masukkan script iklan disini
Potret Pertanian - Setalah dipostingan Peran Penting Jamur Mikoriza Bagi Tanaman sekarang kita bahas Manfaat Mikoriza Bagi Tanaman.
Sumber gambar : www.bebeja.com |
Mikoriza pertama kali dipublikasikan pada tahun 1840 ketika
Robert Hartig menemukan adanya cendawan pada akar tanaman pinus. Tahun
1885 A. B. Frank menamakan asosiasi tersebut sebagai mikoriza.
Berdasarkan penemuan tersebut diketahui bahwa mikoriza merupakan suatu
bentuk simbiosis mutualisme 9
cendawan (myces) dengan akar (rhiza) tumbuhan tingkat tinggi yang
terjadi dalam jaringan akar tanaman atau pada permukaan akar (Rao,
1994).
Mikoriza berdasarkan struktur tubuh dan cara infeksi terhadap tanaman
inang digolongkan menjadi tiga tipe yaitu ektomikoriza, endomikoriza dan
ektendomikoriza (Imas et al.,1989), sedangkan Rao (1994) membagi
mikoriza menjadi dua tipe besar yaitu ektomikoriza dan endomikoriza
saja. Ektomikoriza mempunyai beberapa perbedaan dengan endomikoriza.
Menurut Imas et al. (1989) ektomikoriza mempunyai lapisan mantel tebal,
struktur jala, dan hifa yang tidak masuk sel (berkembang diantara
dinding-dinding sel jaringan korteks), serta menyebabkan akar yang
terkena infeksi membesar. Endomikoriza mempunyai stuktur berbentuk oval
(vesikel), percabangan hifa (arbuskula), dan hifa yang masuk dalam
jaringan korteks, serta tidak menyebabkan perakaran yang terinfeksi
membesar. Ektendomikoriza mempunyai ciri-ciri antara ekto dan
endomikoriza yaitu dapat menginfeksi dinding sel korteks maupun
korteksnya dan mempunyai jaringan hartig (Fakuara,1988).
Vesikula Arbuskula Mikoriza (VAM) yang sering disebut dengan Cendawan
Mikoriza Arbuskula (CMA) merupakan endomikoriza. Diagnostik ciri utama
CMA adalah adanya vesikel dan arbuskula di dalam korteks akar. Vesikel
mengembang inter dan intraseluler, membengkok sepanjang atau pada ujung
hifa (Fakuara, 1988) serta berfungsi sebagai tempat penyimpanan berisi
lipid (Paul dan Clark, 1996). Arbuskula merupakan struktur internal pada
korteks akar berupa hifa bercabang mirip dengan haustoria patogen yang
membantu transfer nutrisi dari tanah ke sistem perakaran (Rao, 1994).
Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) digolongkan ke dalam kelas Zygomycetes
ordoGlomales dengan dua sub ordo yaitu Glominae dan Gigasporinae.
Pembagian genus dilakukan berdasarkan perbedaan morfologi dari spora
dorman (klamidospora).Glominae terbagi menjadi enam genus yaitu
Sclerocystis (membentuk sporocarp),Glomus (klamidospora tebal dan
terminal), Paraglomus, Acaulospora (klamidospora tunggal, terminal,
aseptat), Entrophospora dan Archaeospora. Gigasporinae terdiri dari dua
genus yaitu Gigaspora dan Scutellospora (Paul dan Clark, 1996 ; INVAM,
2008). 10
Simbiosis mikoriza memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak baik
tanaman maupun cendawan. Menurut Fakuara (1988) cendawan memberikan
keuntungan pada tanaman dan sebaliknya cendawan juga mendapatkan
karbohidrat dan zat-zat tertentu dari tanaman inang. Mikoriza yang
berasosiasi dengan akar tanaman mampu menggunakan sukrose dalam tanaman
inang dan mengubahnya menjadi bentuk yang tidak dapat diubah oleh inang
seperti gula, alkohol dan glikogen (Islami dan Utomo, 1995).
Kemampuan tanaman untuk berfotosintesis dalam rangka menyuplai C-organik
bagi cendawan merupakan dasar simbiosis yang baik (Fakuara, 1988).
Simbiosis mutualisme tersebut dapat berubah menjadi hubungan yang
merugikan. Parasitisme dapat terjadi bila cendawan tidak dapat
mengekstrak nutrisi yang dibutuhkan atau tanaman tidak memperoleh
manfaat atau imbal balik atas C-organik yang telah diberikan kepada
cendawan (Paul dan Clark, 1996).
Simbiosis mikoriza dipengaruhi oleh kelembaban, aerasi dan pH tanah,
suhu, cahaya serta spesifikasi inang. Sebagian besar cendawan mikoriza
menyukai kondisi asam pada pH 3.5-6, bersifat aerobik, mesothermal
dengan suhu optimum 18oC-25oC dan tidak suka cahaya (Imas et al., 1989).
Setiap jenis mikoriza mempunyai inang yang spesifik atau mikoriza yang
berbeda jenis memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan
inangnya (Mukerji et al., 1991).
Manfaat Mikoriza Bagi Tanaman
Mikoriza memberikan berbagai macam manfaat bagi tanaman inang. Menurut
Imas et al. (1989) ; Fakuara (1988) mikoriza dapat meningkatkan
penyerapan unsur hara terutama P dan hara lainnya (N, K, Ca, Mg, Cu, Mn
dan Zn), produksi hormon dan zat pengatur tumbuh, serta ketahanan
kekeringan dan serangan patogen akar. Mikoriza juga dapat mengurangi
kandungan logam berat disekitar perakaran, selain sebagai proteksi
terhadap patogen akar dan nematoda (Paul dan Clark, 1996).
Berdasarkan penelitian-penelitian telah dikaji manfaat mikoriza pada
tanaman perkebunan maupun tanaman pangan khususnya dalam serapan hara.
Inokulasi mikoriza dapat meningkatkan pertumbuhan, serapan P dan hasil
padi gogo varietas IR 64 (Kabirun, 2002), meningkatkan mineralisasi P
organik pada 11
kelapa sawit (Widiastuti et al., 2003), serta meningkatkan serapan P
sebanyak 0.3881 ppm dan hasil jagung sebesar 280.15 g/tanaman (Hasanudin
dan Gonggo, 2004). Inokulasi mikoriza dapat meningkatkan kadar N
sebesar 11.5%, kadar P sebesar 14.9% dan kadar K sebesar 12.2% pada padi
gogo (Saragih, 2005).
Menurut Imas et al. (1989) mekanisme peningkatan penyerapan unsur hara
terjadi karena adanya selubung hifa yang tebal, peningkatan metabolisme
akar akibat peningkatan konsumsi oksigen, dan enzim phospatase. Mikoriza
dapat mengeluarkan suatu enzim phospatase yang dapat mengurai hara dari
keadaan tidak tersedia menjadi tersedia bagi tanaman dan menyerap hara
khususnya fosfat yang konsentasinya rendah dalam larutan tanah (Fakuara,
1988). Mikoriza dengan adanya selubung hifa tebal dapat meningkatkan
luas permukaan sistem perakaran sehingga meningkatkan bidang penyerapan
(Islami dan Utomo, 1995). Menurut Dighton (2003) adanya hifa cendawan
memberikan keuntungan dalam pengam-bilan unsur hara, yaitu dapat
menembus tanah dengan mudah, memberikan ruang jelajah yang lebih luas
akibat diameter yang lebih kecil, serta memberikan bidang penyerapan
nutrisi yang lebih luas.
Mikoriza dapat meningkatkan hormon pertumbuhan dan zat pengatur tumbuh
seperti auksin, sitokinin, giberelin dan vitamin. Auksin dapat mencegah
penuaan dan suberinisasi pada akar sehingga memperlama fungsi akar
sebagai penyerap hara dan air (Imas et al., 1989). Sitokinin dapat
mempengaruhi aktivitas fotosintesis dan transpirasi, penyerapan P dan
transpor ion (Paul dan Clark, 1996).
Tanaman bermikoriza akan lebih tahan terhadap serangan patogen akar.
Menurut Zak (1967) dalam Imas et al. (1989), ada tiga mekanisme
perlindungan mikoriza. Mekanisme pertama yaitu adanya lapisan hifa
sebagai pelindung fisik. Mekanisme kedua yaitu adanya lingkungan yang
tidak cocok bagi pertumbuhan patogen, karena mikoriza menyerap semua
kelebihan karbohirdrat dan eksudat akar. Mekanisme ketiga adalah adanya
antibiotik yang dihasilkan cendawan.
Peningkatan ketahanan terhadap logam berat merupakan salah satu manfaat
yang penting dari mikoriza. Oleh karena itu mikoriza sering digunakan
untuk memperbaiki kondisi lahan bekas tambang. Logam berat tersebut
diikat dan dikelilingi oleh gugus karboksil dari senyawa pektat
(hemiselulose) yang dihasilkan diantara matriks cendawan dan tanaman
inang (Paul dan Clark, 1996).