masukkan script iklan disini
Potret Pertanian - Dalam berbudidaya tani memang tidak lepas dari yang namanya hama dan penyakit yang mengancam untuk menurunkan hasil dan kualitas produksi tanaman yang kita budidayakan, tanpa terkecuali melon yang juda mempunyai hama dan penyakit yang akan datang setiap saat, Nah sebelum kita terjun langsung untuk bercocok tanam buah yang satu ini, tidak ada salahnya jika harus paham dan mengerti hama dan penyakit apa saja yang setiap saat akan mengancam keberhasilan tanaman melon yang akan kita budidayakan. Berikut Cara Atasi Hama dan Penyakit Pada Tanaman Melon semoga bermanfaat dan selamat membaca.
Hama Pada Tanaman Melon
1. Gangsir
Gangsir
menyerang batang tanaman muda terutama pada tanaman yang baru saja
pindah tanam. Serangannya dilakukan pada malam hari, dengan memotong
batang tanaman tetapi tidak memakannya. Hama ini bersembunyi di dalam
tanah dengan membuat liang pada tanah, keberadaan gangsing dapat
dicirikan adanya onggokan tanah pada muka liang. Cara pengendaliannya
adalah dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak
1gram pada lubang tanam.
2. Ulat Tanah
Hama
jenis ini menyerang tanaman pada malam hari, sedangkan pada siang
harinya bersembunyi di dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat tanah
menyerang batang tanaman yang masih muda dengan cara memotongnya,
sehingga sering dinamakan juga ulat pemotong. Cara pengendaliannya
adalah dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak
1gram pada lubang tanam.
3. Ulat Grayak
Ulat
grayak menyerang daun tanaman bersama-sama dalam jumlah yang sangat
banyak, ulat ini biasanya menyerang di malam hari. Pengendalian yang
dapat dilakukan adalah dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif
sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil,
kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang
tertera pada kemasan.
4. Ulat Jengkal
Gejala
serangan ulat ini ditandai pada tepi daun muda terdapat bekas gigitan
serangga yang makin lama makin makin ke tengah hingga tersisa tulang
daunnya. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan penyemprotan
insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos,
klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis
sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.
5. Thrips
Serangan
thrips ditandai dengan adanya bercak-bercak keperakan pada daun
tanaman yang terserang. Hama ini lebih suka mengisap cairan daun muda
sehingga menyebabkan daun yang terserang mengeriting, akhirnya tanaman
menjadi kerdil. Pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida berbahan
aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir,
sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis sesuai petunjuk yang
tertera pada kemasan.
6. Kutu Daun
Kutu
daun mengisap cairan tanaman terutama pada daun yang masih muda,
kotoran dari kutu ini berasa manis sehingga menggundang semut. Daun yang
terserang mengalami klorosis(kuning), menggulung dan mengeriting,
akhirnya tanaman menjadi kerdil. Pengendaliannya dengan penyemprotan
insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid,
asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis
sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.
7. Kutu Kebul
Hama
ini berwarna putih, bersayap dan tubuhnya diselimuti serbuk putih
seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun
sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian hama ini dengan
cara penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam,
imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau
lamdasihalotrin dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.
8. Tungau
Tungau
bersembunyi di balik daun dan menghisap cairan daun. Daun yang
terserang berwarna kecoklatan dan terpelintir, serta pada permukaan
bawah daun terdapat benang-benang halus berwarna merah atau kuning.
Pengendalian tungau dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida
akarisida berbahan aktif propargit, dikofol, tetradifon, piridaben,
klofentezin, amitraz, abamektin, atau fenpropatrin dengan dosis sesuai
petunjuk yang tertera pada kemasan.
9. Kumbang Daun
Kumbang
daun dinamakan juga oteng-oteng. Serangannya ditandai dengan adanya
bekas gigitan serangga membentuk guratan-guratan konsentris pada daun.
Selain merusak daun kumbang ini juga merusak bunga melon.
Pengendaliannya dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif
sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil,
kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang
tertera pada kemasan.
