masukkan script iklan disini
Potret Pertanian - Menanam sayuran di pekarangan atau di halaman rumah secara organik memberikan banyak kesenangan dan keuntungan. Proses budidaya sayuran organik menjadi rutinitas yang menyenangkan bersama keluarga. Mulai dari persiapan media tanam, persemaian, penanaman, perawatan, dan pemanenan.
Seperti halnya yang dilakukan Oleh Pak Raden dipekarangan rumah dan dilingkungan kantor BPTP Sukarame Solok Sumatera Barat. Alumni Universitas Tamansiswa Padang ini mengungkapkan bahwa bertanam sayur organik ini sebenarnya tidak terlalu sulit dan tidak butuh teknus yang muluk-muluk, hanya saja butuh ketekunan dan ketelitian dalam melaksanakan proses budidaya sayuran organik. Untuk menanam sayur organik ini bisa menggubakan pot, karung bekas bungkus beras atau Polibek.
Nah berikut ini cara budidaya sayuran organik di pekarangan sebagai peluang usaha baru yang menguntungkan:
Nah berikut ini cara budidaya sayuran organik di pekarangan sebagai peluang usaha baru yang menguntungkan:
Tahap-Tahap Menanam Sayuran Organik dari Biji:
- Persiapan
- Persemaian
- Penyapihan
- Penanaman
Persiapan Budidaya Sayuran Organik di Pekarangan
Benih sayuran yang kita beli dari toko pertanian biasanya disertai keterangan dalam kemasannya, seperti misalnya spesifikasi "Germination Rate", yaitu daya kecambah benih. Umumnya germination rate sekitar 80%, artinya jika kita menanam 10 benih, kemungkin hanya 8 benih yang tumbuh. Persiapan budidaya dimaksudkan untuk menyaring benih yang tidak tumbuh, sehingga kita hanya menyemai/menanam benih yang sudah mulai berkecambah agar kepastian tumbuh cukup tinggi.
Perlakuan terhadap benih (biji) sayuran
- Rendam biji dalam air (hangat) selama 1/2 - 1 jam. Biji yang waktu berkecambahnya lama, misalnya Coriander atau Parsley atau Horenzo boleh direndam semalaman.
- Maksud perendamam untuk melembabkan kulit benih sehingga pori-pori kulit membesar. Akibatnya terjadi penetrasi air ke dalam biji. Hal ini memicu biji untuk menghasilkan zat pengatur tumbuh (auxin) yang kemudian juga memicu lembaga benih (titik tumbuh) memulai pertumbuhan. Pada tahap ini kita belum dapat membedakan benih yang mempunyai daya kecambah tinggi dan rendah, sehingga jika langsung disemai/ditanam, kemungkinan tidak semua benih akan tumbuh.
- Air rendaman boleh diberi zat pengatur tumbuh atau pupuk cair organik atau sedikit garam untuk membantu proses pertumbuhan.
- Untuk memastikan benih yang disemai/tanam mempunyai daya kecambah tinggi, setelah benih direndam, disimpan di wadah dengan alas lembab seperti tissue yang dilembabkan.
- Tutup wadah agar tidak terjadi penguapan. Simpan di tempat sejuk. Setelah beberapa hari benih mulai berkecambah. Pada tahap ini kita dapat memilih hanya benih yang sudah berkecambah saja yang disemai atau ditanam, sehingga probailitas tumbuh jauh lebih tinggi.
Persemaian Budidaya Sayuran Organik
- Siapkan wadah semai, dalam hal ini kami menggunakan pot, gelas plastik bekas, pot kertas, atau karung bekas. Jika menggunakan gelas plastik bekas minuman, maka bagian bawahnya harus dilobangi terlebih dahulu.
- Isi wadah semai dengan media. Sebaiknya campuran media halus (tanah disaring, pasir halus, sekam bakar ditambah pupuk organik halus minimal 1/4 bagian). Basahi dahulu campuran media agar lembab.
- Buat lubang sedalam 0,5 - 1 cm pada media semai, kemudian masukkan benih di tiap lubang dan tutup lagi dengan media. Jika menyemai di wadah lain, misal baki berlubang, beri jarak antar benih, 1-5 cm untuk memudahkan pemisahan bibit yang sudah tumbuh tanpa terlalu mengganggu perakaran.
- Semprot dengan sprayer jika media mulai kering. Kemudian tutup dengan kardus atau plastik warna solid atau penutup apa saja agar tidak terjadi penguapan sehingga media tetap lembab. Simpan di tempat sejuk.
- Setelah beberapa hari (tergantung jenis sayurannya), benih mulai tumbuh. Buka penutup, usahakan mendapat sinar matahari (pagi) agar batang tidak terlalu panjang. Siram dengan sprayer agar bakal tanaman tidak terganggu air siraman.
- Bibit dipindahkan setelah keluar dua daun asli, sehingga keseluruhan ada 4 daun, yaitu 2 daun dari biji dan 2 daun asli sesuai dengan tanaman tersebut pada waktu dewasa. Bibit dapat dipindahkan untuk disapih atau langsung ditanam.
Penyapihan
Bibit hasil semaian yang kami tanam dalam karung bekas kondisinya masih agak lemah sehingga daya adaptasi di lingkungan yang baru lebih lambat. Hal ini dapat mnyebabkan stres pada tanaman sehingga mudah terserang hama dan penyakit, oleh karena itu sebaiknya letakkan tanaman muda tersebut dalam ruang steril atau rumah plastik (greenhouse).
Menyapih dimaksudkan agar tanaman sudah cukup besar dan kuat sebelum ditanam sehingga daya adaptasi menjadi lebih baik.
Berikut ini cara menyapih benih sayuran organik:
- Ambil polibag kecil atau wadah kecil (gelas air mineral, potongan botol air mineral, atau potongan kotak susu yang diberi lubang bawahnya).
- Isi dengan media tanah yang sudah dilembabkan atau campurannya, jangan lupa pupuk organik minimal 1/4 bagian.
- Pindahkan bibit semaian ke wadah sapihan. Rawat teratur hingga tanaman cukup besar (jika menggunakan gelas air mineral, akarnya mulai kelihatan di sekeliling gelas).
- Benih sayuran siap dipindahkan ke dalam media karung.
- Jika kita tidak ingin menyapih, jalan tengahnya dengan memindahkan tanaman setelah cukup besar (daun asli sudah lebih dari 4). Jika demikian, lubang semai (jika di tray semai) harus cukup besar untuk menampung perakaran atau jarak semaian harus cukup agar perakaran dapat berkembang dengan baik.
Penanaman Sayuran Organik dalam Karung di Pekarangan
Menanam dapat dilakukan dari hasil sapihan, atau hasil semaian atau hasil pra semai atau bahkan langsung dari benih. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memindahkan tanaman dari persemaian ke wadah penanaman, dalam hal ini Zona Organik menggunakan karung bekas, kaleng bekas, pot, dan wadah bekas lainnya:
- Gunakan pot dengan ukuran memadai pada saat tanaman dewasa. Misal tanaman cabai atau tomat, sebaiknya gunakan ukuran diameter 50-60 cm. Untuk tanaman sayuran daun cukup menggunakan pot ukuran 30 cm.
- Gunakan campuran tanah dan media lain seperti sekam agar porousitas media cukup baik, yaitu dapat menangkap air tetapi tidak menahan yang menyebabkan air tergenang. Jangan lupa beri pupuk organik minimal 1/4 bagian.
- Jika menanam di tanah, jarak tanam disesuaikan dengan jenis tanaman, misal cabai/tomat/brokoli jarak sekitar 60 cm, Caisim/Pakcoy/Horenzo cukup 15-20 cm. Tujuannya agar ruang tumbuh dan paparan sinar matahari cukup, dan tidak bersaing dalam mencari makanan.
- Perawatan tanaman setelah pemindahan ke media tanam sebenarnya antara lain penyiraman, pemangkasan (pruning), pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit, serta pemanenan.
Tips khusus budidaya sayuran organik di pekarangan rumah:
- Menanam bayam dilakukan langsung di tanah. Karena biji bayam sangat kecil, untuk memudahkan menebar, campur 1 bagian biji bayam dengan 10 bagian pasir halus, aduk rata, baru ditabur. Dengan demikian, sebarannya akan lebih merata.
- Jangan lakukan perendaman pada kacang Edamame karena kulitnya mudah terkelupas jika kena air.
- Menanam umbi-umbian seperti wortel atau lobak sebaiknya langsung di tanah supaya bentuk umbinya bagus.
- Jika menanam langsung di tanah, sebaiknya satu lubang diisi 2-4 biji sehingga probabilitas tumbuh tiap lubang sangat besar. Nantinya hanya dipertahankan satu tanaman yang paling bagus/sehat. Yang lain dicabut atau dipindahkan (jangan mengganggu perakaran tanaman yang sehatnya).
- Benih Kemangi jangan direndam, langsung disemai saja.
Dengan melakukan budidaya sayuran organik di halaman rumah, kita sudah bisa melakukan satu hal penting yang harus dilakukan oleh setiap rumah tangga,
Kunjungi Website Berita Paling Updeta Sebagai Jendela Informasi Masa KiniPotret Pertanian