masukkan script iklan disini
Cegah Hama Pala dengan Trichoderma - Komoditi buah pala (Myristica fragrans) merupakan salah-satu komoditi unggulan di Kecamatan Tanjung Raya umumnya dan Nagari Tanjung Sani khususnya. Telah menjadi rahasia umum bahwa kwalitas minyak pala asal Kecamatan Tanjung Raya ini yang terbaik di Provinsi Sumatera Barat bahkan Indonesia melebihi kwalitas minyak pala asal maluku.
Selain komoditi Kopi, Pohon pala telah dikembangkan oleh masyarakat Tanjung Sani sejak zaman Belanda dan sampai saat ini masih merupakan income primer setelah karamba jaring apung.
Namun sejak beberapa dekade belakangan, berbagai jenis hama mulai menyerang batang pala, mulai dari kumbang penggerek batang hingga jamur yang menyerang akar tunggang dan semua itu dapat menyebabkan pohon pala menjadi mati.
Melihat hal itu, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Agam, bekerjasama dengan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat dan Balai Besar Pembibitan dan Perlindungan Tanaman Provinsi Sumatera Utara atas permohonan Wali Nagari Tanjung Sani mengadakan sosialisasi pencegahan serangan hama terhadap pohon pala yang dilaksanakan di Kantor Wali Nagari Tanjung Sani ( Kamis, 26/9/2013)
Sosialisasi yang diikuti oleh perwakilan anggota kelompok perkebunan pala yang ada di Nagari Tanjung Sani ini berlanjut kelapangan guna mempraktekan cara pencegahan hama.
Pada sosialisasi ini diungkapkan, untuk mencegah dan memperkuat kondisi tanaman pala perlu dilakukan pembersihan sekeliling batang. "Gunakan jamur trichoderma sp sebagai agen pengendali hayati untuk melawan jamur perusak akar pohon. Jamur trichoderma sp ini merupakan satu dari sekian banyak agen pengendali hayati yang telah dikembangkan dan diaplikasikan secara luas". ungkap Yeni Asma dari Balai Besar Pembibitan dan Perlindungan Tanaman Provinsi Sumatera Utara.
Keberhasilan penggunaan agen hayati ini telah banyak dilaporkan di berbagai penelitian diantaranya untuk mengendalikan penyakit akar putih Rigidoporus micropus di perkebunan karet dan teh.
Jamur ini juga sebagai agen hayati untuk mengendailkan patogen penyebab rebah kecambah Rhizoctania solani, busuk batang Fusarium sp., akar gada Plasmodiophora brassicae, dan patogen Pythium yang merupakan patogen tular tanah yang dapat menyebabkan penyakit rebah kecambah (Dumping off) pada kacang-kacangan.
Jamur ini selain bersifat hiperparasitik terhadap beberapa patogen, diketahui pula dapat menghasilkan antibiotik yang dapat mematikan dan menghambat pertumbuhan jamur lain.
Mekanisme penekanan patogen oleh Trichoderma terjadi melalui proses kompetisi, parasitisme, antibiosis, atau mekanisme lain yang merugikan bagi patogen. Selain itu, jamur ini mempunyai sifat-sifat mudah didapat, penyebarannya luas, toleran terhadap zat penghambat pertumbuhan, tumbuh cepat, kompetitif dan menghasilkan spora yang berlimpah, sehingga mempermudah penyediaan jamur sebagai bahan pengendali hayati dalam proses produksi massal.
Jamur Trichoderma mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kecepatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama kemampuannya untuk menyebabkan produksi perakaran sehat dan meningkatkan angka kedalaman akar (lebih dalam di bawah permukaan tanah). Akar yang lebih dalam ini menyebabkan tanaman menjadi lebih resisten terhadap kekeringan, seperti pada tanaman jagung dan tanaman hias.
Trichorderma sp. merupakan jamur yang paling banyak terdapat di dalam tanah dan bersifat antagonistik terhadap jamur lain. Selain daya adaptasinya luas, Trichorderma mempunyai daya antagonis tinggi dan dapat mengeluarkan racun, sehingga dapat menghambat bahkan mematikam patogen lain.
Keberhasilan penggunaan agen hayati ini telah banyak dilaporkan di berbagai penelitian diantaranya untuk mengendalikan penyakit akar putih Rigidoporus micropus di perkebunan karet dan teh.