10. Lalat Buah
Lalat
betina dewasa menyerang buah melon dengan cara menyuntikkan telurnya ke
dalam buah, kemudian telur berubah menjadi larva, telur-telur inilah
yang akhirnya menggerogoti buah melon sehingga buah menjadi busuk.
Pengendalian lalat buah dapat menggunakan perangkap lalat
(sexpheromone), caranya : metil eugenol dimasukkan pada botol aqua yang
diikatkan pada bambu dengan posisi horisontal, atau dapat pula
menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai lalat (misal nangka,
timun) kemudian dicampur insektisida berbahan aktif metomil. Selain itu
juga dapat dilakukan penyemprotan menggunakan insektisida berbahan
aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil,
kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang
tertera pada kemasan.
11. Tikus
Tikus menyerang
buah melon pada malam hari, pada siang hari biasanya hama ini
bersembunyi dalam sarang. Cara pengendaliannya dapat dengan memberikan
umpan yang telah dicampur rodentisida, campuran ini ditaruh di depan
lubang tikus yang masih aktif, ditandai dengan adanya sisa-sisa makanan
baru pada lubang atau terlihat bekas dilalui tikus. Selain itu bisa
juga dengan cara, pada lubang sarang aktif diberi kabit, dan disiram
dengan air kemudian lubang ditutup dengan tanah agar gas yang
ditimbulkan oleh karbit tidak keluar.
12. Nematoda
Serangan
nematoda ditandai adanya bintil-bintil pada akar. Nematoda merupakan
cacing tanah yang berukuran sangat kecil, hama ini merupakan cacing
parasit yang menyerang bagian akar tanaman. Bekas gigitan cacing inilah
yang akhirnya menyebabkan serangan sekunder, seperti layu bakteri,
layu fusarium, busuk phytopthora atau cendawan lain penyerang akar.
Cara pengendalian nematoda adalah dengan pemberian insektisida berbahan
aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.
PENYAKIT TANAMAN MELON
1. Rebah Semai
Rebah
semai biasa menyerang tanaman melon pada fase pembibitan. Cara
pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif
propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau
dimetomorf dengan dosis ½ dari dosis terendah yang tertera pada kemasan.
2. Layu Bakteri
Penyakit
ini sering menggagalkan tanaman, Serangannya disebabkan oleh bakteri.
Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan
pH tanah, memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan penggiliran
tanaman serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan bakterisida dari
golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin
sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin dengan dosis
sesuai pada kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi dapat diberikan
trichoderma pada saat persiapan lahan, pada umur 20hst dan 35 hst
dilakukan pengocoran dengan pestisida organik pada tanah, contoh
wonderfat dengan dosis sesuai anjuran pada kemasan.
3. Layu Fusarium
Gejala
yang ditimbulkan oleh layu fusarium hampir sama dengan layu bakteri,
yang membedakan hanyalah penyebabnya. Layu fusarium disebabkan oleh
serangan jamur. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain
dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman yang terserang,
melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan secara kimiawi
menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau
propamokarb hidroklorida dengan dosis sesuai pada kemasan. Sebagai
pencegahan, secara biologi dapat diberikan trichoderma pada saat
persiapan lahan, pada umur 20hst dan 35 hst dilakukan pengocoran dengan
pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat dengan dosis sesuai
anjuran pada kemasan.
4. Busuk Phytopthora
Penyakit
ini menyerang semua bagian tanaman. Batang yang terserang ditandai
dengan bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan. Serangan serius
menyebabkan tanaman layu. Daun melon yang terserang seperti tersiram
air panas. Buah yang terserang ditandai dengan bercak kebasah-basahan
yang menjadi coklat kehitaman dan lunak. Pengendalian secara kimiawi
menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan
adalah metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil atau dimetomorf
dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah
tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram.
