-->
  • Jelajahi

    Copyright © POTRET PERTANIAN
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Mengenal Porang dan Cara Budidaya Yang Tepat Lengkap

    Prasetyo Budi
    Senin, September 21, 2020, Senin, September 21, 2020 WIB Last Updated 2020-10-30T14:51:24Z


    masukkan script iklan disini
    POTRET PERTANIAN -  "Cara Menanam Porang – Jarak Tanam, Pupuk, Hama, Harga & Analisa" Porang (Amorphopallus oncophillus) merupakan salah satu jenis tanaman iles-iles yang tumbuh di dalam hutan. Porang merupakan famili Araceae yang merupakan tumbuhan semak (herba) yang berumbi di dalam tanah, dan menghasilkan karbohidrat.

    Tanaman porang tumbuh berupa semak dengan tinggi 100-150 C m, berbatang halus,tangkai dan daunnya berwana hijau hingga hijau tua bergaris- garis dengan bercak putih. Tanaman porang merupakan tanaman lorong di antara tanaman tahunan sehingga lebih menyukai lingkungan dengan tingkat naungan tinggi dan kelembapan cukup.

    Tanaman - Porang

    Morfologi tanaman
    Hasil utama tanaman porang berupa umbi. Ada dua macam umbi pada tanaman porang yaitu umbi batang yang berada di dalam tanah, dan umbi tetas/bupil yang terdapat pada setiap pangkal cabang atau tulang-tulang daun yang mengandung biji. Umbi yang banyak dimanfaatkan adalah umbi batang yang berbentuk bulatan dan bagian atasnya berlekuk dangkal tempat bekas tumbuhnya tangkai. Umbi ini merupakan perubaha bentuk dari batang yang berfungsi sebagai cadangan makanan.

    Dengan demikian umbi dan batang menyatu dengan batas yang tidak begitu jelas. Umbi terdiri atas bagian kulit dan daging umbi. K ulit umbi ketika di panen berwarna keabu-abuan dan jika di biarkan beberapa hari akan berubah menjadi kehitaman. Bagian kulit umbi yang terkupas akan mengeluarkan getah yang licin dan menyebabakan gatal di kulit. Daging umbi porang berwarna kekuningan, berisi karbohidrat yang berfungsi bagi pertumbuhan selanjutnya.

    Akar tanaman porang berupa akar serabut berwarna putih. Akar yang berjumlah banyak ini tumbuh dari batang dan kulit umbi, berguna untuk memperluas daya serap air dan zat-zat hara dari dalam tanah. Sedangkan batang tanaman porang menyatu dengan umbinya dan merupakan bagian kecil dari keseluruhan bonggol umbi. Pada perkembangan selanjutnya batang mengalami perubahan bentuk untuk menyimpan cadangan makanan sebagai umbi.

    Syarat tumbuh
    Tanaman porang merupakan tanaman asli daerah tropis, yang tumbuh di bawah tegakan dengan kelembaban yang cukup dengan suhu sekitar 25◦C-35◦C dan curah hujun antara 1.000-1.500 mm. Tempat tumbuh yang optimal yaitu tempat dengan ketinggian 100-600 m dpl, dengan intensitas cahaya yang dibutuhkan antara 60%hinga 70%. K ondisi tanah yang diperlukan agar porang dapat tumbuh dengan baik adalah tanah dengan tekstur lempung berpasir dan bersih dari alang-alang dengan ph netral (6-7).

    Persiapan Lahan
    Lokasi tumbuh tanaman porang yang baik adalah di bawah naungan dengan itensitas cahaya 60-70%.
    Kegiatan penyimpanan lahan:

    Pada lahan datar
    Setelah lahan dibersihkan dari semak-semak liar/gulma lalu dibuat guludan selebar 50 cm dengan tinggi 25 cm dan panjang di sesuaikan dengan lahan. Jarak antara guludan adalah 50 cm.

    Pada lahan miring
    Lahan dibersihkan tidak perlu di olah. Lalu dibuat lubang tempat ruang tumbuh bibit yang di laksanakan pada saat penanaman.

