masukkan script iklan disini
H. Sukri ketika mendapat Pengharggaan di SCTV |
Kehidupan di dunia ini memang penuhperjuangan,susah dan senang, gagal dan sukses akan dilakoni, dan semuanya adalah skenario Allah SWT. H.Syukri Suid salah seorang tokoh masyarakat dan ketua pengurus Masjid Raya Saniangbaka yang sekarang sukses menjadi pengusaha bibit jagung Hibrida sudah melewati semuanya. Jatuh bangun menapaki berbagai bidang usaha sudah ia lalui. Temuannya yang setara dengan Doktor dan professor didapati hanya dengan cara Otodidak. Tingginya rasa kepedulian social yang dimilikinya, agaknya patut menjadi teladan dan inspirasi terutama bagi generasi muda Saniangbaka. Mengenal lebih dekat H.Syukri Suid, ikuti hasil wawancara Saran di ruang kerjanya Dirut PT CNM (Citra Nusantara Mandiri) di Ampang Kualo Solok.
Menengok ke masa lalu Bapak, sebetulnya bagaimana kehidupan H.Syukri kecil ditengah keluarga dulunya.
62 tahun yang lalu saya dilahirkan dari pasangan Su’it dengan Saleha, terlahir di tengah ekonomi keluarga yang morat marit, mengakibatkan tidak jarang kami tidur dalam keadaan lapar, untuk mendapatkan uang kami terpaksa pergi ke pasia menangkap ikan bilih untuk dijual demi mendapatkan uang belanja sekedar pengganjal perut. Namun kadang ikan bilih yang didaptkan tidak jadi dijual melainkan dibawa pulang karena kami ingat ummi di rumah juga belum makan. Sesampainya di rumah kami memberikan ikan tangkapan itu kepada ummi untuk dimasak, kemudian Ummi mencari ujuang bareh sisia-sisa penampian untuk ditanak menjadi nasi, padahal ujuang bareh biasanya dijadikan makanan ayam.Ketika baru kelas 5 SR saya memberi tahu kepada Ayah bahwa saya akan berhenti sekolah . Ayah hanya bisa menyarankan lai ka batanggung jawab atas keputusan yang saya buat. Setelah ndak lama kemudian saya pergi merantau mengadu nasib ke Jakarta.
Kehidupan yang saya alami sebagai orang miskin telah mendorong diri saya optimis untuk merubah kehidupan dengan cara merantau dengan suatu tekad ingin menjadi orang sukses, mengadu nasib didaerah perantauan ternyata tidaklah mudah banyak pekerjaan yang telah saya lakoni, mulai dari berjualan di kaki lima didaerah Jati Negara, tinggal di lapak, sering digusur oleh petugas, selama 4 tahun bertahan hingga dapat jodoh orang Pariaman bernama Sumiati, hasil pernikahan dikarunia seorang putra bernama Edi Hermanto. Didera oleh kesulitan ekonomi akhirnya bercerai. Akhirnya memutuskan pindah menjadi pedagang keliling di daerah Preung Sewu perkebunan lampung.
Apakah Bapak pernah berpikir untuk menyerah ketika menghadapi kegagalan? .
Ketika berjualan keliling masuk kampuang keluar kampuang di daerah perkebunan, saat itu timbul pula pemikiran saya bahwa ternyata dengan bertani bisa membuat orang kaya, ada keinginan saya pulang kampuang untuk bertani akan tetapi tak bisa terwujud karena tak ada modal untuk pulang. Menurut tradisi Minangkabau seorang perantau pulang harus membawa keberhasilan, jika kalah akan dipandang rendah. Perbedaan kultur membuat saya tak tahan di Lampung sering berjalan sepanjang 12 Km berjualan dari rumah kerumah terkadang barang jualan ditawar dengan pakai kaki, akhirnya saya memutuskan kembali ke Jakarta. Ketika orang tua perempuan (ummi) saya meninggal maka kesempatan untuk hijrah pulang kampuang. Mencoba bertani hidup dikampuang ,sering tengiang-ngiang sindiran orang dipalanta” kok ndak kabarubah nasib dek marantau mangalah pai marantau, kinilah maangkek pangkua lo lik” akan tetapi sindiran itu menjadi cambuk untuk saya terus berjuang saya harus berpikir keras dan tak boleh menyerah.
