masukkan script iklan disini
Sumber Gambar : http://rumahbiotek.blogspot.co.id |
Potret Pertanian - Tanaman transgenik adalah tanaman hasil rekayasa genetik yang diperoleh dengan bantuan bioteknologi. Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BBiogen), yang berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) memiliki salah satu mandat yaitu mengembangkan varietas unggul dengan bantuan bioteknologi.
Prinsip dasar tentang pembuatan tanaman transgenik penting untuk dipahami agar tidak terjadi salah paham dan asumsi-asumsi negatif yang dapat merugikan penggunaan produk rekayasa genetik ini.
Pada dasarnya, teknologi rekayasa genetik terkait dengan perubahan genetik pada inang. Perubahan genetik ini sebenarnya dapat terjadi secara alami. Contoh paling sederhana adalah persilangan antara dua individu yang menghasilkan anakan yang memiliki materi genetik dari tetuanya.
DNA (Deoxyribonucleic acid atau asam deoksiribonukleat)
Perubahan genetik pada individu berhubungan dengan perubahan DNA pada individu tersebut. DNA merupakan molekul dalam sel yang dapat membentuk satuan gen yang merupakan unit pewaris sifat bagi organisme seperti warna mata, warna mahkota bunga, besar buah dan lainnya.
DNA memiliki untai ganda, bermuatan negatif karena gugus fosfat, sensitif terhadap perubahan pH dan banyak memiliki domain untuk berikatan dengan molekul lain (DNA, RNA atau protein).
Gen biasanya diturunkan (diwariskan) dari satu individu ke anakannya melalui proses DNA rekombinasi yang biasanya terjadi pada saat pembelahan sel pada perkembangan makhluk hidup.
DNA ini dapat dimodifikasi. Urutannya bisa diubah, ditambah atau dikurangi, sehingga sifat yang dibawa oleh gen juga akan berubah. Artinya, individu tersebut bisa memiliki penampakan atau sifat yang berbeda.
Misalkan, bila individu berupa tanaman padi yang rentan terhadap kekeringan ditambah dengan gen yang membawa sifat tahan kekeringan, maka tanaman padi tersebut menjadi tahan terhadap kekeringan.
Untuk memodifikasi DNA, digunakan bahan bahan yang berasal dari alam seperti enzim restriksi yang dapat memotong DNA, ligase yang dapat menggabungkan DNA dan lainnya. Sehingga, mekanisme yang berlangsung akan meniru mekanisme yang terjadi dalam sel secara alami.
Informasi lebih lanjut : Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian
Prinsip dasar tentang pembuatan tanaman transgenik penting untuk dipahami agar tidak terjadi salah paham dan asumsi-asumsi negatif yang dapat merugikan penggunaan produk rekayasa genetik ini.
Pada dasarnya, teknologi rekayasa genetik terkait dengan perubahan genetik pada inang. Perubahan genetik ini sebenarnya dapat terjadi secara alami. Contoh paling sederhana adalah persilangan antara dua individu yang menghasilkan anakan yang memiliki materi genetik dari tetuanya.
DNA (Deoxyribonucleic acid atau asam deoksiribonukleat)
Perubahan genetik pada individu berhubungan dengan perubahan DNA pada individu tersebut. DNA merupakan molekul dalam sel yang dapat membentuk satuan gen yang merupakan unit pewaris sifat bagi organisme seperti warna mata, warna mahkota bunga, besar buah dan lainnya.
DNA memiliki untai ganda, bermuatan negatif karena gugus fosfat, sensitif terhadap perubahan pH dan banyak memiliki domain untuk berikatan dengan molekul lain (DNA, RNA atau protein).
Gen biasanya diturunkan (diwariskan) dari satu individu ke anakannya melalui proses DNA rekombinasi yang biasanya terjadi pada saat pembelahan sel pada perkembangan makhluk hidup.
DNA ini dapat dimodifikasi. Urutannya bisa diubah, ditambah atau dikurangi, sehingga sifat yang dibawa oleh gen juga akan berubah. Artinya, individu tersebut bisa memiliki penampakan atau sifat yang berbeda.
Misalkan, bila individu berupa tanaman padi yang rentan terhadap kekeringan ditambah dengan gen yang membawa sifat tahan kekeringan, maka tanaman padi tersebut menjadi tahan terhadap kekeringan.
Untuk memodifikasi DNA, digunakan bahan bahan yang berasal dari alam seperti enzim restriksi yang dapat memotong DNA, ligase yang dapat menggabungkan DNA dan lainnya. Sehingga, mekanisme yang berlangsung akan meniru mekanisme yang terjadi dalam sel secara alami.
Informasi lebih lanjut : Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian