masukkan script iklan disini
POTRET PERTANIAN - Universitas Diponogoro Manfaatkan FIO (Filter Inlet Outlet) Teknologi Balitbangtan, Badan Penenlitan dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (Balingtan) mulai bergeliat dan merambah dalam menjalin kerjasama terutama dengan Perguruan Tinggi yang ada di wilayah Jawa Tengah. Masyarakat Jawa Tengah harus merasakan kehadiran inovasi teknologi yang dihasilkan oleh Balingtan dan untuk memasyarakatkan inovasi tersebut diperlukan kolega yang solid. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro yang mempunyai kepedulian yang sama dengan Balingtan terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Berbekal dari hal inilah, terjalin kerjasama yang diinisiasi oleh Dr. Nur Endah Wahyuningsih, M.S.i. dosen sekaligus akademisi yang mempunyai bidikan jitu dalam pemanfaatan teknologi Balingtan guna mendukung Program Pengabdian Masyarakat di wilayah Brebes Jawa Tengah.
Masyarakat Brebes sebagian besar adalah petani bawang merah dengan penggunaan pestisida tinggi. Perilaku petani terhadap pestisida belum memenuhi kaidah keamanan yang memadahi, seperti tidak menggunakan masker ketika menyemprotkan pestisida, tidak menggunakan pakaian tertutup (lengan panjang), menyemprot sambil merokok dan menyemprot tidak mengikuti arah angin. Selain itu, petani membuang sisa pestisida dan mencuci semprotan di selokan sawah, padahal selokan sawah menjadi salah satu jalur perawatan tanaman (menyemprot, menyiram, mempupuk, dan juga nguleri). Bila dihitung, petani bawang sekurang-kurangnya 4 jam dalam sehari kontak langsung dengan air yang ada di selokan yang telah terkontaminasi pestisida.
Melihat kondisi tersebut maka Dr. Endah mempunyai gagasan mengurangi residu pestisida dengan memanfaatkan Implementasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sederhana. IPAL tersebut digunakan untuk pembersihan residu pestisida yang diletakkan pada saluran sebelum dibuang ke lingkungan atau dimanfaatkan masyarakat. Pada kesempatan kunjungan ke Balingtan 23 November 2017 tahun lalu, Dr. Endah dan Tim melihat langsung implementasi FIO di saluran embung Balingtan. “Meskipun kecil setidaknya dengan alat FIO ini dapat meminimalkan kontaminan dan bermanfaat bagi masyarakat” tutur Dr. Endah. FIO ini berfungsi sabagai filter yang ditempatkan di saluran masuk (inlet) dan atau saluran keluar (outlet) untuk menyaring air (khususnya air irigasi) sehingga yang masuk ke lingkungan (lahan pertanian) bebas dari bahan pencemar, demikian juga yang keluar dari areal persawahan, sehingga air sehat tersebut berguna bagi tanaman dan lingkungan.
Pada kesempatan yang sama telah dilakukan penandatanganan kerjasama antara Dekan FKM UNDIP Hanifa Maher Denny, SKM, MPH, Ph.D dan Kepala Balingtan Dr. Asep Nugraha Ardiwinata, M.Si. Balitbangtan akan terus melakukan teknologi dan inovasi di bidang lingkungan pertanian untuk dapat di manfaatkan bagi para petani.(Yf)