masukkan script iklan disini
Potret Pertanian - Sudah tau dan merasakan manisnya Buah yang satu ini,?. he he saya juga belum pernah tau rasanya bagimana, tapi setidaknya saya sudah tau batang dan buah yang satu ini, kebetulan dikebun Cv. Inthani Makmur Padang sumatera barat kebetulan Buah ini saat ini sedang berbuah sekalipun belum lebat, tapi setidaknya sudah dapat mengobati rasa penasaran dengan buah yang satu ini.
Matoa (Pometia pinnata) adalah tanaman buah asli khas Papua, Matoa berasal dari keluarga (family) rambutan (Sapindaceae).
Matoa sebenarnya tumbuh liar di hutan-hutan Papua, sejenis tumbuhan
pohon besar, tinggi pohon rata-rata 16 meter dengan diameter rata-rata
maksimum 90 cm.
Matoa berbuah sekali dalam setahun, berbunga pada bulan Juli hingga Oktober.
Matoa merupakan buah musiman yang berbuah pada bulan September-Nopember. Distribusinya di Papua terdapat di seluruh wilayah dataran rendah hingga ketinggian ± 1200 m dpl.
Matoa berbuah sekali dalam setahun, berbunga pada bulan Juli hingga Oktober.
Matoa merupakan buah musiman yang berbuah pada bulan September-Nopember. Distribusinya di Papua terdapat di seluruh wilayah dataran rendah hingga ketinggian ± 1200 m dpl.
Penyebaran buah matoa di Papua hampir terdapat di seluruh wilayah
dataran rendah hingga ketinggian ± 1200 m dpl. Tumbuh baik pada daerah
yang kondisi tanahnya kering (tidak tergenang) dengan lapisan tanah yang
tebal. Iklim yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik adalah iklim
dengan curah hujan yang tinggi (>1200 mm/tahun).
Di Papua dikenal 2 (dua) jenis matoa, yaitu Matoa Kelapa dan Matoa
Papeda. Ciri yang membedakan keduanya adalah terdapat pada tekstur
buahnya, Matoa Kelapa dicirikan oleh daging buah yang kenyal dan nglotok
seperti rambutan aceh, diameter buah 2,2-2,9 cm dan diameter biji
1,25-1,40 cm. Sedangkan Matoa Papeda dicirikan oleh daging buahnya yang
agak lembek dan lengket dengan diamater buah 1,4-2,0 cm. Dilihat dari
jenis warna buahnya, baik Matoa Kelapa mapun Matoa Papeda dapat
dibedakan menjadi tiga jenis yaitu matoa merah, kuning, dan hijau. Ciri
pembeda tersebut sebagaimana disajikan pada tabel berikut:
Buah matoa dapat dikonsumsi segar. Cita rasa buah ini sangat khas
seperti rasa rambutan bercampur dengan lengkeng dan sedikit rasa durian.
Karena rasa dan aroma yang dikandungnya membuat matoa memiliki nilai
ekonomi penting bagi masyarakat Papua. Harga jual rata-rata mencapai Rp.
20.000/kg bahkan sering lebih dan tidak pernah murah, buah ini banyak
dipesan peminat di luar Papua sebagai oleh-oleh. Bila sedang musim buah
matoa banyak dijual di pasar-pasar, pedagang kaki lima, maupun dijual di
tepi jalan. Buah matoa mempunyai kulit buah relatif tebal dan keras
sehingga dapat tahan lama jika disimpan yaitu bisa disimpan hingga 1
minggu tanpa perlakuan pengawetan dan jika disimpan dalam suhu 5-10°C
buah matoa dapat dipertahankan hingga 20 hari. Tanaman matoa dapat
diperbanyak dengan menggunakan biji, cangkok, stek maupun sambung.