POTRET PERTANIAN - Produk Olahan dari Bawang dapat Selamatkan Saat Panen Raya di Solok, Masa panen raya bawang merah di Solok Lembah Gumanti sehingga terjadi penumpukan hasil panen bawang didaerah tersebut, Seperti di ungkap seoarang petani asal alahan panajang Rudi, "Saat ini di alahan panjang solok lembah gumanti sedang banyak panen atau bawang lagi banjir, sehingga menyebabkan penurunan harga hingga Rp. 8000/kg, ditambah lagi pengiriman bawang yang biasanya ke medan saat ini sedang mengalami kemacetan, biasanya untuk pengiriman bawang kemedan adalah bawang sarok (bawang yang belum dibersihkan), namun ahir-ahir ini tak ada pengiriman" Ungkapnya kepada Potret Pertanian.
dikutip dari Tabloid Sinar Tani, Over produksi adalah ‘momok’ paling menakutkan bagi petani bawang. Trauma ini bisa dipastikan datang ketika masuk masa panen raya bawang merah. Harganya jatuh, bahkan ada yang sempat tak terjual. Keadaan ini juga kerap menimpah petani bawang di Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Tapi kini ada bawang goreng yang mampu selamatkan mereka.
Seperti yang dirasakan oleh Kelompok Wanita Kreatif Bintang Timur (KWK Bintang Timur) dari Nagari Sungai Nanam Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok. Ketua KWK Bintang Timur, Mulia Hayati menuturkan pihaknya sudah berhasil mengembangkan beraneka ragam produk olahan dari bawang yaitu pasta bawang merah, minyak bawang merah, bawang iris kering dan bawang goreng.
Usaha olahan ini menurutnya sangat menggiurkan, untuk minyak bawang bisa dijual Rp.15 ribu per botol (230 ml) dengan keuntungan mencapai Rp.5 ribu/botol. Produk olahan yang sangat gampang dijual adalah bawang goring, permintaannya juga cukup tinggi. Sedangkan pasta bawang goreng memang masih terbatas, permintaannya kebanyakan dari restaurant dan hotel.
Produk olahan ini sudah mampu menembus pasar antar kabupaten di Sumatera Barat seperti Payakumbuh, Bukit Tinggi dan menyebar ke luar propinsi.
Bidan desa yang masih muda belia (berumur 23 tahun) dengan talenta bisnisnya ini, sangat antusias untuk mengembangkan bisnis pengolahan bawang. Sekaligus optimis olahan bawang ini akan menjadi usaha utama wanita tani Solok.
Una Uni (panggilan akrab Mulia Hayati) mengungkapkan kemampuan kelompoknya berkat kehadiran teknologi pengolahan bawang dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen (BB Pascapanen). Dirinya menambahkan adanya inovasi pengolahan tersebut, bisa memberdayakan para wanita tani yang selama ini aktivitasnya kurang optimal.
Penyelamat Produksi
Inovasi pengolahan bawang tersebut merupakan penyelamat bagi petani bawang saat terjadi over produksi. Seperti yang diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok Admaizon. Setelah Kabupaten Solok ditetapkan sebagai lumbung Bawang Merah ancaman over produksi tidak bisa dielakkan. Bisa dibayangkan, over produksi pada bulan April 2018 lalu harga bawang itu hanya berkisar antara Rp. 10-15 per kg.
“Petani tentunya tidak bisa menahan produksinya hingga waktu yang lama. Ancaman kebusukan dan rusaknya bawang membuat petani harus segera menjualnya,” ujar Admaizon.
masukkan script iklan disini
Apalagi saat ini, Kabupaten Solok telah menjadi sentra bawang merah nasional dengan luasan yang telah mencapai 8500 hektar. Pertambahan yang begitu cepat ini tentunya dipicu Pencanangan Kabupaten Solok sebagai sentra bawang merah Nasional Desember 2016 lalu oleh Menteri Pertanian seluas 10 ribu hektar.
Admaizon menuturkan rasa takut berlebihan yang di alami oleh Dinas Pertanian dan Petani Bawang Solok tidak terjadi. Pasalnya, BBPascapanen membawa seperangkat inovasi teknologi antisipasi dan solusi over produksi bawang merah.
Untuk diketahui, BB Pasca Panen mengembangkan teknologi In-Strore Dryer (ID) pada tingkat petani. Teknologi ini mampu mempercepat proses pengeringan. Kalau cara konvensional perlu waktu 15 – 21 hari pengeringan, maka dengan ID ini bawang bisa dikeringkan dalam waktu 5 hari. ID juga mampu mempertahankan kualitas bawang merah dan mampu mencegah pertumbuhan tunas.
“Selain inovasi In-Store Dryer (ID), BB Pasca Panen juga memperkenalkan beragam inovasi pengolahan bawang merah, misalnya teknologi pembuatan bawang goreng, bawang iris kering, Pasta bawang dan minyak bawang” kata Admaizon menambahkan.
BB Pasca panen tidak hanya membawa teknologi, tetapi sekaligus memberikan bantuan peralatan untuk pengolahan bawang. Inovasi yang telah berjalan ini ternyata sangat membantu keluarga petani bawang. Para Kelompok Wanita Tani bergerak mengolah bawang untuk menyelamatkan perekonomian petani bawang sekaligus menambah pendapatan keluarga petani.
Admaizon mengakui pengembangan perekonomian bawang ini begitu cepat karena dukungan Bupati Solok yang begitu besar. Apalagi setelah melihat upaya antisipasi over produksi ini bisa berjalan sesuai dengan harapan. “Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani ini merupakan harapan baru bagi Solok. Aktivitas pengolahan ini tidak hanya untuk mengatasi over produksi, tetapi diharapkan akan menjadi sentra pengolahan bawang” ujarnya.
Produk olahan khususnya bawang goreng saat ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal, tetapi telah dijual hingga Batam, Jambi dan Riau. (*)