Ketika kembali ke Kampuang berbagai usaha pernahBapak coba, tapi tidaklah berjalan mulus , Bagaimana Bapak Menyikapi hal tersebut?
Selama di Kampuang hidup sebagai petani, kegigihan mempraktekkan ilmu pertanian melalui buku yang saya baca dilakukan inovasi penyilangan terhadap tanaman cabe. Setelah dua tahun kemudian saya menemukan tambatan hati Lifwarda menurut saya adalah sosok wanita yang tegar, sabar dan pekerja keras menikah tahun 1972. Membina kehidupan berumah tangga . Saya mulai berpikir berladang bawang, saat itu harga bawang sangat mahal di pasaran, karena tak punya modal diurungkan niat tersebut. Sang Istri menawarkan menjual perhiasannya yang dikumpulkan selama ini dari jerih payahnya sebagai guru honor untuk modal berladang bawang. Saya menolak karena pantangan bagi laki-laki yang baru menikah memakai modal dari istri.Terus diberi pengertian oleh Lifwarda akhirnya akhirnya mulailah bertanam bawang di tanah Lifwarda seluas 0,25 Ha. Segala tenaga dikerahkan untuk merawat tanaman bawang, apa daya ternyata cuaca kurang menguntungkan, bawang yang ditanam menunjukkan tanda-tanda tidak selamat, kecemasan mulai datang melanda. Saya coba menaburkan pupuk dengan cara acakan. Melihat saya sudah mulai putus asa ,sang istri terus memberi semangat, tak jarang Lifwarda juga turut membantu bekerja parak bawang.Suatu keajaiban datang bahwa ternyata tanaman bawang kembali subur dan hasilnya pun berlipat. Disaat yang sama SK sang istri keluar sebagai guru SD di Cupak. Banyak ketika saudara yang ingin manyalang pitih padahal uang yang ada rencana untuk mengontrak rumah dan kedai pacah Balah di Solok.
Sekitar tahun 1981 malang tak dapat ditolak pernah 2 kali menjadi korban terbakarnya pasar Raya Solok. Kemudian terpaksa saya focus untuk menekuni tanaman cengkeh di bukit Aia Angek. Untung saja saat itu sang istri pindah tugas ke Solok dan memulai usaha jualan barang kelontong..untuk menambah pendapatan keluarga sang istri rajin buat kue untuk dijual di sekolah .Sementara Novi Candra dan adik-adiknya sudah dilatih berjualan kue dan permen di depan rumah .
Sekitar tahun 1981 malang tak dapat ditolak pernah 2 kali menjadi korban terbakarnya pasar Raya Solok. Kemudian terpaksa saya focus untuk menekuni tanaman cengkeh di bukit Aia Angek. Untung saja saat itu sang istri pindah tugas ke Solok dan memulai usaha jualan barang kelontong..untuk menambah pendapatan keluarga sang istri rajin buat kue untuk dijual di sekolah .Sementara Novi Candra dan adik-adiknya sudah dilatih berjualan kue dan permen di depan rumah .
Cerita hingga tertarik melakukan penelitian tentang jagung, bagaimana?
Kegiatan uji penelitian terhadap berbagai tanaman seperti cengkeh, cabe,tomat, memperkaya pengalaman saya terutama dalam soal perkawinan silang, akhirnya difokuskanlah meneliti tanaman jagung. Perjalanan saya ke daerah Sangir tahun 1984 mengamati kondisi tanaman jagung di sana membuat diri saya panasaran dan semakin termotivasi terus mencari jawaban. Setelah 9 kali uji coba tanaman jagung lokal dan terus belajar dari kelemahan jagung yang dihasilkan. Pada tahun 1985 saya ikut kegiatan Penas IV di Probolinggo sekembali dari sana membawa bibit jagung pioner dari Amerika dan terus berkretifitas dan bereksprimen dan membandingkan dengan jagung yang sedang diteliti. Proses panjang, akhirnya kegigihan dan ketekunan membuahkan hasil, yaitu temuan produk jagung hibrida.
Juga punya usaha Toko Pupuk , gimana ceritanya.
Pengalaman menggeluti dunia pertanian mengharuskan saya tahu tentang obat –obat tanaman pertanian, suatu ketika merasa tidak puas dengan obat yang disuruh coba pakai oleh penjual obat tanaman pertanian. Pemikiran saya pertanian tak akan maju kalau semua obat coba-coba. Sampai saya pada suatu kesimpulan saya harus punya toko yang menyediakan obat tanaman pertanian lengkap dengan pelayanan yang bisa memberi penjelasan, atau penyuluhan tentang penggunaan obat yang dijual. Setelah punya modal dibukalah toko “Usaha Tani” yang menyediakan obat tanaman dan pupuk. Mengalami kemujuan pesat memberi peluang mengikuti undangan seminar –seminar tentang pertanian. Tahun 1987 terjadi tragedi memilukan, Toko “Usaha Tani” terbakar. Padahal sehari jelang kebakaran barang barang baru diambil dari distributor. Saat itu pupuslah sudah menyelesaikan rumah di belakang Mesjid Agung Solok. Tanpa sepengetahuan saya ada saja yang menyelesaikan rumah hingga tagak kudo-kudo dan siap huni. Cari tahu rupanya adalah H.Nasir Idrus yang turun tangan.tanya –tanya rupanya beliau menganggap atas konsultasinya pada saya dan obat yang saya tawarkan menyelamatkan tanaman cengkehnya yang nyaris punah di daerah MuaraPanas. Beliau yang menyarankan untuk melapor pada induk semang atas musibah yang saya alami. Akhirnya tokok Usaha Tani kembali di kasih barang .Saya juga pernah berkreasi menciptakan dan menjual pupuk lengkap yang sempat dikomplain dan diperkarakan oleh perusahan pupuk lain yang merasa tersaingi.karena pupuk yang saya temukan dianggap illegal.
Dimana saja wilayah penangkaran Jagung Hibrida yang menjadi produk andalan PT.CNM?
Awalnya lokasi penanaman jagung di Saniangbaka, kemudian dikembangkan ke nagari-nagari dan kabupaten lainnya. Ada 6 daerah kabupaten di Sumatera Barat sebagai lokasi penanaman jagung, yang terbanyak lahannya di Daerah Kab. Damasraya Setidaknya ada 6000 petani setahun yang menjadi penanam jagung dengan luas lahan masing –masing petani 0.5 Ha. Untuk daerah Solok terbanyak di daerah Payo.
Bagaimana dengan daerah pemasaran produk jagung PT CNM?
Sampai sekarang PT CNM adalah Satu-satunya perusahaan penghasil benih jagung Hibrida di luar pulau jawa. Sejak perusahaan bekerja sama dengan PT Pertani, pemasaran produk jagung PT CNM telah menjangkau seluruh wilayah di Indonesia. Untuk ekspor keluar negeri tidak mendapat izin dari pemerintahan Indonesia karena kebutuhan dalam negeri belum terpenuhi. Yang jelas produk jagung Hibrida dengan NT.10 dan NT 35 terbaik di kawasan Asia
Bagaimana sistem perekrutan tenaga kerja di PT. CNM?
