-->
  • Jelajahi

    Copyright © POTRET PERTANIAN
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Mengintip Buah Matoa di Kebun Inthani Makmur Padang

    Prasetyo Budi
    Minggu, Oktober 30, 2016, Minggu, Oktober 30, 2016 WIB Last Updated 2016-10-30T14:06:54Z


    masukkan script iklan disini
    Potret Pertanian - Sudah tau dan merasakan manisnya Buah yang satu ini,?. he he saya juga belum pernah tau rasanya bagimana, tapi setidaknya saya sudah tau batang dan buah yang satu ini, kebetulan dikebun Cv. Inthani Makmur Padang sumatera barat kebetulan Buah ini saat ini sedang berbuah sekalipun belum lebat, tapi setidaknya sudah dapat mengobati rasa penasaran dengan buah yang satu ini.

    Matoa (Pometia pinnata) adalah tanaman buah asli khas Papua, Matoa berasal dari keluarga (family) rambutan (Sapindaceae). Matoa sebenarnya tumbuh liar di hutan-hutan Papua, sejenis tumbuhan pohon besar, tinggi pohon rata-rata 16 meter dengan diameter rata-rata maksimum 90 cm.
    Matoa berbuah sekali dalam setahun, berbunga pada bulan Juli hingga Oktober.

    Matoa merupakan buah musiman yang berbuah pada bulan September-Nopember. Distribusinya di Papua terdapat di seluruh wilayah dataran rendah hingga ketinggian ± 1200 m dpl.

    Penyebaran buah matoa di Papua hampir terdapat di seluruh wilayah dataran rendah hingga ketinggian ± 1200 m dpl. Tumbuh baik pada daerah yang kondisi tanahnya kering (tidak tergenang) dengan lapisan tanah yang tebal. Iklim yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik adalah iklim dengan curah hujan yang tinggi (>1200 mm/tahun).

    Di Papua dikenal 2 (dua) jenis matoa, yaitu Matoa Kelapa dan Matoa Papeda. Ciri yang membedakan keduanya adalah terdapat pada tekstur buahnya, Matoa Kelapa dicirikan oleh daging buah yang kenyal dan nglotok seperti rambutan aceh, diameter buah 2,2-2,9 cm dan diameter biji 1,25-1,40 cm. Sedangkan Matoa Papeda dicirikan oleh daging buahnya yang agak lembek dan lengket dengan diamater buah 1,4-2,0 cm. Dilihat dari jenis warna buahnya, baik Matoa Kelapa mapun Matoa Papeda dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu matoa merah, kuning, dan hijau. Ciri pembeda tersebut sebagaimana disajikan pada tabel berikut:

    Buah matoa dapat dikonsumsi segar. Cita rasa buah ini sangat khas seperti rasa rambutan bercampur dengan lengkeng dan sedikit rasa durian. Karena rasa dan aroma yang dikandungnya membuat matoa memiliki nilai ekonomi penting bagi masyarakat Papua. Harga jual rata-rata mencapai Rp. 20.000/kg bahkan sering lebih dan tidak pernah murah, buah ini banyak dipesan peminat di luar Papua sebagai oleh-oleh. Bila sedang musim buah matoa banyak dijual di pasar-pasar, pedagang kaki lima, maupun dijual di tepi jalan. Buah matoa mempunyai kulit buah relatif tebal dan keras sehingga dapat tahan lama jika disimpan yaitu bisa disimpan hingga 1 minggu tanpa perlakuan pengawetan dan jika disimpan dalam suhu 5-10°C buah matoa dapat dipertahankan hingga 20 hari. Tanaman matoa dapat diperbanyak dengan menggunakan biji, cangkok, stek maupun sambung.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini