masukkan script iklan disini
POTRET PERTANIAN - Menteri Pertanian Amran Sulaiman membuka Pekan Pertanian Lahan Rawa Nasional (PPRN) ke-II, Kementerian Pertanian menekankan pentingnya pengembangan lahan rawa sebagai lahan pentanian produktif guna menjamin ketahanan pangan. Hal tersebut diungkapkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat membuka Pekan Pertanian Lahan Rawa Nasional (PPRN) ke-II dan Launching Taman Sains Pertanian (TSP) di Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa di Banjarbaru, Kalimantan Selatan pada Rabu (17/10).
Acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara Hari Pangan Nasional (HPN) ke 38 tahun ini yang mengusung tema Pertanian Lahan Rawa Mendukung Indonesia Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045. Optimalisasi lahan rawa bisa jadi jawaban ketersediaan pangan di masa depan, dimana laju pertumbuhan penduduk berkembang cepat, dan terjadinya penyusutan luas dan produktivitas lahan pertanian.
"Lahan rawa merupakan kekayaan besar Indonesia yang belum termanfaatkan dengan baik. Oleh karena itu, pemanfaatannya perlu dioptimalkan. Pemikiran atau konsep-konsep pertanian lahan rawa perlu diwujudkan dalam langkah nyata, dengan implementasi, dan kerja nyata," kata Amran.
Amran menyampaikan, bahwa di Indonesia terdapat sekitar 34 juta hektare lahan rawa, tersebar di 18 provinsi, atau 300 kabupaten/kota. Dari jumlah itu, sekitar 9 juta hektare diantaranya cocok untuk pertanian namun masih dipandang sebelah mata. Ia menyebut besarnya potensi lahan rawa itu sebagai raksasa tidur yang harus dioptimalkan dengan pemanfaatan teknologi.
"Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mengkomunikasikan dan menyebarluaskan ilmu pengetahun dan teknologi hasil penelitian sumberdaya lahan rawa. Sehingga lahan rawa bisa produktif," tukas Amran dihadapan 1000 peserta yang mewakil petani, akademisi, peneliti, pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, para pengambil keputusan, dan masyarakat umum lainnya itu.
Taman Sain Pertanian (TSP) Lahan Rawa yang dilaunching hari ini adalah hamparan lahan percontohan (show window). TSP lahan rawa dirancang agar dapat menunjukan berbagai inovasi dan teknologi unggul pertanian berbasis lahan rawa: inovasi teknologi penataan lahan, Konservasi dan efisiensi pemanfaatan Air, ameliorasi dan pemupukan, komoditas adaptif lahan rawa, peternakan, konservasi plasma nutfah, pengelolaan limbah, dan alat mesin pertanian (Alsintan).
"Launching TSP Lahan Rawa hari ini menunjukan kesiapan Kementerian Pertanian khususnya Badan Litbang Pertanian dalam memberikan dukungan inovasi dan teknologi optimalisasi lahan rawa dan peningkatan produksi dan produktivitas pertanian di lahan rawa," jelas Amran.
Selain lunching TSP Lahan Rawa, pada PPRN yang berlangsung hingga 21 Oktober 2018 mendatang ini, para peserta juga juga akan bisa mengikuti sejumlah kegiatan seperti Bimbingan Teknis pengelolaan lahan rawa, Gelar Inovasi teknologi Pertanian Lahan Rawa di TSP Lahan Rawa Banjarbaru, dan Pameran IPTEK dan Inovasi Pertanian Lahan Rawa. Kegiatan yang juga penting adalah pelaksanaan International Workshop on Tropocal Wetlands: Innovation in Mapping and Managament for Sustainable Agriculture.
"Workshop ini mengeskplorasi pengetahuan, pengalaman, dan imovasi terkini dalam pemetaan dan pengelolaan lahan rawa di regional Asia dan dunia. Selain mengeksplorasi inovasi baru, kita juga akan menggali praktik-praktik terbaik, dan membangun kolaborasi untuk pengembangan lahan rawa," terang Amran.
Sejumlah pembicara utama dalam workshop adalah pakar rawa international, yaitu: Prof Dr. Budiman Minasny (The University of Sydney, Australia), Dr. Laura Poggio (The James Hutton University, Aberdeen, United Kingdom), Dr. Pisoot Vijarnsorn (Ministry of Agriculture and Cooperative, Thailand), Dr. Hoang Van Thang (Vietnam National University, Vietnam), dan Prof. Dr. Mitsuru Osaki (Hokkaido University, Japan).
