masukkan script iklan disini
Potret Pertanian - Salah satu penyakit pisang yang bisa
menjadi ancaman yang sangat serius selain layu fusarium dan penyakit
darah adalah penyakit kerdil kuning atau disebut banana bunchy top virus (BBTV).
Penyakit ini banyak menyerang kultivar komersial seperti Ambon Kuning,
Ambon Hijau, Barangan, Mas, Nangka, dan lain-lain. Sampai sejauh ini
belum ada kultivar pisang yang tahan BBTV.
Penyebaran BBTV sangat mudah, ditularkan oleh serangga vektor kutu daun (Pentalonia nigronervosa)
yang hinggap pada daun muda di bagian pangkal daun yang masih
menggulung, sehingga sepintas hama tersebut tidak tampak dari kejauhan.
Dari hasil penelitian, virus BBTV tidak ditularkan melalui tanah, dan
penularannya selain disebarkan serangga vektor juga melalui bahan tanam.
Salah satu cara penanggulangan BBTV adalah dengan mengendalikan
serangga vektor dengan insektisida, dan menggunakan bahan tanam (benih)
bebas virus. Benih pisang bebas virus bisa dihasilkan melalui
perbanyakan secara kultur jaringan. Namun demikian bahan tanam yang
digunakan untuk kultur jaringan harus dipastikan bebas dari virus.
Teknologi untuk mendeteksi adanya virus BBTV dalam jaringan tanaman pisang bisa dilakukan dengan menggunakan metode ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay)
atau PCR. Kelemahan dari ELISA adalah bila konsentrasi BBTV dalam
tanaman sangat rendah metode ini kurang sensitif. Sedangkan dengan
metode PCR, virus BBTV masih dapat dideteksi meskipun dengan konsentrasi
yang sangat rendah. Seperti halnya teknik berbasis PCR lainnya, deteksi
BBTV juga memerlukan adanya primer, yaitu serangkaian basa nukleotida
yang digunakan untuk mengamplifikasi atau menggandakan fragmen DNA virus
agar bisa dideteksi. Alasan inilah yang menyebabkan teknik deteksi
menggunakan PCR lebih sensitif dari ELISA. Primer yang digunakan untuk
PCR ada dua pasang yang akan mengamplifikasi komponen virus DNA-3 dan
DNA-6, yang menyandi coat protein (CP) dan nuclear shuttle protein (NSP) dari virus BBTV.
Teknik deteksi BBTV berbasis PCR bisa
dilakukan pada tanaman muda, bahkan pada tanaman kultur jaringan, sampai
tanaman dewasa. Sampel yang diperlukan untuk analisispun juga tidak
banyak (sekitar 0,1 g). Dengan adanya fasilitas laboratorium berbasis
PCR, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika sudah bisa melakukan deteksi
BBTV pada tanaman pisang menggunakan metode PCR yang akan melengkapi
serangkaian kegiatan produksi benih tanaman bebas virus (Agus Sutanto,
Makful & DW. Ardiana).
Gambar Gejala BBTV pada tanaman pisang dan serangga vektornya |