-->
  • Jelajahi

    Copyright © POTRET PERTANIAN
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Menteri Pertanian : Pertahankan Opini WTP Dari BPK

    Prasetyo Budi
    Sabtu, Juli 28, 2018, Sabtu, Juli 28, 2018 WIB Last Updated 2018-08-04T12:52:03Z


    masukkan script iklan disini
    POTRET PERTANIANKementerian Pertanian kembali mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) tahun 2017. Ini berarti Kementerian yang dipimpin Menteri Pertanian Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman. MP itu berhasil mempertahankan prestasi yang juga diperoleh tahun sebelumnya. Sebuah prestasi yang sangat spesial mengingat, Kementerian Pertanian pernah bertahun-tahun gagal mendapatkan opini tersebut.

    Asal tahu saja, hasil evaluasi laporan keuangan Kementan oleh BPK Kementan, pada 2006 dan 2007, Kementan mendapat opini Disclaimer.  Sedangkan pada tahun 2008 hingga 2012 Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

    Pada tahun 2013 dan 2014 Kementan Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan (WTP-DPP), sedangkan pada tahun 2015 kembali turun menjadi WDP dan akhirnya pada tahun 2016 meraih opini tertinggi WTP, dan berlanjut pada tahun 2017.

    Ketegasan Mentan terhadap jajaran Kementerian Pertanian untuk dapat mengalokasikan dana program agar digunakan dengan bijak dan baik rupanya menjadi salah satu kunci pencapaian prestasi tersebut. Mentan yang kelahiran kelahiran 27 April 1968 itu juga bertindak tegas kepada setiap pejabat yang main-main dalam penyalahgunaan dana akan ditindaklanjuti kepada yang hukum dan akan diberhentikan saat itu juga.

    Pria lulusan Universitas Hassanudin itu menjelaskan, capaian Kementan merupakan kerja sama yang baik oleh semua jajaran Kementan. Dimana setiap jajaran dapat mengoptimalkan dana yang dikeluarkan dengan baik.

    “Dalam mendapatkan WTP kali ini seluruh jajaran satuan kerja Kementan mengakui segala proses administrasi baik dalam bentuk berkas hingga fisik harus tercatat dengan baik dan bisa dibuktikan,” kata dia.

    Berikut wawancara dengan Menteri Pertanian.

    Upaya apa saja yang telah dilakukan dalam mempertahankan WTP Kementan ?

    Perlu adanya kerjasama yang baik kepada seluruh jajaran Kementan. Kita memfokuskan pada yang memiliki potensi dalam bidang pertanian. Apa yang menjadi fokus itu yang akan dikeluarkan anggarannya.

    Kalau WTP dapat dilakukan dengan mendisiplinkan jajaran. Sedangkan untuk anggaran difokuskan pada sektor produktif saja, dimana penilaian dilihat bukan anggaran yang habis tetapi berapa dana yang dihasilkan dalam program.

    Anggaran yang dikeluarkan untuk hal yang produktif, untuk kesejahteraan petani sehingga WTP dapat diraih kembali.

    Hasil keseluruhan pemeriksaan BPK apa saja?

    Pada tanggal 31 Desember 2017 dari 1.126 rekomendasi, sebanyak 973 atau 86,41 % telah ditindaklanjuti.  Hasil keseluruhan pemeriksaan BPK  tersebut mencakup audit laporan keuangan dan audit tujuan tertentu.

    BPK juga menilai pencapaian ekspor pertanian 2017 sebesar 33,1 miliar dolar AS , naik 24% dibandingkan ekspor tahun 2016 sebesar 26,7 miliar. Sedangkan impor, semakin menurun. Kinerja 2017 diperoleh surplus 15,9 miliar dolar AS atau 45,8% dibandingkan tahun 2016 yang surplus 10,9 miliar dolar AS.

    Kami berusaha terus mendorong 11 komoditas strategis untuk terus meningkatkan produksi.

    11 komoditas tersebut ada 4 komoditas strategis telah selesai dikerjakan bahkan dapat melakukan ekapor ke beberapa negara. Prestasi yang membanggakan dari 4 komoditas tersebut Indonesia sudah tidak melakukan impor seperti Beras medium, Jagung, Bawang Merah, dan Cabai segar.

    Komoditas beras Indonesia sempat ekspor ke Papua Nugini dan untuk bawang merah tepatnya pada tanggal 18 Agustus 2017 melepas ekspor ke negara Thailand. Sebelumnya, Indonesia malah impor bawang merah di negara tersebut.

    Tidak hanya bawang merah pada tanggal 11 Oktober lalu, Indonesia juga mampu ekspor bawang merah segar ke Negara Timor Leste. Pada hari Pangan Sedunia ke-37, tepatnya pada tanggal 20 Oktober 2017  Indonesia melalui Kementerian Pertanian ekspor Beras ke Malaysia melalui jalur Kabupaten Sanggau menuju ke perbatasan Entikong di Kalimantan Barat.

    Investasi pertanian 2017 Rp45,90 triliun atau naik 14% per tahun dari tahun 2013 hingga 2017. Tahun 2018 mencapai catatan baru dimana telah dilakukan ekspor jagung dari Gorontalo 100.000 ton, Sulawesi Selatan 100.000 ton dan Nusa Tenggara Barat 300.000 ton dari target 500.000 ton.

    Rencana ke depan setidaknya untuk 2 tahun Kementan berjanji untuk lebih memantapkan swasembada berkelanjutan terutama pada komoditas kedelai, bawang putih dan gula pada tahun 2020. Selain itu juga meningkatkan produksi rempah-rempah dalam negeri.

    Untuk itu,  anggaran yang dikeluarkan untuk kepada hal yang produktif, dimana lebih kepada kesejahteraan petani sehingga WTP dapat diraih kembali.

    Program Prioritas pada tahun 2019 apa saja?

    10 kegiatan yang akan dianggarkan pada tahun 2019 mengacu pada prioritas nasional. Seperti, peningkatan nilai tambah ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Dapat pula pemantapkan ketahanan energi, pangan, dan sumber daya air.

    Kegiatan utamanya yaitu pertama, produksi dan perbanyak benih atau bibit melalui pengembangan nursey atau kebun benih atau bibit. Kedua, peningkatan jaringan irigasi dan pembangunan embung, long storage, dam parit.

    Ketiga, modernisasi pertanian melalui peningkatan bantuan Alsintan. Keempat, pengembangan komoditas strategis padi, jagung, kedelai, gula, daging sapi atau kerbau, cabai, dan bawang merah. Kelima, percepatan peningkatan bawang putih  dan pengembangan komoditas substitusi impor.

    Keenam, melanjutkan upaya swasembada pangan yaitu peyediaan dan perbanyak indukan sapi melalui Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab). Ketujuh, mendongkrak produktivitas pertanian melalui percetakan sawah di wilayah perbatasan dan daerah pengembangan baru dan optimasi lahan kering dan lahan rawa.

    Kedelapan, terkait pengembangan sumber daya manusia bidang pertanian yakni peningkatan pendidikan dan pelatihan yakni peningkatan pendidikan dan pelatihan vokasional. Mendorong ekspor pertanian juga masuk dalam prioritas menjadi terutama dengan pengembangan lumbung pangan berorientasi ekspor di daerah perbatasan. Terakhir, pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat petani miskin di pedesaan.

    Program tersebut dengan anggaran Kementan tahun 2019 dialokasikan sebesar Rp21,07 triliun. Anggaran Kementan membuktikan komitmen dalam laporan yang baik dengan mempertahankan opini WTP dari BPK tahun 2017.(rel)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini