masukkan script iklan disini
Potret Pertanian - Setelah dipostingan sebelumnya Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Produksi Sorgum telah kita bahas panjang kali lebar dan kali tinggi, nah kali ini saya akan mengajak sahabat Potret Pertanian untuk mengenal Teknologi Pengolahan Hasil Sorgum Nah langsung saja kita simak artikel berikut, semoga bermanfaat.
Penyosohan biji sorgum dapat
dilakukan dengan beberapa metode yaitu penyosohan secara tradisional,
penyosohan dengan mesin penyosoh tipe abrasif serta penyosohan alkalis. Penyosohan
dengan metode mekanis. Penyosohan biji sorgum varietas AZU1-1 (AZ Unpad) dengan
mesin penyosoh beras tipe abrasive selama 2 menit memberikan hasil terbaik
(rendemen 82.81%, biji utuh 98.04%, biji pecah 1.96%). Penyosohan selama 2
menit juga memberikan kualitas tepung yang baik dengan tingkat kecerahan
(putih) yang menyerupai tepung terigu.
Penepungan dapat dilakukan dengan Hammer
mill dengan sebelumnya diberi perlakuan pengeringan. Pengeringan dengan
oven 120oC selama 10 atau 20 menit dan pengayakan dengan menggunakan
ukuran saringan 40 mesh menghasilkan rendemen tertinggi. Untuk mendapatkan
karakteristik tepung terbaik sebaiknya dikeringkan selama 20 menit dan
menggunakan saringan 100 mesh.
Substitusi tepung terigu pada pembuatan roti
Dalam pembuatan roti, imbangan 80%
tepung terigu dan 20% tepung sorgum dengan metode pembuatan roti straight
process cara Lange dihasilkan roti tawar dengan karakteristik baik dan
disukai. Nilai kesukaan terhadap roti tawar campuran tepung terigu dan tepung
sorgum adalah untuk penampakan keseluruhan 3,7 (biasa sampai agak suka); warna crust
3,4 (biasa sampai agak suka); warna crumb 4,0 (agak suka); keseragaman
pori 4,0 (agak suka); aroma 3,5 (biasa sampai agak suka); keempukan dengan
ditekan 3,8 (biasa sampai agak suka); keempukan dengan digigit 4,0 (agak suka)
dan rasa 3,7 (biasa sampai agak suka), pengembangan volume roti tawar sebesar
272,17 % dan kadar air bagian crust 23,52%, bagian crumb
dekat crust 34,21%, serta bagian crumb 53,93%.
Imbangan tepung sorgum dengan tepung ketan dalam pembuatan Opak
Dalam
pembuatan Opak sorgum, imbangan terbaik antara tepung sorgum dan tepung ketan
diperoleh pada substitusi tepung sorgum 50% (50:50) karena memiliki
tingkat pengembangan paling tinggi dan menghasilkan nilai kesukaan sifat
permukaan, citarasa dan kerenyahan paling baik. Pada imbangan tersebut, Opak
yang disangan memiliki karakteristik inderawi (warna dan pengembangan) lebih
baik dibandingkan dengan opak yang dipanggang.
Substitusi tepung terigu pada pembuatan Stik
Bawang
Untuk
pembuatan makanan ringan stik bawang, imbangan tepung sorgum dan tepung terigu
sebesar 60:40 menghasilkan karakteristik adonan yang baik, dan merupakan
imbangan yang paling disukai yang meliputi citarasa, kehalusan permukaan,
aroma, kerenyahan, dan kenampakan keseluruhan. Rata-rata konsumen/ panelis
dalam penelitian memperlihatkan tingkat kesukaan dari biasa sampai suka.
Imbangan tepung sorgum dan tepung tapioka dalam
pembuatan Krupuk
Untuk
pembuatan krupuk sorgum, imbangan terbaik antara tepung sorgum dan tepung
tapioka adalah sebanyak 50:50. Hasil krupuk rata-rata disukai sampai sangat
suka oleh para konsumen/ panelis. Penambahan imbangan tepung sorgum sampai 60%
telah meningkatkan kerenyahan dan citarasa dari krupuk yang dihasilkan. Namun
demikian penampakan krupuknya menjadi kurang menarik dan berwarna agak coklat.
Hal ini bisa diatasi dengan penambahan pewarna makanan pada adonan krupuk.
Demikian artikel tentang Teknologi Pengolahan Hasil Sorgum semoga bermanfaat dan trimakasih telah berkunjung, salam Sehat dan sukses selalu dari Potret Pertanian.