masukkan script iklan disini
POTRET PERTANIAN -Hanson P, J.T. Chen, C.G. Kuo, R. Morris dan R.T. Opena, diterjemahkan dan disarikan serta dilengkapi oleh Iteu M. Hidayat
I. Pendahuluan
Tomat merupakan satu dari sayuran yang paling banyak dibudidayakan di dunia. Sebagai sayuran buah, tomat merupakan sumber vitamin A dan C. Tomat tumbuh baik pada temperatur 20 -27oC, pembentuknan buah terhambat pada temperatur >30 oC atau < 10 oC. Tomat baik ditanam pada tanah yang berdrainasi baik, dengan pH optimum 6.0 – 7.0. Tomat dapat ditanam sebagai rotasi pada lahan sawah. Hindari menanam tomat pada lahan yang sebelumnya ditanami tanaman dari keluarga Solanaceae, seperti: terung, cabai, tomat dan yang lainnya untuk menghindarkan hama dan penyakit. Beberapa tipe tomat yang dibudidayakan antara lain: buah segar (biasanya berwarna merah dengan variasi dalam bentuk, ukuran dan warna); chery – buah kecil; dan prosesing – buah dengan warna merah yang kuat dan tinggi dalam kandungan bahan padat, sesuai untuk dibuat pasta, sup atau saos. Berdasarkan pertumbuhannya, tomat diklasifikasikan sebagai determinat (menyemak, pendek) dimana pertumbuhan batang diakhiri dengan karangan bunga, semideterminat atau indeterminat (tinggi) tumbuh berterusan menghasilkan daun dan bunga. Pada indeterminat, memungkinkan masa panen yang lebih panjang, yang mungkin bermanfaat pada waktu harga berfluktuasi, akan tetapi jenis ini perlu menggunakan turus dan harus dipangkas secara teratur yang dapat menambah tenaga kerja. Untuk varietas yang ditanam dapat dipilih berdasarkan varietas yang tahan penyakit, disesuaikan dengan musim, atau varietas hibrida maupun OP, tergantung dari kebutuhan budi daya.
II. Kultur Teknis
Persiapan tanam
Setelah tanah diolah dengan baik dan dibuat bedengan dengan lebar 1 m tinggi 20 cm dimusim kemarau dan 35 cm di musim penghujan, jarak antar bedengan 50 cm untuk memudahkan drainasi pada musim penghujan. Mulsa plastik atau jerami dapat digunakan untuk menutupi permukaan tanah. Bila temperatur >28 oC, mulsa plastik harus ditutupi jerami. Jumlah tanaman adalah 33 000/ha untuk indeterminat, dan 16 000/ha untuk determinat.
I. Pendahuluan
Tomat merupakan satu dari sayuran yang paling banyak dibudidayakan di dunia. Sebagai sayuran buah, tomat merupakan sumber vitamin A dan C. Tomat tumbuh baik pada temperatur 20 -27oC, pembentuknan buah terhambat pada temperatur >30 oC atau < 10 oC. Tomat baik ditanam pada tanah yang berdrainasi baik, dengan pH optimum 6.0 – 7.0. Tomat dapat ditanam sebagai rotasi pada lahan sawah. Hindari menanam tomat pada lahan yang sebelumnya ditanami tanaman dari keluarga Solanaceae, seperti: terung, cabai, tomat dan yang lainnya untuk menghindarkan hama dan penyakit. Beberapa tipe tomat yang dibudidayakan antara lain: buah segar (biasanya berwarna merah dengan variasi dalam bentuk, ukuran dan warna); chery – buah kecil; dan prosesing – buah dengan warna merah yang kuat dan tinggi dalam kandungan bahan padat, sesuai untuk dibuat pasta, sup atau saos. Berdasarkan pertumbuhannya, tomat diklasifikasikan sebagai determinat (menyemak, pendek) dimana pertumbuhan batang diakhiri dengan karangan bunga, semideterminat atau indeterminat (tinggi) tumbuh berterusan menghasilkan daun dan bunga. Pada indeterminat, memungkinkan masa panen yang lebih panjang, yang mungkin bermanfaat pada waktu harga berfluktuasi, akan tetapi jenis ini perlu menggunakan turus dan harus dipangkas secara teratur yang dapat menambah tenaga kerja. Untuk varietas yang ditanam dapat dipilih berdasarkan varietas yang tahan penyakit, disesuaikan dengan musim, atau varietas hibrida maupun OP, tergantung dari kebutuhan budi daya.
II. Kultur Teknis
Persiapan tanam
Setelah tanah diolah dengan baik dan dibuat bedengan dengan lebar 1 m tinggi 20 cm dimusim kemarau dan 35 cm di musim penghujan, jarak antar bedengan 50 cm untuk memudahkan drainasi pada musim penghujan. Mulsa plastik atau jerami dapat digunakan untuk menutupi permukaan tanah. Bila temperatur >28 oC, mulsa plastik harus ditutupi jerami. Jumlah tanaman adalah 33 000/ha untuk indeterminat, dan 16 000/ha untuk determinat.
Perlakuan benih
Diperkirakan 250 g benih (sekitar 70 000 biji) diperlukan untuk tipe indeterminat dan 125 g untuk tipe determinat diperlukan untuk 1 ha. Benih disemai di pesemaian atau baki pesemaian sedalam 0.5 cm, 750-900 biji. Bila sudah berdaun 2 (8 hari setelah semai), semaian dibumbun, dan dipelihara dipersemaian, dengan penyiraman yang teratur, pemupukan dengan larutan pupuk ZA 0.5% (0.5 g/l), 0.25% urea atau 0.1% larutan nitrophoska. Penyemprotan fungisida seperti Captan atau Thiram untuk mengurangi damping off. Hama seperti: Bemissia, thrips dan aphids dapat menularkan virus. Untuk menghindarkannya, tutupi pesemaian dengan kain jala 60 mesh. Bila semaian sudah mempunyai 4-5 daun, tambah penyinaran 6-9 hari sebelum semaian dipindahkan ke lapangan.
Diperkirakan 250 g benih (sekitar 70 000 biji) diperlukan untuk tipe indeterminat dan 125 g untuk tipe determinat diperlukan untuk 1 ha. Benih disemai di pesemaian atau baki pesemaian sedalam 0.5 cm, 750-900 biji. Bila sudah berdaun 2 (8 hari setelah semai), semaian dibumbun, dan dipelihara dipersemaian, dengan penyiraman yang teratur, pemupukan dengan larutan pupuk ZA 0.5% (0.5 g/l), 0.25% urea atau 0.1% larutan nitrophoska. Penyemprotan fungisida seperti Captan atau Thiram untuk mengurangi damping off. Hama seperti: Bemissia, thrips dan aphids dapat menularkan virus. Untuk menghindarkannya, tutupi pesemaian dengan kain jala 60 mesh. Bila semaian sudah mempunyai 4-5 daun, tambah penyinaran 6-9 hari sebelum semaian dipindahkan ke lapangan.
Pemupukan
Untuk hasil yang optimum, tanaman tomat perlu diberi pupuk organik dan organik. Total N (kg/ha) yang diperlukan untuk mencapai target hasil buah diperkirakan dengan kelipatan 2.4. Sedangkan untuk P2O5
dan K2O diperkirakan dengan kelipatan pengambilan N masing masing dengan 0.35 dan 1.45. Sebagai contoh: untuk potensi hasil tomat 40 ton/ha iperlukan 40 x 2.4 = 96 kg N. Utuk P2O5 96 x 0.35 = 34 kg, dan K2O: 96 x 1.45 = 140 kg. Di daerah Tropis biasanya pemupukan berkisar 60-120 kg N/ha, 60-140 kg P2O5//ha dan 60-120 kg K2O /ha, setengahnya diberikan sebagai pupuk dasar dan sisanya diberikan sebagai pupuk susulan pada pembentukan buah pertama.
Pengairan
Diperlukan pengairan cukup pada setiap stadia pertumbuhan tomat terutama untuk tipe indeterminat. Pengairan diperlukan terutama dalam periode satu bulan setelah pemindahan ke lapangan. Bila perakaran sudah berkembang, pengairan yang lebih diperlukan, akan tetapi dengan frekuensi yang lebih jarang, disesuaikan dengan kebutuhan. Tanaman tomat tidak tahan terhadap genangan air, karena itu harus segera dikeringkan antara 1-3 hari.
Pemeliharaan
Pemberian turus diberikan agar tanaman tidak menyentuh tanah, dan menambah ukuran dan jumlah buah, memudahkan penyemprotan dan mengurangi busuk buah. Pada tipe indeterminat, pemberian turus memudahkan pemangkasan dan pemeliharaan lainnya. Pemangkasan tunas untuk membatasi tunas yang tumbuh dapat mempercepat kematangan buah, mendorong keseragaman buah dan ukuran buah yang lebih besar, memperbaiki sirkulasi udara diantara kanopi tanaman yang memudahkan penyemprotan dan mengurangi penyakit. Pemangkasan dapat juga dilakukan terhadap bunga, sehingga buah yang dihasilkan berukuran lebih besar dan seragam sesuai dengan yang diharapkan atau harga. Gulma dapat menyaingi cahaya, air dan hara, serta dapat menjadi inang patogen. Penyiangan dengan manual atau penggunaan mulsa organik dapat dilakukan.
Pengendalian hama dan penyakit tanaman
Periksalah terjadinya serangan hama dan penyakit di lapangan sebelum mengambil tindalkan pengendalian. Gunakan pestisida yang sesuai dan tepat untuk target sasaran, serta sesuaikan dengan anjuran keselamatan manusia dan lingkungan. Penyakit yang biasa menyerang tanaman tomat: Busuk daun (Phytophthora infestans), Xanthomonas campestris pv. Vesicatoria, Alternaria solani, Stemphyllium solani, Ralstonia solanacearum, Sclerotium rolfsii, Fusarium oxysforum f.sp lycopersici, Tomato Yelow Leaf Curl Virus (TYLCV). Sedangkan hama yang biasa menyerang tomat: ulat buah (Helicoverpa armigera), nematoda bengkak akar (Meloidogyne incognita, M. Javanica, M. Arenaria). Selain penggunaan pestisida dapat dilakukan juga dengan rotasi tanaman, menanam varietas yang resisten, penggunaan sprikler (bemissia), drainasi, pH tanah di atas 5.5
Panen
Tomat dapat dipanen pada beberapa stadia buah, tergantung keperluan pasar dan pemasarannya. Untuk pengangkutan jauh, tomat dapat dipanen pada stadia breaker (tidak lebih dari 10% permukaan buah berwarna kekuningan, merah muda atau merah. Penanganan paska panen akan mempengaruhi kualitas buah. Hindarkan kerusakan buah, dan jangan mencampur buah yang rusak dengan buah yang mulus. Panen sebaiknya dilakukan pada cuaca sejuk di pagi hari. Tempatkan buah pada tempat sejuk dan terlindung dengan ventilasi yang baik, serta kelembaban 85 – 90%.
III. Produksi Benih
Persyaratan tanah
pH tanah harus dipertahankan pada 6.5, kalau perlu dengan pengapuran. Persiapan tanah dan pemupukan hampir sama dengan untuk produksi buah, atau lebih tinggi terutama kandungan fosfor. Pemberian N biasanya setengah dari kalium untuk memelihara keseimbangan antara pembungaan dan pertumbuhan vegetatif.
Untuk hasil yang optimum, tanaman tomat perlu diberi pupuk organik dan organik. Total N (kg/ha) yang diperlukan untuk mencapai target hasil buah diperkirakan dengan kelipatan 2.4. Sedangkan untuk P2O5
dan K2O diperkirakan dengan kelipatan pengambilan N masing masing dengan 0.35 dan 1.45. Sebagai contoh: untuk potensi hasil tomat 40 ton/ha iperlukan 40 x 2.4 = 96 kg N. Utuk P2O5 96 x 0.35 = 34 kg, dan K2O: 96 x 1.45 = 140 kg. Di daerah Tropis biasanya pemupukan berkisar 60-120 kg N/ha, 60-140 kg P2O5//ha dan 60-120 kg K2O /ha, setengahnya diberikan sebagai pupuk dasar dan sisanya diberikan sebagai pupuk susulan pada pembentukan buah pertama.
Pengairan
Diperlukan pengairan cukup pada setiap stadia pertumbuhan tomat terutama untuk tipe indeterminat. Pengairan diperlukan terutama dalam periode satu bulan setelah pemindahan ke lapangan. Bila perakaran sudah berkembang, pengairan yang lebih diperlukan, akan tetapi dengan frekuensi yang lebih jarang, disesuaikan dengan kebutuhan. Tanaman tomat tidak tahan terhadap genangan air, karena itu harus segera dikeringkan antara 1-3 hari.
Pemeliharaan
Pemberian turus diberikan agar tanaman tidak menyentuh tanah, dan menambah ukuran dan jumlah buah, memudahkan penyemprotan dan mengurangi busuk buah. Pada tipe indeterminat, pemberian turus memudahkan pemangkasan dan pemeliharaan lainnya. Pemangkasan tunas untuk membatasi tunas yang tumbuh dapat mempercepat kematangan buah, mendorong keseragaman buah dan ukuran buah yang lebih besar, memperbaiki sirkulasi udara diantara kanopi tanaman yang memudahkan penyemprotan dan mengurangi penyakit. Pemangkasan dapat juga dilakukan terhadap bunga, sehingga buah yang dihasilkan berukuran lebih besar dan seragam sesuai dengan yang diharapkan atau harga. Gulma dapat menyaingi cahaya, air dan hara, serta dapat menjadi inang patogen. Penyiangan dengan manual atau penggunaan mulsa organik dapat dilakukan.
Pengendalian hama dan penyakit tanaman
Periksalah terjadinya serangan hama dan penyakit di lapangan sebelum mengambil tindalkan pengendalian. Gunakan pestisida yang sesuai dan tepat untuk target sasaran, serta sesuaikan dengan anjuran keselamatan manusia dan lingkungan. Penyakit yang biasa menyerang tanaman tomat: Busuk daun (Phytophthora infestans), Xanthomonas campestris pv. Vesicatoria, Alternaria solani, Stemphyllium solani, Ralstonia solanacearum, Sclerotium rolfsii, Fusarium oxysforum f.sp lycopersici, Tomato Yelow Leaf Curl Virus (TYLCV). Sedangkan hama yang biasa menyerang tomat: ulat buah (Helicoverpa armigera), nematoda bengkak akar (Meloidogyne incognita, M. Javanica, M. Arenaria). Selain penggunaan pestisida dapat dilakukan juga dengan rotasi tanaman, menanam varietas yang resisten, penggunaan sprikler (bemissia), drainasi, pH tanah di atas 5.5
Panen
Tomat dapat dipanen pada beberapa stadia buah, tergantung keperluan pasar dan pemasarannya. Untuk pengangkutan jauh, tomat dapat dipanen pada stadia breaker (tidak lebih dari 10% permukaan buah berwarna kekuningan, merah muda atau merah. Penanganan paska panen akan mempengaruhi kualitas buah. Hindarkan kerusakan buah, dan jangan mencampur buah yang rusak dengan buah yang mulus. Panen sebaiknya dilakukan pada cuaca sejuk di pagi hari. Tempatkan buah pada tempat sejuk dan terlindung dengan ventilasi yang baik, serta kelembaban 85 – 90%.
III. Produksi Benih
Persyaratan tanah
pH tanah harus dipertahankan pada 6.5, kalau perlu dengan pengapuran. Persiapan tanah dan pemupukan hampir sama dengan untuk produksi buah, atau lebih tinggi terutama kandungan fosfor. Pemberian N biasanya setengah dari kalium untuk memelihara keseimbangan antara pembungaan dan pertumbuhan vegetatif.
Isolasi
Tomat merupakan tanaman menyerbuk sendiri, akan tetapi penyerbukan silang dapat terjadi karena selalu ada kemungkinan serangga membawa tepung sari dari luar, atau adaya serangga yang mampu menyerbukkan silang, atau bunga dengan putik yang panjang hingga memungkinkan terjadinya serbuk silang. Jarak isolasi minimum antara varietas yang berbeda antara 30 – 200 m, untuk menghindarkan pencampuran sewaktu panen. Untuk varietas hibrida, jarak yang diperlukan tidak lebih dari 2 m.
Tomat merupakan tanaman menyerbuk sendiri, akan tetapi penyerbukan silang dapat terjadi karena selalu ada kemungkinan serangga membawa tepung sari dari luar, atau adaya serangga yang mampu menyerbukkan silang, atau bunga dengan putik yang panjang hingga memungkinkan terjadinya serbuk silang. Jarak isolasi minimum antara varietas yang berbeda antara 30 – 200 m, untuk menghindarkan pencampuran sewaktu panen. Untuk varietas hibrida, jarak yang diperlukan tidak lebih dari 2 m.
Roguing
Tanaman yang menyimpang secara morfologis harus dicabut dan dibuang. Roguing dilakukan sebelum pembungaan, pada masa pembungaan awal, dan pada saat buah pertama matang. Panen dan Prosesing Benih Buah matang dipanen, terutama buah hasil persilangan dipanen dari galur betina yang biasanya terdapat label pada kalik. Buah matang dipotong melintang, kemudian dikeluarkan biji dengan lapisan beningnya ke dalam wadah yang disediakan. Pisahkan kulit dan bagian buah yang terbawa. Biji kemudian difermentasi sampai 3-5 hari pada 20-25oC. Bila lapisan bening sudah pecah, biji dikocok beberapa kali untuk proses fermentasi yang seragam dan mencegah perubahan warna biji. Proses fermentasi jangan sampai melampaui masa pecahnya lapisan bening biji, karena dapat menyebabkan perkecambahan dini. Biji kemudian dicuci dengan air kemudian saring, dan hal ini dilakukan beberapa kali sampai biji bersih.
Tanaman yang menyimpang secara morfologis harus dicabut dan dibuang. Roguing dilakukan sebelum pembungaan, pada masa pembungaan awal, dan pada saat buah pertama matang. Panen dan Prosesing Benih Buah matang dipanen, terutama buah hasil persilangan dipanen dari galur betina yang biasanya terdapat label pada kalik. Buah matang dipotong melintang, kemudian dikeluarkan biji dengan lapisan beningnya ke dalam wadah yang disediakan. Pisahkan kulit dan bagian buah yang terbawa. Biji kemudian difermentasi sampai 3-5 hari pada 20-25oC. Bila lapisan bening sudah pecah, biji dikocok beberapa kali untuk proses fermentasi yang seragam dan mencegah perubahan warna biji. Proses fermentasi jangan sampai melampaui masa pecahnya lapisan bening biji, karena dapat menyebabkan perkecambahan dini. Biji kemudian dicuci dengan air kemudian saring, dan hal ini dilakukan beberapa kali sampai biji bersih.
Pengeringan dapat dilakukan setelah air ditiriskan melalui kain, kemudian biji dihamparkan pada alas yang sesuai dan dikeringkan di bawah sinar matahari, sesekali dibalikkan. Benih yang kering kemudian disimpan di tempat kering dan kedap udara, seperti halnya menyimpan benih sayuran lainnya.