-->
  • Jelajahi

    Copyright © POTRET PERTANIAN
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Suara Petani Dari Bumi Siger

    Prasetyo Budi
    Minggu, Agustus 21, 2016, Minggu, Agustus 21, 2016 WIB Last Updated 2018-06-29T10:14:56Z


    masukkan script iklan disini
    Potret Pertanian - Minggu 21 Agustus 2016, Hari ini saya merasa senang sekali karena pada hari ini saya berada dikampung halaman saya, semua sudah sangat berubah sekarang, keadaan alam pertanian pun juga berubah sangat drastis, dahulu ketika saya masih berumur belasan tahun, kondisi lahan pertanian terhampar luas dengan berbagai tanaman pangan, kala itu jika musim hujan tiba, petani disini menanam kedelai, jagung dan juga padi, setelah musim hujan selesai biasanya langsung ditanam singkong (ubi kayu ). 

    Tapi saat ini semua berbeda, tak terlihat lagi hamparan tanaman singkong pada musim kemarau yang mulai melanda daerah ini dari bulan juli kemarin. yang terlihat hanya hamparan kebun karet yang saat ini sedang musim gugur, Terlihat hampir tak ada daun yang tersisa didahan pohon karet tersebut, seperti layaknya pohon yang akan mati.


    Musim gugur daun terjadi hampir merata dan bersamaan di sekitaran daerah Lampung dan palembang. dan menurut kebiasaan pada musim gugur seperti ini harga getah karet lumayan bagus, dikarenakan pasokan getah karet pasti turun dari berbagai daerah. kondisi ini seharusnya membuat harga karet mengalami lonjakan besar. "Musim gugur daun yang membuat pasokan ketat biasanya akan mendongkrak harga. Tapi nyatanya tahun ini tidak, Harga getah karet didaerah ini bervariasi dari Rp. 4000 sampai Rp.5000.
     
    Tentunya Akibat situasi harga jual bertahan rendah,  Petani akan semakin merugi. Apalagi normalnya kebun karet akan mengalami gugur daun hingga 1,5 bulan. Petani  pasrah dengan harga yang murah itu karena tidak tahu mau berbuat apa lagi. belum lagi permainan yang dilakukan oleh para tengkulak atau Toke getah karet yang banyak mempermainkan timbangan, sehingga membuat para petani semakin merugi. dan anehnya lagi timbangan didaerah kami tidak ada uji berkala, timbangan tanpa KIR oleh dinas, kebetulan saya hari ini yang menjual hasil sadapan getah karet milik orang tua saya, dan saya coba menimbang berat badan saya ketimbangan setelah saya menimbangkan getah tersebut. biasanya berat badan saya mencapai 65 kg, tapi begitu saya timbang ditimbangan salah satu toke getah karet tersebut, berat badan saya turun drastis menjadi 54 kg. Wow.!!! sesuatu yang sangat mencengankan bagi saya bisa turun berat badan hingga 10 kg dalam beberapa hari. ya asumsi saya sih langsung wah betapa beruntungnya ya jadi toke getah, bisa panen tiap saat dengan potongan timbangan yang begitu luar biasa.

    Sepulang dari menimbang getah karet saya langsung ngumpul bersama teman-teman saya sambil silaturahmi karena kebetulan juga udah lama saya tidak pulang kampung. sempat juga saya bahas dengan teman saya masalah yang dialami petani karet didaerah saya, he he meskipun bukan DPR yang membahas masalah tentang masarakat. 

    Dari obrolan bersama teman-teman saya yang menyimpulkan kenapa toke getah memotong timbangan getah petani dikarenakan Getah karet didaerah saya kualitasnya kurang baik, dikarenakan banyak petani nakal yang pintar mengolag getah menjadi banyak dengan penambahan air dan cuka atau asam semut secara berlebihan, yang disebut oleh teman saya itu namanya ( Digebor ). bukan digebor goyang mujair ya. he he he....

    Obrolanpun berlanjut saya katakan bahwa tidak semua petani nakal seperti teman saya katakan tadi, masih banyak petani yang murni menjual getah karet nya, seperti getah yang saya jual tadi, yang orang tua saya tidak tau bagaimana cara menggebor tersebut. Nah jika demikian tentunya kasihan yang menjadi petani murni atau petani yang baik, jia harus mengalami hal serupa dengan petani yang nakal. yang harus menanggung kerugian beberapa kilo kerena ulah orang lain yang tak bertanggung jawab. ya menurut saya sih, toke harus lihat juga kualitas karet petani yang baik dan yang tidak baik, jangan dipukul rata begitu, kan kasian petani yang jujur lainya. 

    Sudahlah harga nya murah, hasilnya pun menurun karena musim gugur, sampai ditimbangan harus dipotong segitu banyak, nah bayangkan saja jika dipotong 10 kg saja, dan harga Rp. 5000, bukankah sudah Rp. 50.000 kerugian petani. lebih parahnya lagi hasil  getah pada musim gugur ini menurun kisaran 30 kg per Ha, dalam 4 hari, jadi kurang lebih penghasilan petani karet didaerah saya berkisar 1 jutaan, itu belum dipotong pembelian asam semut yang  dipaki untuk membekukan getah karet. serta biaya-biaya lainya. 

    Dengan penghasilan segitu, bagaimana jika petani tersebut mempunyai anak yang sekolah 1 atau 2 anak..!? 

    Petani yang bergulat dengan kebun dari  jam 4 pagi harus keladang untuk menderes batang karet pagi-pagi sekali, karena jika kesiangan getah sudah tidak banyak mengalir, apalagi pada musim gugur seperti ini. 

    Hah... jadi ikut pusing mikir, tentang batang karet yang tak berdaun lagi, harga getah yang tak kunjung naik, tentang timbangan yang tak ada Uji berkalanya, atau tanpa KIR dari dinas, sementara wakil rakyat yang harusnya mikirin rakyak malah sibuk ngurusin duit rakyat.

    Yah ahirnya sebagai Petani Hanya bisa pasrah begitu saja, la mau ngapain  lawong orang kecil kawulo alit, misalkan Mau protespun tak tau sama siapa. Yah dibiarin aja dan memilih cari kerjaan lain meski hidup terasa semakin susah.
    Baca Juga :

  • Cara Membuat EM4 ( Efektive Miccro Organisme )
  • 6 Jenis Sistem Hidroponik
  • Aplikasi EM4 (Efektif Mikro Organisme) Dilahan Pertanian
  • Komentar

    Tampilkan

    Terkini