-->
  • Jelajahi

    Copyright © POTRET PERTANIAN
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Negeri Tanah Surga Yang Terluka

    Prasetyo Budi
    Jumat, Maret 10, 2017, Jumat, Maret 10, 2017 WIB Last Updated 2017-03-10T12:34:53Z


    masukkan script iklan disini
    Potret Pertanian - Songgo Langit - 10/03/2017. Padang Pasir. Asalamualaikum sahabat semua, Selamat Hari juma'at, hari penuh Rahmat hari istimewa disetiap minggunya, saya berdoa semoga hari ini kita semua dalam keadaan sehat walafiat tak kurang satu apapun aamiin. Sahabat Potret masih sering kan mendengar Lagu Ibu Pertiwi yang biasanya dikumandangkan ketika ada bencana yang terjadi di Indonesia. Barang kali aja yang tidak hafal liriknya, nah berikut dalam Postingan Negeri Yang Terluka ini saya sertakan sebagai Topik pembahasan hari ini.

    kulihat ibu pertiwi
    sedang bersusah hati
    air matamu berlinang
    mas intanmu terkenang

    hutan gunung sawah lautan
    simpanan kekayaan
    kini ibu sedang susah
    merintih dan berdoa

    kulihat ibu pertiwi
    kami datang berbakti
    lihatlah putra-putrimu
    menggembirakan ibu

    ibu kami tetap cinta
    putramu yang setia
    menjaga harta pusaka
    untuk nusa dan bangsa
    Sumber Poto: http://bisnis.news.viva.co.id
    Indonesia. Negeri kaya raya dengan harta yang tak terhingga. Negeri yang potensi alamnya luar biasa. Negeri yang tanahnya disebut-sebut sebagai “tanah surga”. Negeri dengan aset sumber daya alam yang penting untuk kehidupan manusia. 

    Negeri dengan ratusan suku bangsa dan bahasa, pemilik warisan budaya terbesar di dunia. Namun, dengan segala potensi kekayaan yang ada, masalah ekonomi masih saja menjadi masalah yang kompleks. Banyak pengangguran yang mengharap lapangan kerja. Tidak sedikit anak-anak yang terpaksa putus sekolah karena tak punya biaya. Perumahan kumuh yang tetap eksis di tengah hingar bingar kota. Masalah kemiskinan yang masih nyata di depan mata. Kesenjangan sosial, pertumbuhan ekonomi yang lambat, korupsi, kasus kriminalitas dan masih banyak permasalahan ekonomi lainnya. 

    Kesejahteraan ekonomi rasanya masih jauh dari harapan kita. Bukankah dengan memaksimalkan potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia, rentetan masalah ekonomi tadi bisa diselesaikan dengan mudah? Bukankah dengan menggali sumber daya yang dimiliki Indonesia, negeri ini bisa keluar dari zona terpuruknya? Bukankah dengan menggunakan kekayaan yang tak terhingga ini, kemiskinan bisa dengan cepat diatasi? Entahlah.. Sayangnya, harapan tidak selalu berbanding lurus dengan kenyataan. 

    Karena kenyataannya, pemerintah negeri ini masih belum bisa memaksimalkan kekayaan yang dimiliki. Pemerintah masih merelakan hartanya terus dikeruk oleh pihak asing. Banyak perusahaan-perusahaan asing yang dibiarkan terus melebarkan sayapnya di negeri ini. 

    Perusahaan yang sebagian pimpinannya adalah orang asing, bukan orang Indonesia. Kebijakan-kebijakan yang dibuat pun rasanya hanya mementingkan kelompok-kelompok tertentu, bukan untuk kepentingan kesejahteraan rakyat. Andai pemerintah negara ini percaya dengan potensi sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia, negara ini bisa menjadi negara yang mandiri dalam mengatur kekayaan yang dimiliki. 

    Bagaimana tidak  ibu pertiwi menagis melihat ini semua, dinegeri yang kaya raya ini masarakatnya hidup dalam garis kemiskinan, sementara para koruptor bajingan-bajingan mengeruk kakayaan alam kita demi keuntungan pribadi dan golongan, Gunung-gunung emas dirobohkan, tanah-tanah dengan kandungan mineral di sedot ribuan barel tiap harinya, dengan berbekal izin yang legal dari pemerintah dan aparat bangsa ini. sementara rakyat miskin mengadu nasib mempertaruhkan nyawa ikut menikmati kakayaan ditanah tumpah darahnya harus berhadapan dengan kerasnya pentungan aparat yang berkedok menjada kestabilan alam.

    Tentunya masih terngiyang kita beberapa waktu lalu pemeberitaan yang menghiasi media masa online maupun media cetak tentang Lima warga Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, terjebak timbunan longsor saat menambang emas di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan. empat penambang emas tewas tertimbun tanah di penambangan emas tanpa izin di Desa Simpang Parit, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi. masih banyak lagi korban-korban berjatuhan akibat dari semua penambangan ilegal yang terjadi.

    Siapa yang harus bertanggung jawab atas ini semua, Ingat pada dasarnya kenapa mereka mempertaruhkan jiwa dan raga mereka, ini urusan perut, ini urusan kehidupan, ini urusan kemiskinan, kalau saja mereka mempunyai kerjaan yang layak, penghasilan yang sesuai dengan kehidupan keluarga mereka, pastinya mereka tidak akan mempertaruhkan nyawa mereka untuk ikut menggali lubang masuk kedalam perut bumi.

    Apakah ini Imbas dari ketidak adilan pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyak kecil, yang hanya menguntungkan kelompok tertentu, semntara perusahaan-perusahaan raksasa yang setiap jamnya mengeruk emas dari negeri kita dengan bebas. Bayangkan saja bagaimana saya ( penulis ) tidak terkejut setelah membaca, Tambang Grasberg, Tembagapura, Irian Jaya bahwa tambang ini merupakan tambang emas terbesar di dunia, dengan Luas eksplorasi tambang Grasberg sekitar 212,343 hektar. Luas kedalaman lubangnya MELEBIHI 230 kilometer persegi. Bayangkan saja, lubangnya hingga bisa dilihat dari LUAR ANGKASA.

    Belum lagi cadangan emas dan tembaga yang ada di tambang ini.  Tambang Grasberg memiliki cadangan 2,5 Milyar Ton Metrik. Berdasarkan produksi tahun 2008, tambang Grasberg dapat memproduksi EMAS 14,58 Ton per-hari, PERAK 55,00 Ton per-hari, dan TEMBAGA 14297,75 Ton per-hari.

    Tambang Grasberg juga memiliki jalur bawah tanah yang berada jauh di bawah permukaan hingga kedalaman 1.785 meter, ini merupakan pertambangan bawah tanah TERBESAR di dunia. Dengan jalur TEROWONGAN sepanjang 90 kilometer.

    Ya.. Tuhan Sebanyak itu emas yang dikeruk dari negeri tanah tumpah darah kita, yang dimerdekakan dengan keringat bercampur darah agar terbebas dari penjajahan yang selama 300 tahun lebih. Karana para pejuang tahu bahwa Negara kita adalah negara kaya raya, mereka rela meregang nyawa untuk itu semua.

    ”Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat” sebagaimana tercantum dalam Pasal 33 ayat (2)  dan (3) UUD 1945. Lalu bagaimana dengan sekarang.sementara bumi dan air banyak dikuasi oeh perursahaan-perusahaan asing yang negara hanya menerima beberapa persen dari hasil yang dikeruk oleh mereka.

    Sementara  dengan Angka Kemiskinan Tertinggi Papua Barat  36,80 dan Papua  34,88 ( Sumber: Sensus Nasional BPS 2010 ). Buknkah disini, di propinsi ini Logam Mulia paling banyak di keruk oleh perusahaan raksasa. Seperti Freport Indonesia. Miris bukan dengan kondisi seperti ini. 

    Entah apa yang terjadi di Negeri Tercinta kita Indonesia, Sehingga membuat Luka hati Rakyat nya. Korupsi meraja lela, Kemiskinan dimana-mana diNegri Tanah Surga Yang Terluka.
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini