-->
  • Jelajahi

    Copyright © POTRET PERTANIAN
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Teknologi Model Aliran Permukaan Daerah Aliran Sungai (MAPDAS)

    Prasetyo Budi
    Kamis, Juli 05, 2018, Kamis, Juli 05, 2018 WIB Last Updated 2018-07-05T15:26:51Z


    masukkan script iklan disini
    Photo Ilustrasi  Teknologi Model Aliran Permukaan Daerah Aliran Sungai (MAPDAS)
    POTRET PERTANIAN - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah menghasilkan lagi aplikasi teknologi Model Aliran Permukaan Daerah Aliran Sungai (MAPDAS). MAPDAS adalah model simulasi aliran permukaan daerah aliran sungai (DAS) dengan interval sesaat mendekati real time (jam bahkan menit).

    Model ini menggunakan empat parameter input utama simulasi. Meliputi, koefisien aliran permukaan (Kr), waktu jeda, kecepatan aliran jaringan hidrografi dan kecepatan aliran lereng.

    Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP), Prof. Dedi Nursyamsi mengatakan, MAPDAS melengkapi aplikasi yang sudah ada seperti KATAM, MODIS, dan lain-lain. “Aplikasi ini juga menyajikan peta wilayah curah hujan di seluruh Indonesia yang senantiasa di-update secara berkala,” kata Dedi.

    Dedi mengatakan, keunggulan MAPDAS dapat diaplikasikan untuk simulasi aliran permukaan pada DAS (daerah aliran sungai) skala mikro (<100 ha="" hingga="" makro="" skala="">100 km2). Kualitas simulasinya juga sangat memadai hingga 90% tingkat kemiripan.

    Kepala Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat), Hermanto mengatakan, MAPDAS dapat mensimulasi aliran permukaan dalam beberapa skenario perubahan tutupan lahan. Berdasarkan hal itu, aplikasi ini dapat digunakan untuk membuat rekomendasi pola tanam secara cepat dan akurat.

    Ke depan, dengan mulai bergesernya pertanian ke arah industri, tentunya Precision Farming adalah bagian dari yang tidak terelakkan untuk menunjang pertanian digital. Dengan demikian model ini secara signifikan akan meningkatkan efisiensi biaya produksi dan proses pengambilan keputusan akan lebih cepat dan tepat.

    Dr. Budi Kartiwa Peneliti Hidrologi Balitklimat menjelaskan lebih lanjut, model ini tentunya diharapkan dapat mempermudah pemangku kepentingan. Misalnya perencana pertanian, penyuluh, petani terbantu dalam menyusun rekomendasi pola tanam terutama untuk tanaman pangan. Mumuh Buhari/Yul/Ditjen PSP
    Sumber : Tabloid Sinar Tani
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini