masukkan script iklan disini
Potret Pertanian - BBN ( Bahan bakar nabati ) adalah semua bahan bakar yang berasal dari minyak nabati. BBN dapat berupa Bio-diesel, Bio-etanol, Bio-oil (minyak nabati murni). Bio-diesel yang merupakan bentuk ester dari minyak nabati setelah adanya perubahan sifat kimia karena proses transesterifikasi yang memerlukan tambahan metanol.
Berikut beberapa tanaman perkebunan yang penghasil BBN atau bahan bakar nabati yang berdasarkan studi literatur dan lapangan yang telah dilakukan, ada sepuluh jenis tanaman perkebunan yang berpotensi sebagai bahan bakar nabati (BBN), yaitu:
- Aren (Arenga pinnata). Produksi nira aren pada umur 6-12 berkisar 8-22 liter/pohon/hari. Untuk memperoleh 1 liter etanol (kadar alkohol 70-90%) dibutuhkan 20-25 liter nira aren segar.
- Bunga Matahari (Helianthus annus L.). Panen pada umur 120 hari setelah tanam. Produksi rata-rata sekitar 2,2 ton/hektar untuk penanaman sepanjang musim dan 1,7 ton/hektar untuk penanaman 2 kali. Kadar minyak 25-50%.
- Jarak Kepyar (Ricinus communis L.). Panen pada umur 100-105 hari tergantung varietas. Ada 3 varietas, yaitu Asb 22, Asb 60, dan Asb 81, tetapi yang diminati petani adalah Asb 81, karena batang lebih kekar, tahan pada perubahan iklim, dan proses pembijiannya lebih mudah. Produksi rata-rata 1,6 ton/hektar. Kadar minyak 53-56%.
- Kelapa (Cocos nucifera L.). Daging buah kelapa merupakan salah satu sumber BBN yang diolah menjadi cocodiesel. Cocodiesel dapat secara langsung digunakan atau dicampur dengan solar. Nira dan air kelapa dapat juga dibuat bioetanol. Perkebunan kelapa bisa menghasilkan gula 19 ton/hektar/tahun setara dengan 12,9 m3 bioetanol/hektar/tahun. Air kelapa melalui proses penambahan starter, fermentasi, destilasi, dan dehidrasi, akan dihasilkan bietanol.
- Kemiri Sunan (Aleurites trisperma Blanco). Potensi produksi pada umur >10 tahun dapat mencapai 250 kg/pohon/hektar, apabila populasi 100 pohon/hektar, maka dapat dihasilkan 25 ton biji dan setara dengan 9.805 liter minyak kasar.
- Kesambi (Schleichera oleosa Merr). Daging biji mengandung minyak 70%. Tanaman kesambi di Indonesia belum banyak dibudidayakan secara intensif.
- Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.). Berbuah mulai umur 5-20 tahun dan berbuah 2 kali setahun. Kadar minyak 50%. Minyak biji nyamplung memiliki lama pembakaran 2 kali lipat dibanding dengan minyak tanah.
- Sagu (Metroxylon spp.). Umur panen batang sagu 7-10 tahun. Rata-rata produksi sagu 15 ton/hektar/tahun dan bila difermentasi akan menghasilkan 7,5 kilo liter bioetanol.
- Simalakian (Croton tiglium). Produksi buah pada tahun pertama + 0,3-0,5 ton/hektar dan meningkat hingga 3-5 ton/hektar setelah dewasa. Rendemen minyak 25-26% sehingga produksi minyak dapat mencapai 1,2 – 2,5 ton/hektar/tahun.
- Wijen (Semamum indicum L.). Umur panen bervariasi antara 2,5-5 bulan. Potensi produksi 0,9-1,6 ton/hektar. Kadar minyak 45-55%. MInyak wijen juga berpotensi sebagai biofuel dengan melalui proses transesterifikasi untuk menghasilkan biodiesel.