masukkan script iklan disini
POTRET PERTANIAN, Jakarta - Dunia akan dan sedang melakukan transformasi digital dan otomasi, kemajuan dibidal ini begitu pesat berkembang ditengah-tengah atau kalangan masarakat yang mengharuskan kita semua juga dapat memanfaatkan hal tersebut kehal yang sifatnya akan membangun baik diri sendiri atau bangsa dan negara.
Menyikapi hal tersebut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Bambang Brodjonegoro mengatakan, penggunaan sistem digital ekonomi sudah tidak bisa dihindari saat ini. Masyarakat Indonesia harus terus didorong agar lebih banyak menggunakan sistem digital dalam berbisnis.
"Intinya, pertama ekonomi digital sudah tidak bisa dihindari. Artinya, masa depan ekonomi dunia itu akan terkait dengan perkembangan ekonomi digital," ujar Bambang saat memberi paparan pada acara IDF 2018 di Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (10/7/2018).
Bambang mengatakan, sistem ekonomi digital juga sangat penting bagi daerah. Pertama, bagi sektor pertanian, petani akan lebih mudah memperoleh informasi mengenai bagaimana sistem bertani yang baik dan menghasilkan komoditas berkualitas.
"Kita melihat sekarang untuk daerah yang katakan basisnya adalah sektor pertanian ekonomi digital ini akan sangat membantu mereka. Kenapa, kalau kami melihat nasib para petani kita mereka mungkin punya kemampuan untuk memproduksi produk komoditas tetapi kan dalam era sekarang yang namanya pengetahuan atau teknologi itu berkembang terus," ujar dia.
"Penyuluh belum tentu ada dalam setiap tempat jadi kita harapkan kalau ada akses terhadap internet paling tidak mereka bisa ada pengetahuan dan teknologi bagaimana memproduksi komoditas dengan lebih baik," tambah dia.
Faktor kedua, kata Bambang, petani akan dimudahkan dengan ada berbagai fasilitas aplikasi di internet yang memberikan ragam pilihan kepada petani dalam memasarkan produk dan komoditas. Hal ini juga bertujuan untuk menghindari proses perantara yang memakan cukup banyak biaya.
"Kedua, yang akan membantu mereka adalah akses. Saat ini sudah mulai banyak aplikasi untuk petani. Tujuannya membuat mereka terakses dengan market pedagang besar. Nasib petani akan jauh lebih baik kalau dia tidak tergantung middle man. Middle man terjadi karena tidak ada informasi memadai sehingga harus tergantung kepada orang orang yang datang kepada mereka," kata dia.
Sebelumnya, Ekonom sekaligus Mantan Menteri Keuangan (Menkeu), Chatib Basri menilai perkembangan industri digital tidak hilangkan pekerjaan. Akan tetapi, melatih ulang sumber daya manusia (SDM) untuk menyesuaikan perkembangan digital.
Hal ini dilakukan dengan perubahan fokus atau prinsip kepada hal mendasar sehingga sesuaikan inovasi.
"Banyak yang bilang industri digital akan menghilangkan pekerjaan. Saya tidak setuju. Ini cuma redefinition of job. Pekerjaannya tidak hilang. Kita cuma butuh skillset baru," tutur dia di Soehana Hall, Jakarta, Kamis 29 Maret 2018.
Ia menuturkan, melatih ulang sumber daya manusia (SDM) atau retraining sesuatu kebutuhan tren untuk hadapi era digital. "Jadi regulator harus lebih fokus pada objektif utama mereka atau (agree on principle) daripada fokus pada micromanaged-nya," tambah dia.
Chatib mengatakan, perubahan fokus pada hal-hal mendasar dengan menyesuaikan dengan perubahan dan inovasi yang sangat cepat. Chatib mencontohkan, fokus pada perlindungan konsumen, kualitas, menjaga pemain lokal.
"Daripada fokus ke hal-hal detail. Karena bisa jadi regulasi yang hari ini diberlakukan sudah enggak relevan lagi besok," ujar dia.
Oleh karena itu, salah satu persiapan yang dilakukan dengan melatih ulang SDM. Ini juga untuk menghadapi banyak perusahaan rintisan yang muncul di Indonesia. Chatib pun apresiasi perkembangan perusahaan rintisan di Indonesia. Ia mengingatkan pemerintah dan perusahaan yang sudah ada harus bekerjasama dengan perusahaan rintisan tersebut.
"Karena kita akan ketinggalan atau hilang jika tidak memiliki skillset yang dibutuhkan," ujar dia.
