masukkan script iklan disini
Potret Pertanian -Merupakan hara makro sekunder, diperlukan tanaman dalam jumlah relatif banyak, lebih sedikit dibanding N dan K, serupa jumlahnya dengan P, S dan Ca; umumnya Mg Mobilitas Mg
Mg bersifat mobil dalam tanaman: dialihtempatkan dari daun tua ke titik tumbuh. Gejala kekahatan yang muncul: dimulai pada daun tua dibagian bawah tanaman; kenampakan utama berupa klorosis kekuningan diantara tulang daun (interveinal chlorosis), sedangkan tulang daun tetap hijau, hal ini mirip dengan gejala kekahatan Fe; pada beberapa tanaman daun di bagian bawah membentuk a reddish-purple cast; jika lanjut daun mengalami nekrosis. Kelebihan Mg tidak secara langsung meracuni tanaman atau organisme, kelebihan Mg dapat disimpan di vakuola, kadar Mg yang tinggi dalam tanah menghambat penyerapan kation yang lainnya, misalnya menmgakibatkan kekahatan K atau Ca.
Sumber Mg
- Bahan organik: kebanyakan Mg segera terlindi dari seresah, sisanya mengalami mineralisasi pada tahap awal perombakan residu tersebut.
- Rabuk, kompos dan biosolid: kebanyakan Mg terlarut, segara tersedia. oleh karena itu denganmudah hilang sebelum diberikan ke lahan
- Mg tertukar: Mg2+ termasuk kation dapat ditkar, pertukaran kation termasuk reaski terpenting bagi Mg dalam tanah
- Pelarutan mineral Mg: yaitu mineral primer atau mineral lempung sekunder, tanah kasar lebih sedikit kandungan Mg dibanding tanah halus, kadar Mg lebih tinggi pada lahan kering semi arid atau arid.
- Kapur dan Pupuk : Mg berada dalam senyawa yang dibgunakan untukmentralkan pH tanah, terutaam dalam bentuk batu kapur dolomit (CaMgCO3), bentuk yang lain misalnya garam Epsom (MgSO4 ) dan K2SO4 . MgSO4 (Sul-Po-Mag)
Bentuk Mg yang diserap tanaman
Mg diserap tanaman dalambentuk kation divalen Mg2+
Mg diserap tanaman dalambentuk kation divalen Mg2+
Gerakan Mg menuju akar:
Mg2+ dipasok oleh mass flow dan root interception. Root interception Mg jauh lebih rendah dibanding pada Ca. Kadar dalam larutan tanah 5-50 ppm, pada tanah iklim sedang (temperate).
Transformasi Mg dalam tanah
Mg2+ dipasok oleh mass flow dan root interception. Root interception Mg jauh lebih rendah dibanding pada Ca. Kadar dalam larutan tanah 5-50 ppm, pada tanah iklim sedang (temperate).
Transformasi Mg dalam tanah
- Pertukaran kation: Adsorpsi – desorpsi dari lempung dan bahan organik
- Presipitasi – dissolusi kapur dan mineral sekunder: gamping dolomiti; mineral lempung kaya Mg (lempung 2:1 , vermiculite)
- Pelapukan mineral tanah primer: Biotite, hornblende, olivene
Pertukaran kation
Reaksi pertukaran kation paling menentukan kelakuan Mg dalam tanah. Keseimbangan cepat antara tertukar dengan terlarut: Mg tertukar menyangga Mg dalam larutan, ingat faktor kuantitas dan intensitas. Mg2+ diikat lebih kuat dibanding kationmonovalen: Al3+ > Ca2+ > Mg2+ > K+ = NH4+ > Na+
Reaksi pertukaran kation paling menentukan kelakuan Mg dalam tanah. Keseimbangan cepat antara tertukar dengan terlarut: Mg tertukar menyangga Mg dalam larutan, ingat faktor kuantitas dan intensitas. Mg2+ diikat lebih kuat dibanding kationmonovalen: Al3+ > Ca2+ > Mg2+ > K+ = NH4+ > Na+
Ketersediaan Mg bagi tanaman
Kejenuhan Mg dan pH: diperlukan kejenuhan Mg2+ >10% agar mencukupi tanaman, kejenuhan Mg2+ diperlukan lebih tinggi pada tanah lempung 2:1 dibanding, tanah dengan KPK yang bersumber dari bahan organik atau lempung 1:1, Mg kurang tersedia pada pH rendah: karena kejenuhan Mg2+ lebih rendah, kehadiran Al3+ dalam larutan menghambat penyerapan Mg2+ . Kation lain: Jika kadar Ca2+, K+, NH4+ tinggi akan mengganggu penyerapan Mg2+, Nitrat dibandingkan Ammonium, akan meningkatkan serapan Mg2+
Kejenuhan Mg dan pH: diperlukan kejenuhan Mg2+ >10% agar mencukupi tanaman, kejenuhan Mg2+ diperlukan lebih tinggi pada tanah lempung 2:1 dibanding, tanah dengan KPK yang bersumber dari bahan organik atau lempung 1:1, Mg kurang tersedia pada pH rendah: karena kejenuhan Mg2+ lebih rendah, kehadiran Al3+ dalam larutan menghambat penyerapan Mg2+ . Kation lain: Jika kadar Ca2+, K+, NH4+ tinggi akan mengganggu penyerapan Mg2+, Nitrat dibandingkan Ammonium, akan meningkatkan serapan Mg2+
Pengangkutan Mg
- Erosi: jika KPK lebih tinggi kehilangan akan lebih tinggi
- Pelindian: Mg merupakan kation dalam air pelindian menuju saluran drainase, menyumbang pemasaman tanah
Manajemen Pupuk Mg
Pengapuran: Mg dengan mudah dapat dikelola dengan pengapuran pada tanah berpH rendah (dengan kapur dolomit), pengapuran dapat menyebabkan kekahatan Mg jika kadar Ca yang tinggi (kalsit) digunakan pada tanah dengan kadar Mg yang rendah]. Kekahatan: tanah masam, pasiran dengan KPK rendah dengan pelindian yang hebat, pemupukan K (KCl and K2SO4) dapat meningkatakan kehilangan tersebut, tanah dengan kadar K yang tinggi menyebabkan kekahatan Mg karena menghambat penyerapan Mg. Grass tetany: kekahatan Mg pada ternak dapat terjadi meskipun kadar dalam tanaman belum kahat, lebih hemat memberi garam Epsom pada pakan ternak dibanding pemupukan lewat tanah
Pengapuran: Mg dengan mudah dapat dikelola dengan pengapuran pada tanah berpH rendah (dengan kapur dolomit), pengapuran dapat menyebabkan kekahatan Mg jika kadar Ca yang tinggi (kalsit) digunakan pada tanah dengan kadar Mg yang rendah]. Kekahatan: tanah masam, pasiran dengan KPK rendah dengan pelindian yang hebat, pemupukan K (KCl and K2SO4) dapat meningkatakan kehilangan tersebut, tanah dengan kadar K yang tinggi menyebabkan kekahatan Mg karena menghambat penyerapan Mg. Grass tetany: kekahatan Mg pada ternak dapat terjadi meskipun kadar dalam tanaman belum kahat, lebih hemat memberi garam Epsom pada pakan ternak dibanding pemupukan lewat tanah