masukkan script iklan disini
POTRET PERTANIAN - Inovasi Mekanisasi Mendukung Revolusi Industri 4.0 "Autonomous Tractor", Mengikuti perkembangan teknologi dari zaman ke zaman dan untuk menjawab tantangan yang ada, Kementerian Pertanian berinisiatif menggenjot produktivitas pertanian dengan meluncurkan Revolusi Industri Mekanisasi Pertanian 4.0 ditandai dengan penggunaan mesin-mesin otomasi yang terintegrasi dengan jaringan internet.
Sektor pertanian juga perlu beradaptasi untuk menjawab tantangan ke depan. Ke depan, olah lahan, tanam, panen, hingga pengolahan dilakukan menggunakan remote control dari rumah.
Inovasi Teknologi Mekanisasi Pertanian Modern Mendukung Revolusi Industri 4.0 menunjukan bahwa peran mekanisasi pertanian merupakan salah satu komponen penting untuk pertanian modern dalam mencapai target swasembada pangan berkelanjutan. Salah satu upayanya menghasilkan mesin otomasi Autonomous Tractor menggunakan system kemudi yang dapat dikendalikan secara otomatis.
Autonomous Tractor merupakan hasil inovasi terbaru Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) melalui organnya Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan). Traktor empat roda otonom ini mengunakan Sistem navigasi GPS berbasis Real Time Kinematika (RTK).
Traktor tanpa awak ini mempunya fungsi dan keunggulan untuk Mengolah Tanah dengan menggunakan Traktor Roda 4 dengan system kemudi yang dapat dikendalikan secara otomatis.
Traktor otonom ini dapat melakukan pengolahan lahan sesuai dengan peta perencanaan dengan akurasi 5-25 cm. Sistem kontrol pada traktor terdiri atas pengendalian stir, gas, gear, rem dan kopling. Sedangkan untuk aplikasi pengolahan lahan digunakan pengendalian implemen dan PTO.
Kebaharauan autonomous traktor empat roda (traktor empat roda otonom) hasil rekayasa BBP Mektan ini dapat dilihat dari adanya pengembangan sistem navigasi RTK Base Rover berbasiskan modular (bukan brand alat telemtri seperti Leica ataupun Trimble), sehingga dapat diproduksi sendiri dan berbiaya rendah.
Selain itu juga adanya sistem komunikasi antara traktor dan base station dengan Protokol TCP/IP dengan media wireless 2.4 atau 5 GHz, tersedianya suatu command control untuk pengendalian traktor dalam bentuk parameter dalam format text melalui interface serial.
Keunggulan dan kebaruan lainnya adalah tersedianya desain controler yang modular dan dapat dipindah ke traktor lain, adanya standar komunikasi antar modular sensor dan aktuator berbasis protokol i2c yang sederhana, aplikasi mapping yang dapat digunakan untuk pengolahan lahan di lokasi yang berbeda, dan tersedianya aktuator untuk pengendalian dengan sistem yang lebih sederhana.
Dengan inovasi teknologi terbaru yang dihasilkan Balitbangtan ini jika telah diadopsi dan diproduksi massal oleh para perusahaan alsintan akan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas usaha tani sehingga mampu meningkatkan produksi usahatani dan kesejahteraan petani. (Wira)