masukkan script iklan disini
POTRET PERTANIAN - Teknik persilangan tradisional dilakukan dengan menyilangkan varietas tetua yang memiliki keunggulan tertentu. Keunggulan ini kemudian diturunkan pada anakannya. Sehingga anakan hasil persilangan tradisional memiliki semua keunggulan dari kedua tetuanya. Secara genetik, persilangan tradisional ini menggabungkan materi genetik dari kedua tetuanya secara acak. Kemudian anakannya dipilih dengan melihat karakter unggulnya. Apabila anakan memiliki kedua karakter unggul dari tetua, maka anakan tersebut sebenarnya memiliki materi genetik untuk sifat tersebut dari kedua tetuanya.
Balitbangtan melalui Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen), mengembangkan varietas unggul dengan bantuan bioteknologi. Dalam bioteknologi, materi genetik yang memiliki sifat unggul diidentifikasi. Materi genetik ini adalah DNA (Deoxyribonucleic acid atau asam deoksiribonukleat). DNA merupakan molekul dalam sel yang dapat membentuk satuan gen yang merupakan unit pewaris sifat bagi organisme seperti warna mata, warna mahkota bunga, besar buah dan lainnya.Gen biasanya diturunkan (diwariskan) dari satu individu ke anakannya. Dalam sistem tradisional, pewarisan sifat terjadi secara acak. Sehingga, pada saat petani menyilangkan dua tetua tanaman, anakan yang diperoleh bisa bervariasi.
Bioteknologi memberikan kemudahan dengan mentargetkan sifat tertentu yang diinginkan. Sebagai contoh, gen padi yang mengkode sifat ketahanan terhadap cekaman kekeringan pada padi dapat diambil dari padi tersebut, kemudian dipindahkan pada padi yang rentan terhadap kekeringan. Maka, akan terbentuk padi yang tahan terhadap kekeringan. Begitulah gambaran pembuatan tanaman transgenik secara garis besar.
Pekerjaan perakitan tanaman trangenik dilakukan di laboratorium yang terkontrol. Sehingga, bahan-bahan yang digunakan tidak terlepas ke alam secara bebas. Semua langkah yang dilakukan dengan prinsip kehati-hatian, dari mulai langkah awal hingga menjelang pelepasannya. Bahan-bahan yang digunakan sebagian besar adalah bahan yang berasal dari alam seperti enzim restriksi yang dapat memotong DNA, enzim ligase yang dapat menggabungkan DNA dan lainnya. Mekanisme yang terjadi pada saat eksperimen juga menyerupai kerja enzim-enzim secara alami. Artinya, mekanisme yang berlangsung akan meniru mekanisme yang terjadi dalam sel secara alami. Beberapa mesin digunakan untuk membantu mempermudah teknik penelitian, seperti inkubator pada suhu tertentu yang menyerupai suhu enzim saat bekerja dalam sel.
Pelaksanaan penelitian dalam laboratorium yang terkontrol, langkah penelitian yang penuh kehati-hatian dan penggunaan bahan yang aman diharapkan dapat menjaga keamanan lingkungan. Sebagai tambahan, sebelum suatu produk rekayasa genetik dapat dilepas ke pasaran, produk tersebut wajib melewati regulasi keamanan pangan, pakan dan lingkungan untuk memastikan keamanan produk tersebut.(tt)