masukkan script iklan disini
Potret Pertanian - Seperti yang telah kita ketahui di postingan Kandungan Nutrisi Pada Daun Katuk, daun katuk mempunyai senyawa
kimia. Senyawa ini, yang disebut fitokimia mempunyai khasiat obat.
Terdapat tujuh senyawa kimia di dalamnya yang merangsang pertumbuhan
hormon steroid (progesteron, testosteron, estradiol, dan glukokortiroid)
dan senyawa eikosanoid.
Jika wanita mengonsumsi nya, maka senyawa aktif
tersebut akan merangsang hormon kewanitaan. Kulit menjadi halus dan
rambut menjadi sehat serta lembut. Bagi pria, senyawa tersebut
merangsang hormon keperkasaan sehingga vitalitas semakin tinggi.
Bagi pasangan suami-istri, mempunyai keturunan adalah anugerah yang
sangat besar. Namun tidak jarang setelah bertahun-tahun menikah, masih
saja mereka tidak dikaruniai keturunan. Mengonsumsi daun katuk sangat
disarankan bagi pasutri yang ingin segera mempunyai anak, terutama bagi
pria. Dengan memakan daun katuk secara rutin, produksi sperma akan
semakin meningkat, demikian juga dengan kualitasnya.
Ternyata bukan cuma daunnya yang bermanfaat, tetapi akarnya juga.
Orang-orang jaman dahulu sering memanfaatkan akar daun katuk sebagai
obat tradisional untuk mengatasi demam dan anyang-anyangan.
Tapi ingat ada Hal yang harus diperhatikan dalam mengolah daun katuk Saat memasak daun katuk, tidak ada hal yang terlalu khusus karena
cara mengolahnya mirip dengan sayur-sayuran hijau yang lain, walaupun
bagi beberapa orang, rasa daun katuk tidaklah senikmat rasa sayur hijau
lain yang lebih umum seperti bayam. Tetapi tetap saja ada hal yang perlu
diperhatikan. Salah satunya adalah lamanya memasak. Daun katuk yang
dimasak terlalu lama kualitasnya akan menurun karena nutrisinya mengalir
keluar. Menggoreng daun katuk juga tidak terlalu disarankan. Namun
menambahkan santan saat memasaknya adalah cara yang cukup ampuh untuk
meningkatkan manfaat daun katuk karena pro vitamin A di dalamnya akan
bereaksi menjadi vitamin A.
Meskipun daun katuk merupakan tanaman yang sangat bermanfaat, kita
tetap harus berhati-hati karena ternyata mengonsumsi daun katuk secara
berlebihan mempunyai efek samping yang tidak menyenangkan. Karena di
dalam daun katuk terdapat papaverina, yaitu suatu alkaloid yang juga
terdapat di dalam candu atau opium, konsumsi berlebihan akan
mengakibatkan keracunan. Selain itu kelebihan konsumsi katuk akan
berdampak buruk pada paru-paru yang berakibat pada penyakit bronkiolitis
permanen.
Selain kedua hal tersebut, penelitian yang dilakukan di Taiwan
menyebutkan bahwa konsumsi daun katuk mentah secara terus-menerus
sebanyak 150mg setiap harinya, yang merupakan jumlah cukup banyak,
selama dua minggu hingga tujuh bulan akan mengakibatkan sesak nafas,
hilang nafsu makan, dan sulit tidur.
Karena efek-efek samping tersebutlah, membatasi konsumsi daun katuk
sangat dianjurkan. Konsumsi daun katuk secara mentah juga tidak
disarankan. Akan lebih baik jika katuk direbus dahulu sebelum dikonsumsi
karena pemanasan dapat menghilangkan sifat anti-protozoa. Jika sudah
demikian, racun yang ada di dalam daun katuk dapat dikurangi atau bahkan
hilang sama sekali.