Menurut saya PT.CNM memang agak berbeda dengan peruasahaan –perusahaan lainnya. Di PT. CNM Ijazah tidak menjadi standar, yang penting jujur berbadan sehat. Apabila tidak punya skill yang memadai pihak perusahaan akan membiayai pendidikannya atau disekolahkan. Lebih dari 500 karyawan atau pekerja memang tidak satupun orang Saniangbaka. Banyak usulan tamu atau pejabat yang datang berkunjung agar PT. CNM menggunakan mesin –mesin canggih dalam proses pengerjaan jagung hingga menjadi produk benih yang siap dijual ke pasaran. Saya menerapkan konsep perusahaanyang menerapka program padat karya dan lagian mesin-mesin canggih ndak pandai bado’a. artinya, melalui do’a karyawan atau pekerja nantinya bertambah rezki dan majunya PT.CNM.
Kenapa tidak ada orang Saniangbaka?
Seperti yang sudah diketahui orang kampuang kita Saniangbaka tidak berminat dengan bidang kerja di perusahaan jagung saya yang dianggap barek. Orang Saniangbaka maunya kerja yang ringan gaji gadang. Tetapi selama ini tak ada orang Saniangbaka yang mengajukan lamaran bekerja di PT.CNM.
Berapa Perusahan Bapak menganggarkan dana untuk sumbangan kegiatan social?
Setiap tahun lebih Rp 670 juta perusahaan menggarkan dana berupa bantuan untuk kegiatan sosial mulai dari santunan anak fakir miskin, beasiswa, bedah rumah. Insyaallah kami akan tetap melanjutkan. Hanya saja kali ini kegiatan bedah rumah yang telah dilakukan masih di daerah –daerah yang orangnya memang –memang sangat membutuhkan.
Bagaimana Bapak melihat Etos kerja rang Saniangbaka?
Secara umum orang kampuang kita bukanlah pemalas tapi punya karakter dan bakat merantau, lihatlah kalupun ada yang mau bekerja di sawah dan baladang sebetulnya hati dan pikirannya tidak ada di kampuang. Orang kampuang kita lebih senang merantau.Mengganggap pekerjaan bertani tersebut hanya sementara atau pelarian saja.
Menurut Bapak apa yang perlu dibenahi untuk kemajuan pertanian Saniangbaka?
Saya melihat ada yang salah cara bertani orang kampuang kita yang monoton dalam pemanfaatan lahan pertanian. Apabila tanaman padi terus-terusan maka tentu saja akan menyebakan tingginya porsentase pemakaian pupuk. Kesuburan tanahpun tidak terjaga Jadi alangkah baiknya warga kita yang mengusahakan pengolahan lahan sawah agar divariasikan jenis tanaman. Maksudnya diselangi atau bergantian padi dengan tanaman lainnya seperti bawang cabe atau jagung.Jadi tidajk padi melului.
Sebaiknya Bapak turut terjun langsung berbagi ilmu membenahi Saniangbaka!
Ada keinginan saya untuk berbagi dalam rangka membangun nagari Saningbaka, sebagai wujud sayang ka Nagari, hanya saja saya terkadang masih bingung karena ndak masin garam saya dikampuang.
Apa saja pesan dan harapan terhadap generasi muda Saniangbaka?
Orientasi merantau suatu hal yang tak mudah dibendung akan tetapi orang rantau juga turut memikirkan dan menciptakan lapangan pekerjaan dikampuang, untuk itu mari kita bersama lebih memberikan perhatian terhadap pembangunan SDM generasi muda, seperti dengan menggiatkan program yayasan Pendidikan Nagari Saniangbaka. Apabila perhatian telah diberikan untuk pembinaan SDM generasi muda maka insyaallah tidak aka ada istilah mambuang batu ka lubuk, yakin kita suatu waktu generasi muda tersebut akan berbuat untuk kemajuan nagari Saniangbaka. (Nusa)
Sumber : Majalah Saran Edisi : 10/Tahun IV/2012 , potret pertanian