masukkan script iklan disini
POTRET PERTANIAN - Lahirkan Eksportir Unggulan Hortikultura Indonesia Mulai Tunjukkan Taji, Ekspor produk hortikultura terus mengalami peningkatan melalui kelompok tani yang tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan mampu melahirkan eksportir hortikultura unggulan ke pasar luar negeri.
Tercatat, tahun 2017 naik 24 persen dan kenaikan tersebut didukung penuh Menteri Pertanian Amran Sulaiman.Kami gerakkan seluruh stakeholder se-Indonesia untuk ekspor besar-besaran. Mimpi dua tahun tercapai. Hari ini kita ekspor. Kami juga minta ke Dirjen Hortikultura tolong bantu petani. Kirim 30 truk benih ke daerah - daerah," tegas Amran.
Tak hanya bantuan truk benih, Menteri Amran juga menegaskan anggaran benih hortikultura naik Rp 5,5 Triliun di tahun 2018 ini.
Selain fokus pada peningkatan mutu benih, dirinya juga mendorong untuk meningkatkan mekanisasi, pasca panen, hingga packaging dan processing yang bekerja sama dengan Kementerian Perindustian.
Menteri Amran bahkan mengajak pemuda untuk beralih ke sektor pertanian khususnya hortikultura. Komoditas pertanian menjadi sektor bisnis menjanjikan. Ajakan ini pun berbuah baik karena kini sudah ada dua eksportir muda subsektor hortikultura yang biasa memasok ke pasar luar negeri.
Adalah Ulus Pirmawan yang mengawali bisnis pertaniannya dari seorang petani dan kini menjelma petani sayur yang sukses dan tidak bisa dianggap sebelah mata. Beliau merupakan seorang tokoh pemuda tani yang berjuang di sektor pertanian. Ulus berdomisili di Kampung Gandok Desa Suntenjaya Cibodas Lembang. Kerja kerasnya mampu menunjukkan bahwa petani bisa berkembang.
Setelah beranjak dewasa, Ulus Pirmawan banyak belajar mengenai pertanian, baik yang diadakan oleh Dinas Pertanian maupun lembaga atau perusahaan yang kompeten dengan dunia pertanian. Dirinya pernah menjadi supplier dan pada tahun 2005 mendirikan Kelompok Tani Baby French.
Setelah sukses dengan Kelompok Tani Baby French, ia kembali mendirikan kembali gabungan kelompok tani yang diberi nama Wargi Panggupay. Wargi panggupay membawahi delapan kelompok tani produktif. Seluruh kelompok tani ini berperan aktif dan terlibat langsung dalam program tanam. Wargi Panggupay juga melakukan kerja sama dan menjalin kemitraan dengan Eksportir PT Alamanda Sejati Utama, Fortuna Agro Mandiri (Farm/Multi Fresh) dan supplier supermarket.
Bermodal pengalaman dan pengetahuan serta niat yang kuat guna menghasilkan yang terbaik, Gabungan Kelompok Tani Wargi Panggupay kian memantapkan langkahnya untuk mencapai usaha menguntungkan, berkelanjutan dan berkesinambungan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani di seluruh Indonesia.
Tanaman Hias
Selain ekspor sayur-mayur, tanaman hias juga mempunyai porsi dan penggemar tersendiri di luar negeri. Peluang inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh
Kelompok Tani Alamanda yang diketuai oleh Anas Anis. Kelompok Tani Alamanda merupakan salah satu kelompok tani binaan Ditjen Hortikultura yang eksis dalam budidaya Dracaena Sanderiana atau biasa disebut Lucky Bamboo. Lucky Bamboo (bambu keberuntungan) telah menjadi simbol keberuntungan selama lebih dari 4.000 tahun pada budaya Asia.
Dracaena Sanderiana mampu menjadi tanaman rumah populer yang banyak tersedia di luar Asia. Hinggaa kini, tanaman ini banyak diekspor ke beberapa Negara Asia seperti Malaysia, Singapura, Korea, Oman, Bahrain, dan India.
Pada kegiatan Spekta Hortikultura yang berlangsung di Lembang, Bandung Barat, bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman melaunching ekspor tanaman hias ke 11 negara tujuan. "Ini adalah pahlawan ekspor pangan, pahlawan devisa, pahlawan cetak dollar. Hari ini kita ekspor ke 11 negara", puji Amran.
Pengiriman dilakukan melalui laut dan udara. Volume ekspor 276.000 set Dracaena Sanderiana melalui laut dan 30.000 set Dracaena Sanderiana melalui udara dengan nilai ekspor Rp 4 miliar per tahun.