masukkan script iklan disini
POTRET PERTANIAN - Budidaya Jagung tak semudah yang kita bayangkan, tak sedikit hal-hal yang harus diperhitungkan dalam melakukan budidaya tanaman pangan yang satu ini, Mulai dari persiapan lahan, bibit yang berkualitas dan cocok untuk lokasi dimana tempat kita akan membudidayakan.
Ahir-ahir ini berbagai masalah hadir dalam proses berbudidaya, Mulai dari musim yang saat ini takmenentu, harga pupuk dan pestisida yang harganya tinggi sehingga membuat tinggi kos produksi, ditambah lagi paska panen yang tak jarang ketika musim panen datang terjadi penurunan harga ditingakat petani, yang ahirnya membuat kerugian yang disebabkan tingginya kos produksi dan rendahnya harga jual.
Kali ini Potret akan mengenalkan tips alami untuk mengendalikan Hama di pertanaman jagung, menginagat mahalnya biaya pestisida, semoga tips tersebut bisa mengurangi kos produksi yang tinggi, karena tips yang satu ini tak perlu banyak mengeluarkan biaya untuk mendapatkannya.
Hama utama pada tanaman jagung adalah penggerek batang (Ostrinia furnacalis) dan penggerek tongkol (Helicoverpa armigera). Selain itu ada juga hama utama saat pascapanen jagung yang menyebabkan kehilangan hasil tinggi yakni hama kumbang bubuk.
Mengingat kehilangan hasil yang disebabkan oleh hama bubuk jagung (S. Zeamais) cukup besar, maka perlu dipersiapkan upaya pengendaliannya. Salah satu strategi pengendalian bubuk jagung adalah dengan menggunakan tepung daun sirsak sebagai pestisida nabati.
Daun sirsak salah satu tanaman yang memiliki senyawa yang dapat digunakan sebagai insektisida nabati karena daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin, bulatacin dan squamocin.
Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant. Dalam hal ini serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya. Sedangkan pada konsentrasi rendah, bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama dapat mengalami kematian.
Cara pembuatan tepung daun sirsak memang sedikit agak rumit, tapi hal tersebut lebih efektif guna untuk mempertahankan kehilangan hasil. Berikut cara pembuatannya.
Pertama, siapkan daun sirsak yang sudah tua sebanyak 2 kg kemudian dicuci bersih lalu diangin-anginkan tanpa sinar matahari langsung selama 5 hari. Setelah kering kemudian ditimbang, berat daun menjadi 760 gram, lalu dipisahkan dari ibu tulang daun, kemudian dihaluskan.
Setelah halus dan telah menjadi tepung, direndam dengan menggunakan larutan metanol 96% sebanyak 5 liter selama 24 jam, kemudian disaring sampai terpisah dari ampasnya dan selanjutnya larutan tersebut didestilasi. Ekstrak yang diperoleh dari proses destilasi sebanyak 400 ml kemudian diuapkan selama 6-8 jam, sehingga diperoleh sediaan ekstrak murni 100%.
Adapun cara penggunaannya tidak jauh berbeda dengan penyemprotan hama lainnya. Ekstrak daun sirsak di campur dengan air lalu disemprotkan pada tanaman jagung.