Selain itu, Chatib Basri juga memperkirakan landasan ekonomi akan berubah dengan perkembangan digital teknologi. Jadi setiap produk akan disesuaikan dengan masing-masing individu. Chatib mencontohkan, salah satunya bunga bank.
"Bunga bank nantinya juga akan menyesuaikan dengan kondisi individu tersebut. Semua dibuat sesuai kebutuhan masing-masing," ujar dia. (Potret)
"Intinya, pertama ekonomi digital sudah tidak bisa dihindari. Artinya, masa depan ekonomi dunia itu akan terkait dengan perkembangan ekonomi digital," ujar Bambang saat memberi paparan pada acara IDF 2018 di Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (10/7/2018).
Bambang mengatakan, sistem ekonomi digital juga sangat penting bagi daerah. Pertama, bagi sektor pertanian, petani akan lebih mudah memperoleh informasi mengenai bagaimana sistem bertani yang baik dan menghasilkan komoditas berkualitas.
"Kita melihat sekarang untuk daerah yang katakan basisnya adalah sektor pertanian ekonomi digital ini akan sangat membantu mereka. Kenapa, kalau kami melihat nasib para petani kita mereka mungkin punya kemampuan untuk memproduksi produk komoditas tetapi kan dalam era sekarang yang namanya pengetahuan atau teknologi itu berkembang terus," ujar dia.
"Penyuluh belum tentu ada dalam setiap tempat jadi kita harapkan kalau ada akses terhadap internet paling tidak mereka bisa ada pengetahuan dan teknologi bagaimana memproduksi komoditas dengan lebih baik," tambah dia.
Faktor kedua, kata Bambang, petani akan dimudahkan dengan ada berbagai fasilitas aplikasi di internet yang memberikan ragam pilihan kepada petani dalam memasarkan produk dan komoditas. Hal ini juga bertujuan untuk menghindari proses perantara yang memakan cukup banyak biaya.
"Kedua, yang akan membantu mereka adalah akses. Saat ini sudah mulai banyak aplikasi untuk petani. Tujuannya membuat mereka terakses dengan market pedagang besar. Nasib petani akan jauh lebih baik kalau dia tidak tergantung middle man. Middle man terjadi karena tidak ada informasi memadai sehingga harus tergantung kepada orang orang yang datang kepada mereka," kata dia.
Sebelumnya, Ekonom sekaligus Mantan Menteri Keuangan (Menkeu), Chatib Basri menilai perkembangan industri digital tidak hilangkan pekerjaan. Akan tetapi, melatih ulang sumber daya manusia (SDM) untuk menyesuaikan perkembangan digital.
Hal ini dilakukan dengan perubahan fokus atau prinsip kepada hal mendasar sehingga sesuaikan inovasi.
"Banyak yang bilang industri digital akan menghilangkan pekerjaan. Saya tidak setuju. Ini cuma redefinition of job. Pekerjaannya tidak hilang. Kita cuma butuh skillset baru," tutur dia di Soehana Hall, Jakarta, Kamis 29 Maret 2018.
Ia menuturkan, melatih ulang sumber daya manusia (SDM) atau retraining sesuatu kebutuhan tren untuk hadapi era digital. "Jadi regulator harus lebih fokus pada objektif utama mereka atau (agree on principle) daripada fokus pada micromanaged-nya," tambah dia.
Chatib mengatakan, perubahan fokus pada hal-hal mendasar dengan menyesuaikan dengan perubahan dan inovasi yang sangat cepat. Chatib mencontohkan, fokus pada perlindungan konsumen, kualitas, menjaga pemain lokal.
"Daripada fokus ke hal-hal detail. Karena bisa jadi regulasi yang hari ini diberlakukan sudah enggak relevan lagi besok," ujar dia.
Oleh karena itu, salah satu persiapan yang dilakukan dengan melatih ulang SDM. Ini juga untuk menghadapi banyak perusahaan rintisan yang muncul di Indonesia. Chatib pun apresiasi perkembangan perusahaan rintisan di Indonesia. Ia mengingatkan pemerintah dan perusahaan yang sudah ada harus bekerjasama dengan perusahaan rintisan tersebut.
"Karena kita akan ketinggalan atau hilang jika tidak memiliki skillset yang dibutuhkan," ujar dia.
Selain itu, Chatib Basri juga memperkirakan landasan ekonomi akan berubah dengan perkembangan digital teknologi. Jadi setiap produk akan disesuaikan dengan masing-masing individu. Chatib mencontohkan, salah satunya bunga bank.
"Bunga bank nantinya juga akan menyesuaikan dengan kondisi individu tersebut. Semua dibuat sesuai kebutuhan masing-masing," ujar dia. (Potret)