masukkan script iklan disini
Photo Dokumen Kementan |
POTRET PERTANIAN - Pemerintah terus berupaya untuk terus eningkatkan produktifitas hasil pertanian dengan berbagai cara yang terus dilakukan, teknologi-teknologi dan inovasiterus dikembangkan guna mendongkrak hasil produksi pertanian, sehingga akan berdampak bagi kesejahteraan petani.
Kementrian pertanian memalaui Program Peningkatan produksi dengan Upaya Khusus Padi Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale) sudah terasa manfaatnya di berbagai sentra produksi. Di Sulawesi Tenggara (Sultra), petani Kabupaten Bombana juga semakin meningkat produksinya dan kesejahteraan petani pun semakin tercapai.
"Program Upsus 2015, petani merasakan hasil (produksi) yang luar biasa. Ada kenaikan sampai 58 persen dari sebelum upsus," tutur Bupati Bombana, Tafdil saat Menteri Pertanian, Amran Sulaiman melakukan kunjungan kerja sekaligus panen padi di Desa Biru, Kecamatan Poleang Timur, Kab Bombana, Rabu (25/7).
Lebih jauh Tafdil membeberkan data produksi padi di tahun 2014 hanya 53.440 ton, sedangkan setelah adanya Upsus produksi di tahun 2017 meningkat sampai 84.690 ton gabah kering giling (GKG). Sehingga tercatat ada kenaikan mencapai 58 persen jika dibandingkan sebelum adanya Upsus.
"Setelah dipelajari kesuksesan ini karena adanya peningkatan produktivitas, pencetakan sawah baru sampai bantuan alsintan. Sehingga meningkatkan gairah petani dari bertanam hanya 1 kali menjadi 2 kali kemudian menjadi 3 kali dalam setahun. Produksinya luar biasa," tuturnya.
Tafdil bahkan berani mengklaim jika produksi padi sudah bisa mengerek status swasembada beras dari Bombana. "Kebutuhan Bombana sebenarnya tidak banyak, hanya 35 ribu ton untuk lokal. Sehingga masih ada surplus 54 ribu ton. Bisa dibilang kita swasembada. Namun bukan berarti harus berpuas karena lebih banyak hasilnya lebih bagus," tuturnya.
Selain upsus, Kabupaten Bombana juga ada Program Gerakan Peningkatan Produksi Padi Sawah Irigasi (GP3SI) bekerjasama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) untuk 1000 ha sawah irigasi. Gerakan tersebut diintervensi full bantuan, mulai dari pupuk, bibit, pestisida dan lain lain. "Kita berharap ada peningkatan produksi petani sekitar 30 persen dari rata-rata 6.5 ton-7 ton per ha menjadi 9-10 ton per ha," tuturnya.
Menambahkan pernyataan Bupati Bombana, Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Hortikultura Kabupaten Bombana, Andini Nur Alam mengatakan padi sawah dan Kecamatan Poleang Timur merupakan salah satu lumbung produksi andalan dari Kabupaten Bombana. "Biasanya panen 7-8 ton per hektar dan dalam dua tahun bisa lima kali panen dengan menggunakan sistem irigasi," tuturnya.
Sementara itu, luasan sawah yang tercatat di Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Hortikultura ada sekitar 13.289 ha dari 22 kecamatan yang dimiliki oleh Bombana. "Khusus di Poleang Timur 2668 ha dan 1500 ha nya ada di Desa Biru," tambah Kabid Tanaman Pangan Dinas Kab Bombana. Sukur yang dibenarkan oleh Kadis Pertanian Bombana, Andini.
Mendengar kesuksesan Upsus yang digaungkan oleh Bupati Bombana, Menteri Amran Sulaiman mengapresiasi kerjasama dan kerja keras dari berbagai pihak yang mendukung. Bahkan dirinya terus meminta kontribusi bersama untuk tetap menjaga ketersediaan dan gairah dari petani. Salah satunya dengan tidak bermain-main dengan bantuan yang sudah digelontorkan pusat maupun daerah.
"Pertama dalam sejarah terbesar bantuan alsin asuransi dll ini bantuan luar biasa. Gak ada kompromi untuk orang-orang yang ingin menyakiti orang miskin, orang-orang di desa petani seluruh Indonesia. Akan langsung berhadapan dengan Menteri Pertanian," tegasnya dibarengi dengan riuhnya tepuk tangan petani setempat.
Alsintan Ditambah
Meskipun sudah sukses dalam Upsus, Bupati Bombana, Tafdil mengakui rasio keberadaan alsintan dengan luasan areal masih belum seimbang, sehingga masih dibutuhkan alsintan lagi. "Salah satunya dryer. Saat satu musim panen, lokasi penyimpanan gabah disini tidak muat lagi, sehingga harus sampai dibawa keluar Bombana. Jadi tidak tercatat sebagai hasil GKG dari sini," ungkapnya.
Untuk diketahui, sejauh ini produk gabah di Bombana sekitar 70 persen produksinya diantarpulaukan ke luar daerah seperti ke Konawe Selatan dan Konawe yang memiliki alat pengeringan gabah yang super canggih dan kapasitasnya besar.
Data dari Dinas Pertanian Bombana, alsintan yang sudah ada tercatat sekitar 12 unit combine harvester yang terdiri dari 3 unit dari provinsi dan 9 unit dari Kementerian Pertanian. "Kebutuhan masih banyak karena satu alsin bisa memanen 2 ha per hari. Kalau di Desa Biru saja misalnya ada 211 ha sawah yang akan panen, menggunakan 3 combine harvester masih belum cukup," tambah Sukur.
Karenanya, bantuan untuk Kabupaten Bombana untuk menjaga sekaligus meningkatkan gairah petani untuk bertanam pun tidak main-main. Tahun 2018 ini saja APBN sudah dipersiapkan untuk Kabupaten Bombana yang meliputi program pengembangan kedelai seluas 50 hektar, pengembangan padi ladang seluas 250 ha, bantuan bibit jagung hibrida untuk 525 ha, rehabilitasi jaringan irigasi seluas 1000 ha, pembuatan embung 3 unit, hand traktor 20 unit dan program inseminasi ternak untuk 600 ekor.
"Kita tambah lagi hand traktor dua kali lipat (tambah 20 unit). Dryer saya kasih 5 unit, dan traktor roda empat (sebanyak) 2 unit, kalau ada 4 kasih semua. Semuanya langsung dari pusat. Direktur Alsin saya perintahkan untuk diturunkan disini," tukasnya setelah mendengar curahan hati dari petani setempat. (gsh)