masukkan script iklan disini
Penggunaan fungisida kontak dan fungisida sistemik untuk melindungi tanaman dari serangan penyakit pada tanaman yang dibudi dayakan sangat lah perlu untuk memdapatka hasil-hasil pertanian yang berkualitas untuk dapat bersaing di era pasar bebas ini, jika produk-produk pertanian kita tidak dapat bersaing dilapangan tentusaja akan berimbas kepada petani itu sendiri yang akan berdampak pada kesejahteraan petani atau kita selaku petani di indonesia.
Pada masa saat ini sangat lah banyak pilihan produk-produk pestisida yang beredar di segala penjuru tanah air yang menjanjikan kualitas yang sangat baik sehingga dapat meningkat kan hasil-hasil pertanian yang bermutu tinggi untuk dapat bersaing dengan produk-produk pertanian yang pemerintah impor dari luar negeri yang berimbas pada merosotnya harga hasil pertanian di indonesia yang hanya akan menyengsarakan masyarakat petani di penjuru tanah air, ironis mememang Nasib para petani kita diindonesia, yang mengharap keuntungan berjudi dengan alam yang pada saat ini extrime, sehingga biaya perawatan melonjak tinggi, sehingga hasil produk-produk yang dihasilkan dari budidaya mereka pun harus terjual tinggi sehingga petani dapat meraih keuntungan dari hasil pertanianya tersebut.
Dari wacana tersebut, tim SGI sumbagut menawarkan sebuah sistem pertanian yang berharap akan membantu jalanya proses pertanian yang nantiunya akan berujung pada hasil-hasil produk pertanian yang unggul sehingga dapat bersaing di pasar regional maupun internasional, yang akan berdampak padsa kesejahteraan petani indonesia
Salah satu contonya adalah
a. Tim dari SGI megadakan demplot yang bertajuk tumangsari tomat dengan sawi putih, dan tumangsari tomat dengan selada, yang diharap kan petani dapat memenfaat kan lahan dengan sangat optimal sehingga pada satu lahan tersebut petani dapat menghasilkan produk sayuran yang mempunyai nilai ekonomi yang lumayan tinggi,
b. Selain dapat mengoptimalkan lahan yang ada tentunya lebih menguntungkan bagi petani, sepertinya dengan serangan ulat yang lebih suka dengan tanaman sawi atau selada ini, sehingga tomat sebagai tanaman utamnya dapat terhindar dari serangan hama ulat terutama, yang artinya petani lebih diunyingkan dengan berkurangnya serangan hama ini.
c. Selanjutnya sawi putih panen kurang lebih dalam waktu 40 hari setelah tanam sehingga dalam satu musim tomat dapat menanam 2 kali sawi putih sehingga sangat membantu dari segi pembiayaan tanaman tomat yang sedang dalam proses perawatan.
d. Dengan menggunakan produk-produk dari PT. SINAR GENERAL INDUSTRIES, yang tepat diharap kan dapat menekan biaya produksi untuk mendapatka hasil pertanian yang berkualitas tinggi.
Selanjutnya seperti demplot yang telah terealisasikan di beberapa petani di daerah alahan panjang solok padang sumatera barat, dengan menggunakan produk dari PT. SGI, BRANTACOL 70 WP, BLEACHER 250 EC, & KLOROTALONIL 75 WP, mampu menekan biaya produksi yang sangat menggembirakan pada semua jenis tanaman,
Fungisida yang dikeluarkan oleh PT. SGI tersebut mampu menjawab tantangan segala musim yang diharapkan untuk mengatasi segala jenis penyakit yang kian hari kian merajalela yang tak sedikit petani manjadi gulung tikar sehingga tak mampu becocok tanam kembali, dikarenakan biaya yang sangat tinggi untuk membudidayakan suatu jenis tanaman sayuran.
Demikian info yang dapat POTRET PERTANIAN berbagi untuk menjadi yang terbaik semoga dapat dijhadikan bahan renungan bagi kita putra para petani Indonesia.