
Sejarah kelapa Bido cukup unik. Menurut informasi dari petani, awalnya kelapa ini ditemukan hanyut di tepi pantai, kemudian dicoba ditanam oleh masyarakat sekitar. Beberapa versi tentang asal tetua kelapa tersebut masih belum jelas, ada yang mengatakan berasal dari Sangihe karena nama lain kelapa ini adalah IGO SANG (Igo=kelapa, Sang = Sangihe). Akan tetapi ada juga yang mengatakan kelapa ini berasal dari Philipina.
BPTP Maluku Utara bersama dengan Forum Komunikasi Profesor Riset (FKPR) sejak tahun 2014 sudah mulai mengeksplorasi kelapa Bido sekaligus mengupayakan konservasi di kebun koleksi SDG Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Malut. Kelapa Bido mulai berbuah pada umur 3 tahun. Pertumbuhan batang pohon kelapa Bido agak lambat dengan tinggi rata-rata adalah 1-5 m pada umur 5-40 tahun. Sedangkan tinggi kelapa dalam pada umur yang sama bisa mencapai > 10 m. Hal ini karena jarak antar leaf scars (bekas pelepah daun) pada kelapa Bido sangat rapat.
masukkan script iklan disini
Warna buah kelapa Bido adalah hijau
berbentuk bulat telur dengan bobot buah utuh adalah 2,5 kg/butir. Jumlah
buah per tandan 8-9 buah dengan bobot daging buah per butir adalah 534
gr dengan tingkat ketebalan daging 1,2 cm. Jumlah tandan per pohon
mencapai 12-14 tandan. Selain sebagai bahan baku Kopra, Kelapa Bido juga
enak dikonsumsi langsung sebagai kelapa muda.
Kelapa Bido memiliki harapan yang besar untuk masa depan karena pemuliaan kelapa ke depan bertujuan untuk merakit varietas berbatang pendek, cepat berbuah, berproduksi tinggi dan lambat menjadi tinggi untuk mempermudah panen atau pangambilan Nira Kelapa.
Jumlah populasi kelapa Bido di Maluku Utara saat ini adalah 130 pohon. Untuk dilepas sebagai varietas unggul lokal, masih perlu waktu kurang lebih 3 tahun lagi untuk proses observasi, identifikasi, uji lokasi, produksi, produktivitas, adaptasi, ketahanan terhadap penyakit, dan uji keunggulan komparasi lainnya.
Pada tanggal 21 April 2017, Kelapa Bido telah berhasil dirilis Balitbangtan dalam sidang Pelepasan Varietas Tanaman Perkebunan yang digelar Direktorat Perbenihan, Ditjen Perkebunan. Dibutuhkan dukungan semua stakeholders untuk mengembangkan Kelapa Bido, terlihat dari kegiatan pelepasan varietas ini merupakan kerjasama dengan Dinas Pertanian Kab. Morotai, Maluku Utara. (vwh/chr)
Informasi lebih lanjut: BPTP Balitbangtan Maluku Utara
Kelapa Bido memiliki harapan yang besar untuk masa depan karena pemuliaan kelapa ke depan bertujuan untuk merakit varietas berbatang pendek, cepat berbuah, berproduksi tinggi dan lambat menjadi tinggi untuk mempermudah panen atau pangambilan Nira Kelapa.
Jumlah populasi kelapa Bido di Maluku Utara saat ini adalah 130 pohon. Untuk dilepas sebagai varietas unggul lokal, masih perlu waktu kurang lebih 3 tahun lagi untuk proses observasi, identifikasi, uji lokasi, produksi, produktivitas, adaptasi, ketahanan terhadap penyakit, dan uji keunggulan komparasi lainnya.
Pada tanggal 21 April 2017, Kelapa Bido telah berhasil dirilis Balitbangtan dalam sidang Pelepasan Varietas Tanaman Perkebunan yang digelar Direktorat Perbenihan, Ditjen Perkebunan. Dibutuhkan dukungan semua stakeholders untuk mengembangkan Kelapa Bido, terlihat dari kegiatan pelepasan varietas ini merupakan kerjasama dengan Dinas Pertanian Kab. Morotai, Maluku Utara. (vwh/chr)
Informasi lebih lanjut: BPTP Balitbangtan Maluku Utara