    Persiapan Bibit Porang
    Porang dapat diperbanyak dengan cara vegetative dan generative (biji,tetas/bupil). Untuk bibit yang baik dipilih dari umbi dan bupil yang sehat. Bibit porang cukup ditanam sekali saja. Setelah bibit yang ditanam berusia 3 tahun dan dapat dipanen untuk pertama kalinya. Selanjutnya, porang dapat dipanen kembali tanpa perlu dilakukan penanaman kembali.

    Kebutuhan bibit per satuan luas sangat tergantung pada jenis bibit yang digunakan dan jarak tanam. Dengan prosentase tumbuh benih da atas 90%, kebutuhan benih per hektar dengan jarak tanam 1 m×0,5 m adalah :

    Umbi : 1.500 kg ( ¬+20-30 buah/kg)
    Biji : 300 kg
    Bupil : 350 kg( +170-175 buah/kg)
    Tata cara penyiapan bibit dari umbi adalah :

    Tentukan anakan tanaman porang yang telah berumur kurang lebih satu tahun yang pertumbuhannya subur dan sehat
    Bongkar rumpun/tanaman tadi kemudian bersihkan umbi dari akar-akar dan tanah yang masih menempel
    Kumpulkan bibit tersebut ditempat yang teduh dan mudah untuk penanganan selanjutnya yaitu penanaman
    Perlu diingat bahwa satu umbi hanya meghasilkan satu tanaman Tata cara penyimpanan bibit dari bupil/katak adalah :
    Bupil diperoleh di sekitar rumpun tanaman yang telah cukup tua
    Bupil dipilih melalui seleksi, sehingga diperoleh bupil yang sehat
    Bupil yang terpilih dikumpulkan dalam wadah dan di simpan di tempat yang kering untuk menunggu penanganan selanjutnya.
    Dari setiap tanaman porang yang cukup besar dan tua maupun menghasilkan sampai 15 bupil
    Penanaman Dan Jarak Tanam Porang
    Porang sangat baik di tanam ketika turun hujan, yaitu sekitar November- Desember. Tahapan dalam menanam porang adalah sebagai berikut :

    Bibit yang sehat satu persatu di masukkan ke dalam lubang tanam dengan letak bakal tunas menghadap ke atas.
    Tutup bibit tersebut dengan tanah halus atau tanah olahan setebal sekitar 3 cm.
    Tiap lubang tanaman di isi satu bibit porang jarak tanam tergantung kebutuhan.
    Pemeliharaan tanaman
    Tanaman porang merupakan yang mudah tumbuh dan tidak memerlukan pemeliharaan secara khusus. Namun untuk mendapatkan hasil melalui pertumbuhan dan produksi yang maksimal, dapat dilakukan dengan melakukan perawatan yang intensif, diantaranya dengan cara :

    Penyiangan
    Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma yang berupa rumput-rumput liar yang dapat menjadi pesaing tanaman porang dalam hal kebutuhan air, unsur hara dan faktor lainnya.
    Penyiangan pertama sebaiknya dilakukan sebulan setelah umbi porang ditanam. Sedangkan penyiangan berikutnya dapat dilakukan kapan saja jika gulma muncul.
    Setelah dilakukan penyiangan, selanjutnya gulma yang terkumpul ditimbun dalam sebuah lubang agar membusuk dan menjadi kompos.
    Pemupukan
    Pada saat pertama kali bibit ditanam, dilakukan pemupukan dasar, selanjutnya untuk pemupukan berikutnya dilakukan setahun sekali yaitu pada awal musim hujan. Jenis dan dosis pupuk urea 10 gram/lubang dan SP 36,5 gram/lubang. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditanam di sekitar batang porang.

    Pengamanan dari pohon pelindung
    Tanaman porang merupakan tanaman yang butuh naungan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengamanan dan pemeliharaan terhadap pohon pelindung agar dapat tumbuh dengan baik.

    Pertumbuhan Tanaman Porang
    Tanaman porang hanya mengalami pertumbuhan selama 5-6 bulan setiap tahunnya yaitu pada musim penghujan. Di luar masa itu tanaman porang mengalami masa istirahat/dorman dan daunnya akan layu sehingga tampak seolah-olah mati. Tanaman akan tumbuh kembali pada musim penghujan dan umbi yang berada di dalam tanah akan tumbuh membesar.

