masukkan script iklan disini
POTRET PERTANIAN -_Wayan Supadno.
Dalam teori Intelijen Bisnis, bahwa ketika demontrasi atau kampanye hitam jika diikuti oleh orang sebanyak mungkin dan kebanyakan tidak tahu (terkelabuhi) misi sesungguhnya. Maka pertanda misi tersebut hampir menang sesuai harapan. Tapi jika semua tahu misi sesungguhnya, maka pertanda misinya gagal. Namanya bukan lagi misi intelijen.
Arti pesan tersebut menggambarkan situasi jika antara gerakan sebenarnya masih bisa dibedakan dengan gerakan tipuan maka pertanda gagal. Jika antara gerakan palsu dan gerakan asli tidak bisa lagi dibedakan pertanda misi akan sukses. Misi kampanye hitam (demontrasi) akan makin sukses sempurna jika semua terkelabuhi dengan makin dominan.
Contoh.
1. Kampanye hitam sawit oleh Uni Eropa. Karena sawit bahan baku energi nabati paling murah harga pokok produksi (HPP) nya. Dibanding bahan baku lain misal bunga matahari, kedelai dan lainnya. Mahal HPP nya. Boros lahan 4x lipatnya sawit. Dianggap ancaman serius terhadap perekonomian global menyangkut hajat hidup banyak petani di negara - negara penghasilnya. Sawit harus dihambat.
Dengan dalih apapun juga boleh untuk menyerang sawit yang dikobarkan oleh Uni Eropa. Semakin banyak yang terbakar emosinya untuk ikut kampanye hitam yang tidak tahu misi sesungguhnya maka akan makin sukses sempurna. Tapi di balik itu semua saat harga mahal karena jadi rebutan maka Uni Eropa juga akan memakai sawit jumlah besar hingga jutaan ton CPO/tahunnya. Seperti saat ini.
2. Kampanye hitam kedelai lokal. Sekalipun kedelai lokal sehat bukan rekayasa genetik (GMO) dan kadar nutrisinya lebih baik. Maka penting dilakukan kampanye hitam. Agar kedelai luar negeri (impor) dapat kepastian pasar besar di Indonesia jangka panjang. Karena selain jumlah penduduk 274 juta dan makin banyak lagi, Indonesia paling suka tahu tempe dari kedelai..
Strategi dan taktis intelijen bisnisnya dengan banyak cara gerakan tipuan dibaurkan dengan gerakan sebenarnya. Misal saat petani panen kedelai, kedelai impor datang. Parsial kecil yang impor dituang ke pasar ( dumping ) harga khusus murah. Agar kedelai lokal terpukul murah. Lalu petani " makin kapok " menanam. Sisanya dijual normal. Pangsa pasar makin membesar jangka panjang.
Begitu juga komoditas lain yang cara operasional intelijen bisnisnya tidak kalah menarik asal goal saja target bisnis makro holistiknya. Kadang karena targetnya cantik maka dengan strategi dan taktis cantik bahkan memakai orang cantik pula. Ingat kuota impor daging dan sapi ? Asal dapat kuota impor makin besar. Agar angsa pasar jangka panjang makin menjanjikan, ini harapan permanen permainan cantiknya.
Sehingga tiada lain pilihannya, selain berjuang solid kompak semangat anak bangsanya agar pangan berdaulat. Pangan soal hidup matinya sebuah bangsa (Bung Karno, IPB Bogor, 1952). Energi soal nafas dinamikanya kehidupan berbangsa.
Salam 🇲🇨
Wayan Supadno
Pak Tani
Arti pesan tersebut menggambarkan situasi jika antara gerakan sebenarnya masih bisa dibedakan dengan gerakan tipuan maka pertanda gagal. Jika antara gerakan palsu dan gerakan asli tidak bisa lagi dibedakan pertanda misi akan sukses. Misi kampanye hitam (demontrasi) akan makin sukses sempurna jika semua terkelabuhi dengan makin dominan.
Contoh.
1. Kampanye hitam sawit oleh Uni Eropa. Karena sawit bahan baku energi nabati paling murah harga pokok produksi (HPP) nya. Dibanding bahan baku lain misal bunga matahari, kedelai dan lainnya. Mahal HPP nya. Boros lahan 4x lipatnya sawit. Dianggap ancaman serius terhadap perekonomian global menyangkut hajat hidup banyak petani di negara - negara penghasilnya. Sawit harus dihambat.
Dengan dalih apapun juga boleh untuk menyerang sawit yang dikobarkan oleh Uni Eropa. Semakin banyak yang terbakar emosinya untuk ikut kampanye hitam yang tidak tahu misi sesungguhnya maka akan makin sukses sempurna. Tapi di balik itu semua saat harga mahal karena jadi rebutan maka Uni Eropa juga akan memakai sawit jumlah besar hingga jutaan ton CPO/tahunnya. Seperti saat ini.
2. Kampanye hitam kedelai lokal. Sekalipun kedelai lokal sehat bukan rekayasa genetik (GMO) dan kadar nutrisinya lebih baik. Maka penting dilakukan kampanye hitam. Agar kedelai luar negeri (impor) dapat kepastian pasar besar di Indonesia jangka panjang. Karena selain jumlah penduduk 274 juta dan makin banyak lagi, Indonesia paling suka tahu tempe dari kedelai..
Strategi dan taktis intelijen bisnisnya dengan banyak cara gerakan tipuan dibaurkan dengan gerakan sebenarnya. Misal saat petani panen kedelai, kedelai impor datang. Parsial kecil yang impor dituang ke pasar ( dumping ) harga khusus murah. Agar kedelai lokal terpukul murah. Lalu petani " makin kapok " menanam. Sisanya dijual normal. Pangsa pasar makin membesar jangka panjang.
Begitu juga komoditas lain yang cara operasional intelijen bisnisnya tidak kalah menarik asal goal saja target bisnis makro holistiknya. Kadang karena targetnya cantik maka dengan strategi dan taktis cantik bahkan memakai orang cantik pula. Ingat kuota impor daging dan sapi ? Asal dapat kuota impor makin besar. Agar angsa pasar jangka panjang makin menjanjikan, ini harapan permanen permainan cantiknya.
Sehingga tiada lain pilihannya, selain berjuang solid kompak semangat anak bangsanya agar pangan berdaulat. Pangan soal hidup matinya sebuah bangsa (Bung Karno, IPB Bogor, 1952). Energi soal nafas dinamikanya kehidupan berbangsa.
Salam 🇲🇨
Wayan Supadno
Pak Tani