Turut hadir dalam pembukaan PPLR ke II tersebut diantaranya Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan Sahbirin Noor yang diwakili Sekretaris Daerah, Walikota Banjarbaru Rudy Resnawan, Bupati Barito Kuala Noormiliyani, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Prof. Muhammad Syakir, Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, beserta para pejabat eselon 1 dan 2 lingkup Kementerian Pertanian dan pemerintahan setempat.
Acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara Hari Pangan Nasional (HPN) ke 38 tahun ini yang mengusung tema Pertanian Lahan Rawa Mendukung Indonesia Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045. Optimalisasi lahan rawa bisa jadi jawaban ketersediaan pangan di masa depan, dimana laju pertumbuhan penduduk berkembang cepat, dan terjadinya penyusutan luas dan produktivitas lahan pertanian.
"Lahan rawa merupakan kekayaan besar Indonesia yang belum termanfaatkan dengan baik. Oleh karena itu, pemanfaatannya perlu dioptimalkan. Pemikiran atau konsep-konsep pertanian lahan rawa perlu diwujudkan dalam langkah nyata, dengan implementasi, dan kerja nyata," kata Amran.
Amran menyampaikan, bahwa di Indonesia terdapat sekitar 34 juta hektare lahan rawa, tersebar di 18 provinsi, atau 300 kabupaten/kota. Dari jumlah itu, sekitar 9 juta hektare diantaranya cocok untuk pertanian namun masih dipandang sebelah mata. Ia menyebut besarnya potensi lahan rawa itu sebagai raksasa tidur yang harus dioptimalkan dengan pemanfaatan teknologi.
"Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mengkomunikasikan dan menyebarluaskan ilmu pengetahun dan teknologi hasil penelitian sumberdaya lahan rawa. Sehingga lahan rawa bisa produktif," tukas Amran dihadapan 1000 peserta yang mewakil petani, akademisi, peneliti, pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, para pengambil keputusan, dan masyarakat umum lainnya itu.
Taman Sain Pertanian (TSP) Lahan Rawa yang dilaunching hari ini adalah hamparan lahan percontohan (show window). TSP lahan rawa dirancang agar dapat menunjukan berbagai inovasi dan teknologi unggul pertanian berbasis lahan rawa: inovasi teknologi penataan lahan, Konservasi dan efisiensi pemanfaatan Air, ameliorasi dan pemupukan, komoditas adaptif lahan rawa, peternakan, konservasi plasma nutfah, pengelolaan limbah, dan alat mesin pertanian (Alsintan).
"Launching TSP Lahan Rawa hari ini menunjukan kesiapan Kementerian Pertanian khususnya Badan Litbang Pertanian dalam memberikan dukungan inovasi dan teknologi optimalisasi lahan rawa dan peningkatan produksi dan produktivitas pertanian di lahan rawa," jelas Amran.
Selain lunching TSP Lahan Rawa, pada PPRN yang berlangsung hingga 21 Oktober 2018 mendatang ini, para peserta juga juga akan bisa mengikuti sejumlah kegiatan seperti Bimbingan Teknis pengelolaan lahan rawa, Gelar Inovasi teknologi Pertanian Lahan Rawa di TSP Lahan Rawa Banjarbaru, dan Pameran IPTEK dan Inovasi Pertanian Lahan Rawa. Kegiatan yang juga penting adalah pelaksanaan International Workshop on Tropocal Wetlands: Innovation in Mapping and Managament for Sustainable Agriculture.
"Workshop ini mengeskplorasi pengetahuan, pengalaman, dan imovasi terkini dalam pemetaan dan pengelolaan lahan rawa di regional Asia dan dunia. Selain mengeksplorasi inovasi baru, kita juga akan menggali praktik-praktik terbaik, dan membangun kolaborasi untuk pengembangan lahan rawa," terang Amran.
Sejumlah pembicara utama dalam workshop adalah pakar rawa international, yaitu: Prof Dr. Budiman Minasny (The University of Sydney, Australia), Dr. Laura Poggio (The James Hutton University, Aberdeen, United Kingdom), Dr. Pisoot Vijarnsorn (Ministry of Agriculture and Cooperative, Thailand), Dr. Hoang Van Thang (Vietnam National University, Vietnam), dan Prof. Dr. Mitsuru Osaki (Hokkaido University, Japan).
Turut hadir dalam pembukaan PPLR ke II tersebut diantaranya Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan Sahbirin Noor yang diwakili Sekretaris Daerah, Walikota Banjarbaru Rudy Resnawan, Bupati Barito Kuala Noormiliyani, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Prof. Muhammad Syakir, Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, beserta para pejabat eselon 1 dan 2 lingkup Kementerian Pertanian dan pemerintahan setempat.