masukkan script iklan disini
Potret
Pertanian - Songgo Langit - 10/03/2017. Padang Pasir. Asalamualaikum sahabat semua, Selamat Hari juma'at, hari
penuh Rahmat hari istimewa disetiap minggunya, saya berdoa semoga hari
ini kita semua dalam keadaan sehat walafiat tak kurang satu apapun
aamiin. Sahabat Potret masih sering kan mendengar Lagu Ibu Pertiwi yang
biasanya dikumandangkan ketika ada bencana yang terjadi di Indonesia.
Barang kali aja yang tidak hafal liriknya, nah berikut dalam Postingan
Negeri Yang Terluka ini saya sertakan sebagai Topik pembahasan hari ini.
kulihat ibu pertiwi
sedang bersusah hati
air matamu berlinang
mas intanmu terkenang
hutan gunung sawah lautan
simpanan kekayaan
kini ibu sedang susah
merintih dan berdoa
kulihat ibu pertiwi
kami datang berbakti
lihatlah putra-putrimu
menggembirakan ibu
ibu kami tetap cinta
putramu yang setia
menjaga harta pusaka
untuk nusa dan bangsa
Sumber Poto: http://bisnis.news.viva.co.id |
Indonesia.
Negeri kaya raya dengan harta yang tak terhingga. Negeri yang potensi
alamnya luar biasa. Negeri yang tanahnya disebut-sebut sebagai “tanah
surga”. Negeri dengan aset sumber daya alam yang penting untuk kehidupan
manusia.
Negeri
dengan ratusan suku bangsa dan bahasa, pemilik warisan budaya terbesar
di dunia. Namun, dengan segala potensi kekayaan yang ada, masalah
ekonomi masih saja menjadi masalah yang kompleks. Banyak pengangguran
yang mengharap lapangan kerja. Tidak sedikit anak-anak yang terpaksa
putus sekolah karena tak punya biaya. Perumahan kumuh yang tetap eksis
di tengah hingar bingar kota. Masalah kemiskinan yang masih nyata di
depan mata. Kesenjangan sosial, pertumbuhan ekonomi yang lambat,
korupsi, kasus kriminalitas dan masih banyak permasalahan ekonomi
lainnya.
Kesejahteraan
ekonomi rasanya masih jauh dari harapan kita. Bukankah dengan
memaksimalkan potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia, rentetan
masalah ekonomi tadi bisa diselesaikan dengan mudah? Bukankah dengan
menggali sumber daya yang dimiliki Indonesia, negeri ini bisa keluar
dari zona terpuruknya? Bukankah dengan menggunakan kekayaan yang tak
terhingga ini, kemiskinan bisa dengan cepat diatasi? Entahlah..
Sayangnya, harapan tidak selalu berbanding lurus dengan kenyataan.
Karena
kenyataannya, pemerintah negeri ini masih belum bisa memaksimalkan
kekayaan yang dimiliki. Pemerintah masih merelakan hartanya terus
dikeruk oleh pihak asing. Banyak perusahaan-perusahaan asing yang
dibiarkan terus melebarkan sayapnya di negeri ini.
Perusahaan
yang sebagian pimpinannya adalah orang asing, bukan orang Indonesia.
Kebijakan-kebijakan yang dibuat pun rasanya hanya mementingkan
kelompok-kelompok tertentu, bukan untuk kepentingan kesejahteraan
rakyat. Andai pemerintah negara ini percaya dengan potensi sumber daya
manusia yang dimiliki Indonesia, negara ini bisa menjadi negara yang
mandiri dalam mengatur kekayaan yang dimiliki.
Bagaimana
tidak ibu pertiwi menagis melihat ini semua, dinegeri yang kaya raya
ini masarakatnya hidup dalam garis kemiskinan, sementara para koruptor
bajingan-bajingan mengeruk kakayaan alam kita demi keuntungan pribadi
dan golongan, Gunung-gunung emas dirobohkan, tanah-tanah dengan
kandungan mineral di sedot ribuan barel tiap harinya, dengan berbekal
izin yang legal dari pemerintah dan aparat bangsa ini. sementara rakyat
miskin mengadu nasib mempertaruhkan nyawa ikut menikmati kakayaan
ditanah tumpah darahnya harus berhadapan dengan kerasnya pentungan
aparat yang berkedok menjada kestabilan alam.
Tentunya masih terngiyang kita beberapa waktu lalu pemeberitaan yang menghiasi media masa online maupun media cetak tentang Lima warga Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, terjebak timbunan longsor saat menambang emas di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan. empat penambang emas tewas tertimbun tanah di penambangan emas tanpa izin di Desa Simpang Parit, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi. masih banyak lagi korban-korban berjatuhan akibat dari semua penambangan ilegal yang terjadi.
Siapa yang harus bertanggung jawab atas ini semua, Ingat pada dasarnya kenapa mereka mempertaruhkan jiwa dan raga mereka, ini urusan perut, ini urusan kehidupan, ini urusan kemiskinan, kalau saja mereka mempunyai kerjaan yang layak, penghasilan yang sesuai dengan kehidupan keluarga mereka, pastinya mereka tidak akan mempertaruhkan nyawa mereka untuk ikut menggali lubang masuk kedalam perut bumi.
Apakah
ini Imbas dari ketidak adilan pemerintah yang tidak berpihak kepada
rakyak kecil, yang hanya menguntungkan kelompok tertentu, semntara
perusahaan-perusahaan raksasa yang setiap jamnya mengeruk emas dari
negeri kita dengan bebas. Bayangkan saja bagaimana saya ( penulis )
tidak terkejut setelah membaca, Tambang Grasberg, Tembagapura, Irian
Jaya bahwa tambang ini merupakan tambang emas terbesar di dunia, dengan
Luas eksplorasi tambang Grasberg sekitar 212,343 hektar. Luas kedalaman
lubangnya MELEBIHI 230 kilometer persegi. Bayangkan saja, lubangnya
hingga bisa dilihat dari LUAR ANGKASA.
Belum lagi cadangan emas dan tembaga yang ada di tambang ini. Tambang Grasberg memiliki cadangan 2,5 Milyar Ton Metrik. Berdasarkan produksi tahun 2008, tambang Grasberg dapat memproduksi EMAS 14,58 Ton per-hari, PERAK 55,00 Ton per-hari, dan TEMBAGA 14297,75 Ton per-hari.
Tambang Grasberg juga memiliki jalur bawah tanah yang berada jauh di bawah permukaan hingga kedalaman 1.785 meter, ini merupakan pertambangan bawah tanah TERBESAR di dunia. Dengan jalur TEROWONGAN sepanjang 90 kilometer.
Belum lagi cadangan emas dan tembaga yang ada di tambang ini. Tambang Grasberg memiliki cadangan 2,5 Milyar Ton Metrik. Berdasarkan produksi tahun 2008, tambang Grasberg dapat memproduksi EMAS 14,58 Ton per-hari, PERAK 55,00 Ton per-hari, dan TEMBAGA 14297,75 Ton per-hari.
Tambang Grasberg juga memiliki jalur bawah tanah yang berada jauh di bawah permukaan hingga kedalaman 1.785 meter, ini merupakan pertambangan bawah tanah TERBESAR di dunia. Dengan jalur TEROWONGAN sepanjang 90 kilometer.
Ya..
Tuhan Sebanyak itu emas yang dikeruk dari negeri tanah tumpah darah
kita, yang dimerdekakan dengan keringat bercampur darah agar terbebas
dari penjajahan yang selama 300 tahun lebih. Karana para pejuang tahu
bahwa Negara kita adalah negara kaya raya, mereka rela meregang nyawa
untuk itu semua.
”Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat” sebagaimana tercantum dalam Pasal 33 ayat (2) dan (3) UUD 1945. Lalu bagaimana dengan sekarang.sementara bumi dan air banyak dikuasi oeh perursahaan-perusahaan asing yang negara hanya menerima beberapa persen dari hasil yang dikeruk oleh mereka.
Sementara dengan Angka Kemiskinan Tertinggi Papua Barat 36,80 dan Papua 34,88 ( Sumber: Sensus Nasional BPS 2010 ). Buknkah
disini, di propinsi ini Logam Mulia paling banyak di keruk oleh
perusahaan raksasa. Seperti Freport Indonesia. Miris bukan dengan
kondisi seperti ini.
Entah apa yang terjadi di Negeri Tercinta kita Indonesia, Sehingga membuat Luka hati Rakyat nya. Korupsi meraja lela, Kemiskinan dimana-mana diNegri Tanah Surga Yang Terluka.