masukkan script iklan disini
POTRET PERTANIAN - Menteri Amran Kembali Genjot Peluang Ekspor, Beberapa pekan ini nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar saat ini, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali menggenjot volume ekspor komoditas pertanian. Kali ini, Mentan Amran melepas ekspor komoditas hortikultura berupa tanaman hias dracaena 306.000 set ke negara Asia sampai Timur Tengah dan ekspor buncis dan tomat sebesar 600 ton ke Singapura.
“Pangan (pertanian) kita tidak bisa bersaing dengan negara lain tanpa teknologi. Hari ini kita buktikan, berkat kemajuan teknologi yang kita hasilkan sendiri, kita tingkatkan lagi ekspor. Ekspor komoditas hortikultura ke berbagai negara,” demikian dikatakan Amran di acara usai melepas ekspor yang dilakukan pada kegiatan Spekta Hortikultura, Agro Inovasi Fair (AIF) on the spot dan Florikultura Indonesia yang digelar di Balai Penelitian Sayuran, Lembang, Jawa Barat, Kamis (20/9).
Amran mengatakan potensi pertanian Indonesia sangat besar untuk menyediakan pangan secara berdaulat yakni tanpa impor. Baru-baru ini pun Kementan telah menandatangani nota kesepahaman dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) terkait Stabilisasi Ketersediaan Pasokan Pangan dan Percepatan Ekspor Komoditas Pertanian. Bersama KADIN langsung ekspor manggis ke Tiongkok dan bibit ayam petelur ke Timor Leste. Negara tujuan ekspor ke depan akan terus ditambah.
“Karena itu, kami himbau lakukan gerakan masif ekspor dan investasi agar pertumbuhan ekonomi nasional semakin membaik. Sektor pertanian salah satu penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi. Sekarang pun harga cabai dan bawang merah stabil. Ekspor pertanian 2017, kita naik 24 persen,” ujarnya.
Data BPS yang dirilis 6 Agustus 2018 menunjukkan kontribusi sektor pertanian dalam menyumbang pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada Triwulan II 2018 dibandingkan Triwulan I 2018 sebesar 9,93% (q to q). Kontribusi sektor pertanian ini merupakan yang tertinggi dibanding sektor lainnya seperti jasa perusahaan yang hanya 3,37% dan jasa lainya hanya 3,30%.
"Kami minta minta tahun depan, naikkan anggaran penelitian, pendampingan dan pelatihan agar semakin banyak dan berkualitas inovasi teknologi yang dihasilkan dan petani semakin maju," tutur Menteri Amran.
Untuk meningkatkan volume ekspor pangan, Amran pun meminta untuk memajukan sektor hilirisasi. Pasalnya, jika industri pangan berkembang pesat dan rantai pasok perbaikin, masyarakat dipastikan bertambah penghasilanya sehingga sejahtera.
“Salah satu contoh kecil coklat. Kalo kita ke Singapur sedih. Harga coklat Rp 19 ribu per biji padahal bahan bakunya dari Indonesia. Inilah pentingnya memajukan hilirisasi, petani pasti sejahtera," ungkapnya.
Namun demikian, Amran menekankan dalam memajukan pembangunan pertanian, memerlukan kerja keras dalam menghadapi tantangan. Sebab, tidak hanya meningkatkan produksi, tapi juga harus bisa menciptakan stabilisasi harga pangan.