Oleh Prasetyo Budi, POTRET PERTANIAN - Pemilihan Prsiden dan wakil Presiden, Agenda lima tahunan yang diselenggarakan di Republik ini kembali digelar sebentar lagi, bahkan aroma nya sudah merangsak masuk disegala lini, Pertarungan sang jendral dengan anak kampung kembali mewarnai drama pilpres 2019 seperti halnya tahun 2014 silam.
Tapi kali ini pilpres penuh dengan kejutan dari pasangan calon wakil presiden yang tidak dinyana-nyana oleh publik, Sandiaga Uno dan Ma’ruf Amin tiba-tiba menjadi sosok yang mendampingi masing masing Cawapres yang membuat berbagai presepsi publik.
Namun bagi saya ada hal yang menarik untuk dibahas kali ini, seperti judul Tulisan ini, “Pilpres dan Camp Dayak Comunity” Bagi yang belum kenal dan tau Camp Dayak mungkin menjadi bahan pertanyaan, apa hubungan Pilpres dan Camp dayak,?.
Perlu dikaetahui, Camp Dayak adalah komunitas dari Mahasiswa yang tergabung dari sabang sampai merauke, tergabung dari beragam suku dan agama yang serta latarbelakang yang lain-lain, sekalipun Camp Dayak tak sebesar nama Himpunan-himpunan mahasiswa lainya di Indonesia, dan tidak terkenal diseantero Nusantara, Tapi Camp dayak punya peran dan cita-cita besar seperti diutarakan oleh seoarang mahasiswa asal damasraya, Diandra Advena, Yang mempunyai pemikiran yang kala itu cukup membuat anggota Camp dayak terkesima mendengarnya.
Wow... ! kerenkan, lalu apa pemikiran besar yang disampaikan oleh Diandra Advena, SP kala itu, silahkan konsultasi dengan beliau di nomor 0000 0000 0000, karena tidak cukup 10.000 kata jika saya ungkap didalam tulisan ini.
Pilpres dan Camp Dayak Comunity, kala itu Pilpres 2014 yang bertarung masih sama dengan Pilpres sekarang ini, dari jutaan warga Camp Comunity mendukung salah satu Cawapres dari Gerindra Prabowo Subianto, sementara terselip satu orang yang menjadi salah satu Relawan Pemenangan Joko Widodo, Seorang Ahli Poltik dikalangan Camp dayak, dan namanya cukup termahsyur dengan kepiawaianya dalam berdebat mempertahankan argumen yang kala diselenggarakan di salah satu Cafe ternama di lingkungan Universitas Tamansiswa Padang Sumatera Barat dengan nama Camp Dayak Layer Clup.
Disanalah Tokoh – tokoh Politik Camp dayak lahir dari berbagai daerah, Sebut saja Namanya Fiki Pendra, SP. dari Solok Selatan, Ermansyah, SP.t,dari Sangir Padang Aro, Diandra Advena, SP,dari damasraya, Ermansofian, SP, Dari pasaman Timur, Prasetyo Budi, dari Lampung, Doni Efendi, Spt, dari Padangsarai, Safaat, SP, dari pariaman, Dasrizal, SE, dari Limau Manis Padang, Fadli Hendrawan SP, dari kota Solok, Yance Dumupa, SP.t, dari Papua, Hendrizal Chan, SP, dari pariaman. Dian Nofri, SP.t dari Payakumbuh. Wawan Setiawan, SP dari Jogja. Riko Thomas, SP, dari Lubuk Basung.
Tokoh-tokoh muda dariberbagai daerah ini lah tiap saat menghiasi Media Visual, elek tronik dan Cetak yang tayang setiap saat ( Tayang Sak Karepe dewe), banyak pemikiran-pemikiran yang lahir diluar dugaan dan sempat menghebohkan dunia Camp Dayak Comunity saat itu.
Dayak Layer Clup yang tayang setiap Hari Sabtu dan Minggu siang selalu menjadi tayangan Favorit dimedia Televisi yang disiarkan langsung stasiun televisi swata “belum ada nama” he he he kayak lagu iwan fals kan belum ada judul, he he.... senyum ciek lu.wkwkkwk
Dayak Layer Clup selalu hangat dengan debat-debat politik Capres dan cawapres, Visi dan misi kelebihan dan kekurangan dari paslon selalu menjadi topik hangat disana, Tak jarang dalam perdebatan keluar nada-nada tinggi atas ketidak puasan argumennya disanggah, andaisaja bisa diputar ulang siaran waktu pasti akan sangat seru sekali.
Tapi disanalah Camp Dayak dibangun dengan dasar kekeluargaan yang erat dengan segala perbedaan yang ada, setelah debat kami selalu bersalaman dan saling peluk untuk saling mamaafkan satu sama lain, dan hebatnya lagi setelah debat kami selalu makan bersama dilantai dengan nasi sambal seadanya, Masih Ingat sekali saya kala itu makan nasi 3 bungkus dimakan bersama 12 orang, Hebatnya lagi kami kenyang dengan keadan seperti itu.
Terbayang bukan bagaimana kami Camp Dayak yang menjunjung tinggi perbedaan, saling menyayangi satu sama lain sekalipun beda pendapat, beda pilihan dan keyakinan, rasa persatuan dan kesatuan sebangsa dan setanah air indonesia yang selalu kami junjung tinggi membuat kami saling bahu membahu dalam segala hal.
Seiring waktu yang terus berlalu, para warga Camp Dayak sibuk dengan kerjaan baru dan menekuni karir mereka didaerah masing-masing, Berbekal nama Besar dari Camp dayak warga Camp Dayak terus berkarya dibidangnya masing masing.
Meskipun demikian Camp dayak tetaplah dihati kami, Camp dayak adalah Prasasti yang kami pahat menjadi tonggak sejarah perjuangan kami semua dalam menggapai cita-cita, Camp Dayak yang banyak mengajarkan Bagaimana bersikap dewasa dalam memeknai setiap perbedaan.
Pilpres dan Camp Dayak Comunity sengaja saya tulis ini untuk mengingatkan lima tahun yang lampau, dimana kita belajar Berdemokrasi yang baik, belajar menjadi manusia-manusia yang sengat menghargai perbedaan.
Camp Dayak Adalah saksi bagaimana kita melawan angkuh dan kerasnya kota, Menjajaki dan meluluhkan hati para dosen yang kental dengan sikap sinisnya, Camp Dayak menjadi saksi bisu bagaimana kita tidur seatap diatas genangan air kala banjir melanda, Camp dayak Juga mengajarkan bagaimana Indahnya berbagi ( Nasi 3 bungkus dimakan bersama).
Camp Dayak Kali ini Menyapa warganya.
Ketua Camp Dayak Fadli Hendrawan yang selalu sibuk dengan kerjaan dan Pasca Sarjanya.
Dewan Penasehat Ayah Dasrizal yang sudah sibuk dengan langkah besarnya menyusun strategi dalam bekerja.
masukkan script iklan disini
Fiki Pendra, yang telah terlena dengan Jagung dan Kerjaanya bagaimana kabarmu,
Ermansyah, yang lagi sibuk Pelatihan dan pelatihan, bagaimana kabarmu.
Diandra Advena, yang sibuk dengan semangka dan seabrek kegiatan harianya, bagaimana keadaanmu.
Ermansofian, yang sibuk dengan Kerjaan dinasnya yang tak sekalipun nongol baik didunia maya atau nyata.
Prasetyo Budi, yang sok sibuk dengan tulisan- tulisan dan puisi yang cetar membahana membuat siapa saja ingin muntah mendengarnya.
Doni Efendi, yang sibuk dengan anak ayamnya yang barusaja lahir, kapan undanganmu disebar.
Safaat, yang terus sibuk mengurus dana desa buat dibagikan kewarga, bagaimana keadaanmu.
Yance Dumupa, yang sibuk membuat penelitian bagaimana sapi bisa lahir 3 kali dalam setahun, bagaimana kabarmu.
Hendrizal Chan, yang sibuk dengan kegiatannya, bagaimana juga kabarmu.
Dian Nofri, yang lagi sibuk menaklukan kerasnya Ibukota Indonesia, bagaimana keadaanmu.
Wawan Setiawan, yang selalu disibukan dengan ibu-ibu yang sedang mengejan untuk melahirkan, bagaimana kabarmu.
Riko Thomas Yang lagi sibuk dengan Tugas Pasca Sarjanya so dia masih sering nongol dan kelihatan batang idungnya.
Semoga kalian semua baik-baiksaja dimanapun berada, kesuksesan dan kesehatan selalu diberikan dalam meniti karir kalian, dan semoga saja masih ada kerinduan kalian buat Camp dayak yang kita bangun bersama, Semoga kita masih bisa berkumpul suatu saat nanti dan tertawa berebutan nasi dan lauk untuk sekedar mengenang bagaimana kita saat itu. Salam manis takan pernah habis, salam sayang takan pernah hilang, Camp Dayak Jaya, Camp Dayak Penuh Cinta, Camp dayak Penuh Pesona, I Love U Camp Dayak.
Tulisan ini sengaja saya buat, pertama karena saya kangen dengan kalian semua, dan yang kedua semoga saja kita ingat bagaimapun kita bersiteru mengunggulkan salah satu Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden kita tetap bersaudara, dan semoga ini menjadi Contoh Untuk Indonesia bagaimana memaknai perbedaan.
Baca Juga : Laskar Camp Dayak Comunity
Baca Juga : Laskar Camp Dayak Comunity