    Pemanenan Porang
    Tanaman porang setelah ditanam selama tiga tahun baru dapat dipanen untuk pertama kalinya. Setelah itu tanaman ini dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali umbinya. Waktu panen biasanya dilakukan pada bulan April sampai Juli pada saat tanaman mengalami masa dorma.

    Ciri-ciri tanaman sudah saatnya dipanen adalah sebagian besar atau seluruh tanaman sudah mati dan tersisa batang kering dan lubang kecil yang menjadi petunjuk keberadaan tanaman porang tersebut. Umbi yang dipanen adalah umbi yang sudah besar yang beratnya mencapai 1 kg/umbi, sedangkan umbi yang masih kecil ditinggalkan untuk dipanen pada daur berikutnya. Rata-rata produksi umbi porang sekitar 10 ton per hektar.

    Pengolahan Porang
    Setelah dilakukan pemanenan, umbi porang dibersihkan dari kotoran berupa tanah dan akar yang menempel. Kemudian diiris dengan ketebalan sekitar 0,5 Cm. Proses selanjutnya yaitu menjemurnya di bawah terik matahari hingga benar-benar kering. Proses penjemuran ini memerlukan waktu sekitar 5 hari. Pada tahap ini porang harus benar-benar kering, untuk menghindari timbulnya jamur yang dapat mengurangi kualitas dan harga jual porang.

    Usaha Porang Berdasarkan Analisa Finansial
    Dari pengalaman penanaman porang yang dikembangkan oleh dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dan Perum Perhutani Unit II di dapat data tentang kelayakan usaha pengembangan budidaya porang yang dilakukan dibawah tegakan hutan pada beberapa Kesatuan Pemangkuan Hutan ( KPH ) yang secara agloklimat cocok serta situasi kondisi masyarakat desa hutannya yang mendukung. Dengan asumsi mulai panen pada tahun ke-4 dan standar satuan harga dan biaya dan biaya rata-rata pada tahun 2009.

    Analisa financial per hektar meliputi kegiatan persiapan lahan, kebutuhan bibit, pemeliharaan hasil panen dan keuntungan.

    Biaya yang dibutuhkan :
    Persiapan lahan per Ha untuk jumlah bibit 2.000 biji sebesar Rp. 500.000,- 2. Biaya bibit : 2.000 biji × Rp. 500,- =Rp. 1.000.000,-/Ha
    Biaya penanaman : Rp. 500.000,-/Ha
    Biaya pemeliharaan dan pemupukan selama 3 tahun
    Tahun ke 1 Rp. 400.000,-/Ha
    Tahun ke 2 Rp. 300.000,-/Ha
    Tahun ke 3,dst. Rp. 300.000,-/Ha
    Total biaya penanaman, pemeliharaan dan pemupukan sampai tahun ke- 3 sebesar Rp. 1.000.000,-/Ha
    Total biaya penanaman,pemeliharaan dan pemupukan sampai tahun ke-3 sebesar Rp. 3.000.000,-/Ha
    Hasil panen pada tahun ke 4 :
    Setiap hektar dapat menghasilkan rata-rata 10 ton/tahun
    Harga 1 kg porang basah rata-rata Rp. 600,-/kg atau Rp. 600.000,-/ton
    Harga hasil panen per hektar setiap tahun :
    Rp. 600.000,-/ton×10 ton = Rp. 6000.000,-/Ha/tahun
    Panen porang sekali ditanam hasilnya bisa diambil sampai tanaman hutan pokoknya ditebang ( misalnya jati = 60 tahun).
    Keuntungan pada tahun ke-4 ( pertama panen) = Rp. 6.000,-/Ha/th- Rp. 3.000.000,- = RP. 3.000.000,-
    Keuntungan pada tahun ke-5 = hasil panen- biaya pemeliharaan/tahun= Rp. 6000.000,- – Rp. 300.000,- = Rp. 5.700.000,-/Ha
    Hasil panen rata-rata/tahun pada tahun ke-4 senilai Rp. 2.000.000,- sehingga pada tahun ke-2 ( rata-rata 1,5 tahun) modal sudah bisa kembali.
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini