langka kebanyakan petani harus rela membayar mahal agar tetap memperoleh pupuk.
Berdasarkan urain di atas, sangat perlu bagi insan tani Indonesia untuk mengetahui, memahami dan menguasai teknik pemupukan tepat dan berimbang. Bagaimana sih sebenarnya konsep praktis pemupukan tepat dan berimbang?
Teknik pemupukan tepat dan berimbang harus memperhatikan sifat dan fungsi pupuk, waktu (kapan pemberian yang tepat) serta dosisnya yang tepat.
sumber ilustrasi : santri.net |
1. Pemupukan Tepat
a.Tepat Waktu,
dalam melakukan pemupukan hal yang harus diperhatikan adalah waktu yang tepat, dimaksudkan waktu yang tepat ialah dimana pada fase-fase tertentu padatanaman yang dibudidayakan.
Contohnya :
kebutuhan tanaman pada fase pertumbuhan, pada fase ini kebutuhan pupuk yang paling dibutuhkan adalah Jenis pupuk yang mengandung unsur hara nitrogen, Seperti Orea dalam jumlah yang lebih tinggi.
dalam melakukan pemupukan hal yang harus diperhatikan adalah waktu yang tepat, dimaksudkan waktu yang tepat ialah dimana pada fase-fase tertentu padatanaman yang dibudidayakan.
Contohnya :
kebutuhan tanaman pada fase pertumbuhan, pada fase ini kebutuhan pupuk yang paling dibutuhkan adalah Jenis pupuk yang mengandung unsur hara nitrogen, Seperti Orea dalam jumlah yang lebih tinggi.
b.Tepat Dosis,
Dalam melakukan pemupukan hal yang juga harus diperhatikan adalah Dosis, dengan dosis yang tepat sesuai dengan kebutuhan tanaman yang dibudidayakan. kekurangan dosis atau kelebihan dosis akan menganggu produktifitas tanaman,
Contohnya ;
Misalkan kelebihan unsur boron dalam mekukan pemupukan akan mengakibatkan kerusakan dalam sifat marfologi tanaman. tanaman akan kerdil, jika tanaman adalah salah satu tanaman berbunga dan berbuah akan terjadi kerontokan, untuk lebih parahnya tanaman akan mati.
Dalam melakukan pemupukan hal yang juga harus diperhatikan adalah Dosis, dengan dosis yang tepat sesuai dengan kebutuhan tanaman yang dibudidayakan. kekurangan dosis atau kelebihan dosis akan menganggu produktifitas tanaman,
Contohnya ;
Misalkan kelebihan unsur boron dalam mekukan pemupukan akan mengakibatkan kerusakan dalam sifat marfologi tanaman. tanaman akan kerdil, jika tanaman adalah salah satu tanaman berbunga dan berbuah akan terjadi kerontokan, untuk lebih parahnya tanaman akan mati.
sumber ilustrasi: dreamstime.com |
2. Pemupukan Berimbang
Dalam melakukan pemupukan, tidak cukup hanya dengan melakukan dengan tepat, tapi juga harus memperhatikan pemupukan dengan berimbang, yaitu dengan melakukan pemberian pupuk
ke dalam tanah untuk mencapai status semua hara esensial seimbang dan
optimum dalam tanah untuk meningkatkan produksi dan mutu hasil
pertanian, efisiensi pemupukan, kesuburan tanah serta menghindari pencemaran lingkungan.
Contoh ;
Pemberian pupuk dengan memperhatikan semua unsur hara yang dibutuhkan, seperti kebutuhan Unsur hara macro dan mikro, atau kebutuhan hara yang dalam jumlah besar dan kecil, misalnya NPK salah unsur hara Macro, sementara Mgs, CaCO, B, ML, Fe, Zink dan Sulfur. karena pada dasarnya setiap tanaman membutuhkan semua unsur tersebut diatas, jika dalam tanah ada salah satu saja unsur yang kurang, maka akan mempengaruhi produktifitas tanaman itu sendiri.
Ok sobat Potret Pertanian, demikian artikel tentang pemupukan tepat dan berimbang. Semoga ada manfaatnya ya. Dan jika dirasa artikel ini dapat menambah pengetahuan baru bagi anda, jangan lupa bantu untuk membagi ke teman dan saudara anda yang lain. Salam sukses selalu dari Potret Pertanian.