5. Gummy Stem Blight
Penyakit
ini bermula dari bagian bawah batang tanaman yang nampak seperti
tercelup minyak, selanjutnya mengeluarkan cairan berwarna merah cokelat
dan akhirnya tanaman mati. Daun yang terserang ditandai dengan bercak
bundar melekuk ke dalam berwarna cokelat kehitaman lama kelamaan daun
akan mengering. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida
sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil
tiofanat, karbendazim, tridemorf, difenokonazol, atau tebukonazol dan
fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau
mankozeb.
6. Powdery Mildew
Gejala diawali
dengan bercak bulat kecil berwarna keputihan pada permukaan bagian
bawah daun. Kemudian bercak akan menyatu dan berkembang ke permukaan
daun bagian atas sehingga daun seperti diselimuti tepung. Pengendalian
secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang
bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim,
difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif
klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.
7. Downy Midew
Terdapat
bercak berwana kuning muda pada permukaan daun yang dibatasi oleh
tulang daun, sedangkan pada permukaan bagian bawahnya terdapat massa
spora yang berwarna kehitaman. Pada serangan yang parah terjadi
pembusukan tulang daun yang akhirnya menyebabkan tanaman mati.
Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan
aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim,
difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif
klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.
8. Antraknosa
Antraknosa
sering juga diistilahkan dengan nama patek. Penyakit ini menyerang
semua bagian tanaman yang ditandai dengan adanya bercak agak bulat
berwarna cokelat muda, lalu berubah menjadi cokelat tua sampai
kehitaman. Semakin lama bercak melebar dan menyatu akhirnya daun
mengering. Gejala lain adalah bercak bulat memanjang berwarna kuning
atau cokelat. Buah yang terserang akan nampak bercak agak bulat dan
berlekuk berwarna cokelat tua, disini cendawan akan membentuk massa
spora berwarna merah jambu. Pengendalian secara kimiawi menggunakan
fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah
benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol,
dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau
mankozeb.
9. Kudis (scab)
Serangan pada
buah muda akan tampak bercak berwarna hijau-cokelatan melekuk ke dalam,
bagian pinggirnya mengeluarkan cairan yang akan mengering seperti
karet. Pada buah tua serangan penyakit ini akan membentuk kudis
bergabus yang berwarna cokelat, tetapi proses pematangan buah tidak
mengalami hambatan. Namun setelah dipanen, cendawan akan aktif dan buah
mudah membusuk. Pada daun yang terserang akan terlihat bercak cokelat
kebasah-basahan dan mengeluarkan lendir. Pengendalian secara kimiawi
menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan
adalah metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil, atau
dimetomorf dan fungisida kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb,
propineb, ziram, atau tiram.
10. Bercak Daun
Penyakit
ini disebabkan oleh serangan bakteri, berkembang pesat terutama pada
musim hujan. Serangan ditandai dengan adanya bercak putih dan bersudut
karena dibatasi tulang daun. Kemudian bercak berubah menjadi cokelat
kelabu serta bagian bawah daun mengeluarkan cairan, akhirnya daun
mengering. Pengendaliannya menggunakan bakterisida dari golongan
antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam
oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin, atau dari golongan
anorganik seperti tembaga. Dosis sesuai pada kemasan.
11. Virus
Virus
merupakan penyakit yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan
terutama pada musim kemarau. Gejala serangan umumnya ditandai dengan
pertumbuhan tanaman yang mengerdil, daun mengeriting dan terdapat bercak
kuning kebasah-basahan. Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan
penangkalnya. Penyakit ini ditularkan dari satu tanaman ke tanaman
lain melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi
menjadi penular virus diantaranya adalah thrips, kutu daun, kutu kebul,
dan tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penular virus, baik
melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama pada saat
pemangkasan. Beberapa upaya penanganannya virus antara lain :
membersihkan gulma (karena gulma berpotensi menjadi inang virus),
mengendalikan hama/serangga penular virus, memusnahkan tanaman yang
sudah terserang virus, kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada
tenaga kerja agar tidak ceroboh saat melakukan penanganan terhadap
tanaman.
Demikian sedikit Cara Atasi Hama dan Penyakit Pada Tanaman Melon semoga bermanfaat dan selamat mencoba salam sukses selalu dari Potret Pertanian.