masukkan script iklan disini
POTRET PERTANIAN - Pestisida atau pembasmi hama adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest ("hama") yang diberi akhiran -cide ("pembasmi"). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu.
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Dalam konsep pengendalian hama terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama namun lebih dititikberatkan untuk mengendalikan hama sehingga berada di bawah ambang kendali. Berikut cara menggunakan pestisida yang baik dan benar.
A. Cara menggunakan pestisida yang baik agar tidak terjadi resistensi OPT terhadap pestisida Ada lima cara tepat aplikasi pestisida secara bijaksana (jenis dan mutu, waktu, dosis, cara, dan sasaran):
1. Tepat jenis dan mutu
- Menggunakan pestisida yang terdaftar/diijinkan
- Efektif terhadap jasad sasaran, daya racun rendah, mudah terurai, selektif
- Wadahnya asli dan masih baik, dengan memperhatikan label yang lengkap
- Masih berlaku/tidak kadaluarsa
- Pestisida kontak/racun kontak (lambung) tidak sesuai untuk hama yang berada dalam jaringan tanaman. Untuk hama yang berada dalam jaringan tanaman (penggerek batang padi dapat dikendalikan secara efektif menggunakan jenis insektisida sistemik).
2. Tepat waktu, ditentukan dengan memperhatikan:
- Ambang pengendalian yang berlaku. Menunda waktu aplikasi pestisida, sehingga apabila populasi hama sangat tinggi akan kurang efektif, mahal, dan memicu kekebalan hama terhadap pestisida. Musuh alami banyak yang mati, sehingga setelah residu pestisida habis, larva yang baru menetas menjadi berkembang cepat tanpa musuh alami.
- Stadia pertumbuhan tanaman yang diaplikasi
- Keadaan cuaca yang memungkinkan. Tidak melakukan aplikasi pestisida pada saat banyak embun masih menempel di tanaman (terlalu pagi, matahari belum terbit). Embun yang menempel di daun akan mengencerkan konsentrasi pestisida yang diaplikasikan sehingga menjadi tidak efektif dan menimbulkan kekebalan hama sasaran terhadap pestisida yang diaplikasikan.
- Waktu yang tepat untuk mengaplikasikan pestisida adalah ketika hama berada pada stadium rentan. Larva ulat grayak diaplikasi pestisida ketika masih berada dalam stadium /instar 1-2.
3. Tepat dosis:
- Jasad pengganggu tanaman dapat dikendalikan secara baik dengan pestisida pada dosis (konsentrasi dan jumlah volume cairan semprot) yang dianjurkan sesuai alat aplikasi yang akan digunakan. Konsentrasi pestisida dinyatakan dalam volume formulasi pestisida di dalam satu liter air. Tepat dosis, konsentrasi yang tepat sangat berhubungan dengan dosis aplikasinya.
- Dosis aplikasi dinyatakan dengan banyaknya bahan aktif pestisida yang digunakan pada areal seluas satuan tertentu atau banyaknya cairan semprot per satuan luas tertentu. Dosis yang kurang akan menyebabkan hama yang diaplikasi tidak mati, bahkan akan menjadi kebal karena kemampuannya beradaptasi terhadap pestisida yang kurang efektif tersebut.
4. Tepat cara, hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah:
- Menggunakan aplikasi yang tepat sesuai bentuk dan jenis formulasi
- Memperhatikan keberadaan/tempat jasad sasaran yang dituju
- Cuaca terutama arah angin, agar keselamatan operator terjamin maka penyemprotan harus dilakukan tidak berlawanan dengan arah angin.
5. Tepat sasaran, hal yang perlu diperhatikan:
- Keefektifan pestisida terhadap jenis hama yang akan diaplikasi gunakan pestisida yang sesuai dengan hama sasaran. Tidak semua pestisida efektif untuk semua
B. Cara menanggulangi resistensi/kekebalan OPT terhadap pestisida
Hama / patogen penyebab penyakit, mempunyai banyak strain/ras/biotipe yang masing-masing mempunyai kemampuan berbeda untuk beradaptasi terhadap lingkungan biotik (faktor biotik: jenis tanaman inang, musuh alami, vektor/serangga pembawa), dan lingkungan abiotik (faktor abiotik: pestisida, faktor cuaca, senyawa pengusir/penarik hama). Aplikasi pestisida yang tidak dilakukan melalui 5 tepat akan memicu berkembangnya generasi strain/ras/biotipe yang tahan terhadap pestisida tersebut.
Satu macam pestisida yang digunakan terus menerus akan menyebabkan timbulnya strain/ras/biotipe opt yang mampu beradaptasi menjadi kebal terhadap pestisida tersebut. Untuk menghindari terjadinya kekebalan opt terhadap pestisida tersebut, perlu dilakukan variasi (selang-seling) penggunaan/aplikasi pestisida yang berbeda, baik formulanya maupun bahan aktifnya.