Jamur ini juga sebagai agen hayati untuk mengendailkan patogen penyebab rebah kecambah Rhizoctania solani, busuk batang Fusarium sp., akar gada Plasmodiophora brassicae, dan patogen Pythium yang merupakan patogen tular tanah yang dapat menyebabkan penyakit rebah kecambah (Dumping off) pada kacang-kacangan.
Jamur ini selain bersifat hiperparasitik terhadap beberapa patogen, diketahui pula dapat menghasilkan antibiotik yang dapat mematikan dan menghambat pertumbuhan jamur lain.
Mekanisme penekanan patogen oleh Trichoderma terjadi melalui proses kompetisi, parasitisme, antibiosis, atau mekanisme lain yang merugikan bagi patogen. Selain itu, jamur ini mempunyai sifat-sifat mudah didapat, penyebarannya luas, toleran terhadap zat penghambat pertumbuhan, tumbuh cepat, kompetitif dan menghasilkan spora yang berlimpah, sehingga mempermudah penyediaan jamur sebagai bahan pengendali hayati dalam proses produksi massal.
Jamur Trichoderma mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kecepatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama kemampuannya untuk menyebabkan produksi perakaran sehat dan meningkatkan angka kedalaman akar (lebih dalam di bawah permukaan tanah). Akar yang lebih dalam ini menyebabkan tanaman menjadi lebih resisten terhadap kekeringan, seperti pada tanaman jagung dan tanaman hias.
Trichorderma sp. merupakan jamur yang paling banyak terdapat di dalam tanah dan bersifat antagonistik terhadap jamur lain. Selain daya adaptasinya luas, Trichorderma mempunyai daya antagonis tinggi dan dapat mengeluarkan racun, sehingga dapat menghambat bahkan mematikam patogen lain.
Cara pembuatan jamur trichoderma inipun terbilang mudah berikut penjelasannya :
Bahan:
- Jamur induk Trichoderma (F0)
- Beras
- Air murni
- Alcohol
Peralatan :
- Plastic bening
- Kompor
- Panci
- Sendok
- Wadah / nampan
- Lilin
Cara membuat trichoderma
- Masakkan beras menjadi 1/3 masak (selama 10 menit).
- Setelah beras menjadi 1/3 masak dinginkan pada wadah nampan yang telah disediakan.
- Setelah itu masukan beras yang telah didinginkan tersebut kedalam plastic bening. Setiap plastic diisi dg beras 3 sendok makan.
- Kemudian beras yang telah selesai di masukkan ke dalam plastic dilakukan proses pengukusan selama 10 menit.
- Selanjutnya dinginkan lagi pada wadah nampan hingga benar-benar dingin.
- Sendok yang akan digunakan harus disterilkan dengan menggunakan alcohol, begitu juga dengan tangan kita.
- Sendok tersebut dekatkan dengan api lilin secara sekilas saja, hal ini untuk bertujuan mensterilkan sendok dari bakteri-bakteri di udara.
- Gunakan sendok yang telah disterilkan tersebut untuk mengambil bahan induk jamur trichoderma yang telah disediakan.
- Setiap 1 kantong plastic yang berisi beras yang telah dikukuskan tadi akan kita isi dengan bahan induk jamur trichoderma sebanyak 1/3 sendok.
- Kocokkan agar jamur trichoderma merata tercampur dengan media beras yang telah kita kukuskan tadi.
- Kemudian setelah itu streples ujung plastic yang terbuka agar tidak ada celah binatang kecil seperti semut dsb masuk ke dalam plastic tersebut.
- setelah semua proses diatas selesai, diamkan pada wadah nampan secara teratur selama 14 hari.
- Jika proses yang kita lakukan baik dan benar maka setelah 14 hari media beras diatas akan berubah warna menjadi warna hijau yang merata.
- Trichoderma (F1) ini sudah siap untuk digunakan. Dan masih bisa diturunkan menjadi F2 dan berakhir pada F3.
Untuk aplikasinya 1 Kg jamur trichoderma dicampur dengan 25 Kg dedak, 12,5 Kg pupuk kandang dan 12,5 Kg tanah humus. Campuran tersebut disebarkan sekeliling pohon tanaman.
Fhoto lain, silahkan Lihat Disini
Fhoto lain, silahkan Lihat Disini