masukkan script iklan disini
Potret Pertanian - Provinsi Sumatera Barat Padang yangmemiliki sumber
daya air, perkebunan, peternakan, dan kehutanan yang potensial untuk
dikembangkan, ang didukung dengan kondisi lahan pertanian yang subur sehingga memungkinkan untuk semua jenis tanaman bisa tumbuh bbaik dan berkembang dengan baik didaerah ini. sehingga mempunyai hasil pertanian unggulan seperti cabai, bawang merah, tomat, padi jagung dan banyak lagi yang lainya. Baca Juga Data Luas Lahan Produksi Tanaman Padi, Daging Sapi dan Telur Ayam di Indonesia
Dikutip dari Antara Sumbar "Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar)
menyatakan produksi cabai besar di daerah itu hingga Agustus 2016
sebanyak 43.985,7 ton.
Produksi cabai besar itu terdapat pada 19 kabupaten/kota yang berada di
Sumbar," kata Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Sumbar Yustiadi di Padang, Senin.
Selanjutnya produksi cabai di Kabupaten Agam sebanyak 9.945,1 ton,
Lima Puluh Kota 3.042,2 ton, Kabupaten pasaman 43,9 ton, Solok Selatan
3.941,7 ton, Dharmasraya 63,2 ton, Pasaman Barat 998,4 ton, Kota Padang
291,7 ton, Solok 35,8 ton, Sawahlunto 39,5 ton.
Sedangkan di Padang Panjang produksi cabai besar sebanyak 1.049,3
ton, Bukittinggi sebanyak 209,3 ton, Kota Payakumbuh 662,1 ton dan Kota
Pariaman sebanyak 22,7 ton.
"Cabai
merupakan kebutuhan terpenting bagi masyarakat, apalagi masyarakat
Minang, dengan demikian kita berusaha untuk meningkatkan produktivitas
cabai" ujar dia.
Menurutnya terjadinya
inflasi di beberapa daerah di Sumbar yang salah satu pemicunya adalah
cabai. Hal itu dikarenakan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan cabai
sedangkan ketersediaan tidak mencukupi.
"Sehingga hal itu membuat kelangkaan cabai serta melonjaknya harga,
terutama ketika lebaran Agustus dan September," kata dia.
Untuk itu kata dia demi mengatisipasi hal tersebut petani harus
mengubah pola tanam cabai agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Ia menyebutkan pola tanam menentukan hasil yang didapatkan untuk
mengubah pola tanam cabai yaitu dengan menanam cabai pada saat musim
kering dan harga dipasaran rendah, agar ketika musim hujan cabai tidak
mengalami kelangkaan.
Ia mengatakan
pihaknya telah memberikan bantuan berupa menara dengan menyuruh petani
membuat sumur atau tangki-tangki air lalu dialirkan kemudian petani
dapat dengan mudah menyirami tanamannya dengan menggunakan slang.
"Di beberapa daerah sudah menampakkan hasil, contoh Pesisir selatan,
Payakumbuh, Solok Selatan, Solok, Pasaman Barat," katanya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatat cabai merah
dan jengkol merupakan dua komoditas pemicu inflasi tertinggi di Padang
pada September 2016 yang mencapai 0,58 persen.
"Dua komoditas tersebut memiliki andil terbesar dalam membentuk
angka inflasi Padang yaitu cabai merah 0,51 dan jengkol 0,10," kata
Kepala BPS Sumbar Dody Herlando.
Menurut
dia cabai merupakan salah satu kebutuhan wajib warga Padang yang tidak
bisa digantikan oleh komoditas lainnya sehingga saat harga naik
masyarakat tetap membeli.
Hal ini diperkuat
oleh pada September ada Lebaran Idul Adha yang ketika itu kebutuhan
cabai naik untuk memasak daging kurban sehingga harganya sempat mencapai
Rp70 ribu per kilogram dibandingkan harga normal yang hanya Rp24 ribu,
lanjut dia. (*)
Semoga dengan demikian semoga akan semakin meningkatkan kesejahteraan para petani yang ada didaerah Sumatera Barat kususnya dan akan diikuti oleh daerah - darah lain yang juga nebghasilkan hasil-hasil komoditas pertanian diseluruh indonesia. salam Potret Pertanian.