-->
  • Jelajahi

    Copyright © POTRET PERTANIAN
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Petani di Kabupaten Subang Lakukan Gerakan Pengendalian (Gerdal) Organisne Pengganggu Tumbuhan (OPT)

    Prasetyo Budi
    Rabu, Agustus 29, 2018, Rabu, Agustus 29, 2018 WIB Last Updated 2021-08-05T07:27:45Z


    masukkan script iklan disini
    Poto Ilustrasi serangan Hama Pada Tanaman Padi
    POTRET PERTANIAN - Petani di Kabupaten Subang Lakukan Gerakan Pengendalian (Gerdal) Organisne Pengganggu Tumbuhan (OPT), Serangan Hama dan penyakit pada tanaman tak jarang membuat kerusakan pada tanaman dan mengakibatkan gagal panen.

    Belajar dari pengalaman pahit tahun 2016/2017, petani di Kabupaten Subang khususnya Desa Kertajaya, Kecamatan Tambakdahan melakukan Gerakan Pengendalian (Gerdal) Organisne Pengganggu Tumbuhan (OPT) di lahan sawah seluas 123 ha pada usia tanam padi 35-40 hari setelah tanam.

     "Gotong royong, ada 15 orang untuk basmi Wereng Batang Coklat (WBC) di sawah," kata Ketua Kelompok Tani Tugu Taruna, Waruyanto.

    Bagi petani, serangan hama WBC sangat memukul semangat bertanam. Sebab jika tidak diantisipasi sejak dini maka akan tambah parah dengan muncul dan menyebarnya penyakit kerdil. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang dibawa oleh wereng cokelat. "Kami sangat mengapresiasi upaya gotong royong petani di desa Kertajaya, Subang ini," kata Kepala Badan Karantina Pertanian selaku Ketua Penanggung Jawab Upsus Jawa Barat, Banun Harpini.

    Menurut Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) ini, petani di desa Kertajaya sangat sigap dan mau bekerjasama dalam melakukan program Kementerian Pertanian (Kementan) khususnya dalam mengantisipasi kegagalan panen.

    Banun menjelaskan, selain tim pendampingan petani di musim kering saat ini, Kementan juga mendirikan posko-posko yang di kelola UPTD untuk memudahkan koordinasi dan kerjasama antar instansi terkait dan TNI dalam penanggulangan wabah hama dan kekeringan.

    Dari data hingga pertengahan Agustus 2018 oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat, laporan kekeringan khususnya di Kabupaten Subang yang akan mencapai puncaknya di bulan Agustus dan September 2018 ini, terdapat 233 ha alami kekeringan ringan, 49 ha sedang dan 1 ha berat dan 2.221 ha yang terancam terdampak musim kering.

    Data ini merupakan data luasan lahan dari 7 kecamatan masing-masing Pagaden, Pagaden Barat, Dawuan, Sagalaherang, Serang Panjang, Cijambe dan Kasomalang, Kabupaten Subang.

    Menteri Pertanian, Amran Sulaiman meminta seluruh jajaran pejabatnya untuk terjun langsung mengantisipasi dampak kekeringan secara masif, termasuk pengendalian hama  yang sering timbul saat kekeringan seperti wereng dan penyakit kerdil, menyebabkan penurunan produksi hingga setengahnya bahkan banyak yang tidak panen sama sekali.

    Sehingga Gerdal hama secara gotong royong bakal jadi andalan petani halau hama, terlebih di Kabupaten Subang yang merupakan sentra padi ketan, jenis varietas yang digemari wereng.

    Para petani Subang seperti Poktan Tugu Taruna maupun Poktan Sagara Desa dalam melakukan Gerdal biasa menggunakan pestisida basa dan alat pelindung diri (APD) dengan perlengkapan berupa handsprayer dan tasco. "Alhamdulilah padinya bagus dan udah tanam semua, 100 persen dari 4.715 ha, " lapor Waruyanto.

    Meskipun begitu, dari pantauan UPTD masih didapat luasan sawah kurang lebih 150 ha yang telah ditanam di luar data kecamatan yaitu di bantaran kali Gadung sehingga Gerdal akan terus digerakkan.

    Diakui Banun, varietas Ciherang dengan kombinasi ketan masih menjadi andalan petani. Namun kebiasaan ini perlu diubah karena  varietas tersebut sudah tidak tahan hama. "Tidak lelah, akan terus kami dorong untuk segera beralih ke varietas unggulan dan menerapkan teknologi dari Kementerian Pertanian agar petani dapat terus meningkat kesejahteraannya," tutup Banun. 
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini