masukkan script iklan disini
POTRET PERTANIAN - Petani Wajib Tau ! "Perbedaan Pupuk Bokashi dengan Pupuk Kompos" Pupuk bokashi dikenal memiliki segudang manfaat bagi tanaman. Manfaat tersebut datang dari banyaknya jumlah mikroorganisme yang terkandung di dalamnya. Mikroorganisme tersebut berperan sebagai dekomposer yang efektif bagi bahan organik di dalam tanah sehingga jumlah unsur hara pun melimpah.
Meskipun demikian, tidak hanya pupuk bokashi saja yang mengandung mikroorganisme, tetapi juga pupuk kompos. Hal ini membuat pupuk bokashi dan pupuk kompos menjadi sulit dibedakan. Terlebih, keduanya juga sama-sama pupuk organik. Lantas, apa yang sebenarnya membedakan pupuk bokashi dengan pupuk kompos?
Dilansir dari laman resmi Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian RI, pupuk bokashi merupakan salah satu jenis pupuk kompos. Sebab, sebagaimana pupuk kompos, pupuk bokashi juga merupakan pupuk yang terdiri dari bahan-bahan organik terfermentasi. Perbedaan antara pupuk kompos dan pupuk bokashi adalah proses fermentasinya.
Pupuk kompos, pada umumnya, terfermentasi secara alami oleh mikroorganisme maupun makroorganisme. Tujuan penggunaan pupuk kompos adalah untuk mengubah struktur, sifat, maupun zat kimia tanah. Oleh karenanya, tanaman dapat tumbuh subur.
Sementara itu, pupuk bokashi merupakan pupuk kompos yang proses fermentasinya dibantu oleh effective microorganism (EM4). EM4 ini mengandung banyak mikroorganisme di dalamnya. Akibatnya, proses fermentasi pupuk bokashi lebih cepat dibandingkan pupuk kompos.
Manfaat yang diberikan oleh pupuk bokashi pun berbeda dengan pupuk kompos. Apabila pupuk kompos hanya bertujuan untuk mempengaruhi sifat tanah saja, pupuk bokashi bertujuan untuk memengaruhi pertumbuhan tanaman secara langsung. Sebagaimana dilansir dari Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat, pupuk bokashi mampu memengaruhi jumlah unsur hara tanah sehingga tanaman menjadi lebih subur.
Perbedaan antara pupuk bokashi dan pupuk kompos juga terlihat dari sifat masing-masing pupuk. Perbedaan ini disebabkan oleh proses fermentasi yang berbeda. Sebagaimana dilansir dari Badan Pengkajian Teknologi Pertanian, proses fermentasi pupuk bokashi yang melibatkan EM4 melibatkan 80 genus mikroorganisme sekaligus. Akibatnya, hasil fermentasi oleh EM4 membuat pupuk bokashi tidak panas, tidak berbau busuk, dan tidak mengandung hama dan penyakit bagi tanaman. Hal ini berbeda dengan beberapa pupuk kompos yang menimbulkan bau busuk.
Dengan berbagai keunggulannya, pupuk bokashi bisa menjadi alternatif pupuk kompos. Meskipun demikian, pupuk bokashi baru digunakan oleh sedikit petani Indonesia. Sosialisasi terkait pupuk bokashi harus digencarkan.