masukkan script iklan disini
Potret Pertanian - Riau adalah salah satu provinsi kaya di Nusantara. Hampir semua kekayaan alam dimiliki provinsi ini. Di dalam perut buminya terkandung minyak bumi, batubara, emas, timah dan bahan tambang lainnya. Sementara di atasnya terhampar kekayaan hutan, perkebunan dan pertanian dalam arti luas.Sektor pertanian menjadi salah satu motor penggerak perekonomian rakyat. Sektor ini tidak saja mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian lokal, tapi juga mampu menyerap banyak sekali tenaga. Kini tersedia lahan sawah seluas 28.845 ha yang dilengkapi dengan saluran irigasi, 150.092 ha sawah tadah hujan, 70.284 ha sawah pasang surut dan 13.077 ha sawah lainnya.
Berbagai jenis peternakan juga telah dikembangkan, terutama sapi potong, kambing, domba, babi, ayam buras dan itik. Pada 2005, ternak sapi potong populasinya mencapai 102.352 ekor per tahun, sementara ternak kambing 256.324 ekor per tahun, ternak domba 2.453 ekor per tahun, babi 46.386 ekor per tahun, ayam buras 316.425 ekor per tahun dan itik 339.269 ekor per tahun. Karena itu, daging yang diproduksi per tahun nya mencapai 4.593183 kg daging sapi, 434.806 kg daging kambing, 1.490 kg daging domba, 874.262 kg daging babi dan 29.355.155 kg daging ayam unggas. Perkebunan juga merupakan sektor andalan. Karet, kelapa, kelapa sawit, kopi dan pinang adalah komoditas perkebunan yang selama ini banyak membantu perekonomian penduduk pedesaan. Di saat krisis ekonomi melanda Indonesia secara nasional, petani yang bekerja di sektor ini justru tetap survive, bahkan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Luas perkebunan karet mencapai 528.697,48 ha dengan hasil 463.053,52 ton, kebun kelapa mencapai 546.927,13 ha dengan hasil 629.926,80 ton, kebun kelapa sawit seluas 1.392.232,74 ha dengan hasil 3.931.619,17 ton, kebun kopi seluas 10.040,50 ha dengan hasil 3.545,97 ton dan kebun pinang seluas 9.249,56 ha dengan hasil 6.960,72 ton.
Perkebunan Perkebunan mempunyai kedudukan yang penting di dalam pengembangan pertanian baik pada tingkat nasional maupun regional. Perkembangan kegiatan perkebunan di Provinsi Riau menujukkan trend yang semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari semakin luasnya lahan perkebunan dan meningkatnya produksi rata-rata pertahun, dengan komoditas utama kelapa sawit, kelapa, karet, kakao dan tanaman lainnya. Peluang pengembangan tanaman perkebunan semakin memberikan harapan, hal ini berkaitan dengan semakin kuatnya dukungan pemerintah terhadap usaha perkebunan rakyat, tumbuhnya berbagai industri yang membutuhkan bahan baku dari produk perkebunan dan semakin luasnya pangsa pasar produk perkebunan. Krisis ekonomi yang melanda daerah ini pada tahun 2000 telah memporak-porandakan sendi-sendi ekonomi rakyat, namun yang tetap bertahan malahn mendapatkan keuntungan dari dampak krisis ekonomi tersebut justru sektor perkebunan. Hal ini membuktikan bahwa sektor perkebunan merupakan sektor yang masih bisa tetap bertahan meskipun kondisi perekonomian di negeri ini di landa krisis. Sebagai contoh, petani kelapa sawit pada waktu krisis justru mendatangkan keuntungan yang berlipat akibat harga sawit waktu itu justru meningkat.
Untuk perkebunan kelapa, Kabupaten Indragiri Hilir mempunyai areal perkebunan yang paling luas. Kabupaten Indragiri Hilir dari dulu terkenal dengan daerah penghasil kopra. Luas areal perkebuna kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir seluas 501.576 Ha atau 84.42 persen dari total jumlah keseluruhan. Diikuti oleh Kabupaten Bengkalis 47.653 Ha atau 8.02 persen dan Kabupaten Kuantan Singingi seluas 6.324 Ha atau 1.06 persen. Sedangkan Kota Pekanbaru dan Dumai tidak mempunyai areal perkebunan kelapa sama sekali. Untuk perkebunan karet, Kabupaten Kuantan Singingi mempunyai areal yang paling luas dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lainnya, yaitu seluas 130.635 Ha atau 26.17 persen dari total jumlah keselurahan perkebunan karet di Provinsi Riau. Kabupaten Kampar menempati posisi kedua seluas 84.567 Ha atau 16.94 persen, dan Kabupaten Indragiri Hulu seluas 76.223 Ha atau 15.27 persen. Sedangkan Kabupaten/Kota yang paling sedikit areal perkebunan karetnya adalah Kota Dumai seluas 1.410 Ha atau 0.28 persen disamping Kota Pekanbaru yang tidak mempunyai areal perkebunan karet sama sekali. Disamping perkebuna kelapa sawit, kelapa dan karet, Provinsi Riau juga daerah potensial untuk tanam kopi, meskipun sampai saat ini arealnya hanya sebatas industri rumah tangga. Untuk tanam kopi, Kabupaten Indragiri Hilir mempunyai luas areal 4.104 Ha atau 37.57 persen dari luas areal keseluruhan tanaman kopi yang ada di Provinsi Riau. Kabupaten Bengkali menmepati posisi kedua yaitu 1.858 ha atau 17 persen dan Kabupaten Rokan Hulu seluas 1.277 Ha atau 11.69 persen. Sedangkan Kabupaten yang mempunyai areal yang paling sedikit adalah Kota Dumai seluas 55 Ha atau 0.50 persen disamping kota Pekanbaru yang tidak mempunyai areal perkebunan kopi sama sekali.
Riau adalah salah satu
provinsi kaya di Nusantara. Hampir semua kekayaan alam dimiliki provinsi
ini. Di dalam perut buminya terkandung minyak bumi, batubara, emas,
timah dan bahan tambang lainnya. Sementara di atasnya terhampar kekayaan
hutan, perkebunan dan pertanian dalam arti luas.
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